< 1%

< 1%

OA 24052021


Lihat YouTube, ada remaja yang terkena Ablasi Retina tinggal kurang dari 1% masih semangat. Saya terbawa semangat dong…  Setelah kontrol Operasi Vitrektomi ke-3 (OV III), pas ke dr mata ternyata statusnya lebih buruk, bukan <1%, tetapi tidak bisa melihat alias buta sebelah.  Alhamdulillah masih ada mata kiri, walaupun sudah operasi katarak, Alhamdulillah masih bisa beraktivitas normal dengan beberapa keterbatasan. Terutama mobilitas menjadi sangat rendah, perlu dilatih lagi agar bisa dapat “rasa” nya menyetir mobil lagi.


https://telegra.ph/Klaim-Asuransi-Gigna-05-24


Seperti halnya cinta dari mata turun ke hati. Buta sebelah ini berpengaruh kemana-mana, tidak hanya ke hati, tetapi juga ke pikiran, ke pola aktivitas, ke mata kiri, ke gestur, ke postur, ke rasa, ke pola membaca, pola duduk dstnya… Sampai akhirnya turun ke pinggang  kanan di Lumbar 4-Lumbar 5 (L4-5) yang sudah ada bakat pengapuran, terkenalah syaraf kejepit. Sepanjang kaki  kanan semutan, ngilu, dan di beberapa titik nyeri hebat. Kaki kanan tidak bisa lurus, bahkan terkadang tidak bertenaga untuk menopang tubuh. Mulai ke dr syaraf, dr rehap medik, ke fisioterapi, ke H. Na’im, ke Guru Singa, dan akupuntur. Alhamdulillah nggak terlalu lama, hanya sekitar 2 bulan, terutama di Ramadan 1421 ini, dibanding OV III yang sudah berjalan > 1 tahun sejak dimulainya PSBB di Maret 2020.

https://telegra.ph/Syaraf-Kejepit-05-24


Jadi di April Mei 2021 ini full fisioterapi dan full analgetik. Alhamdulillah semua membaik, eh seminggu setelah lebaran gigi depan patah. Karena tidak sakit (mungkin efek analgetik untuk syaraf di L4-5), saya pikir hanya tambalan saja yang lepas. Jadi setelah ditambal sementara di dr. gigi. Hari ini 24/05/21 kontrol ulang, karena tidak ada rasa sakit, maka hari ini gigi depan kiri langsung dicabut. Setelah disuntik berkali-kali, ternyata masih sakit, ada patahan di akar gigi yang sulit dicabut. Alhamdulillah akhirnya tercabut juga. Hehehe nyeri huntu bari hayang seuri :)

https://telegra.ph/Huntu-05-24


Alhamdulillah bisa merasakan syaraf mata, pinggang, dan gigi. “Duh Gusti meuni teu nyaho heureuy-heureuy acan”. Teringat becandaan zaman SMA. Teringat ungkapan  di pesantren sufi kalau ada yang sakit: “ah Cuma jazad saja, yang penting jangan hati, ruh, dan rasa yang sakit”.  Ternyata kalau mau belajar merasakan, tidak bisa dipisahkan lahir dan batin, material dan spiritual, jazad dan ruh, syariat dan hakikat. Semua yang spiritual diperoleh dari pemahaman perjalanan material. Mungkin juga syaraf rasa jazadiyah berkaitan dengan sir rasa ruhiyah…  Berkaitan dengan kehidupan. Baik yang dengan, bersama, maupun di dalam Kehidupan. Semoga. Bismillah, Alhamdulillah, la ila ha illaLah…. Semakin diberikan pemahaman dan pengenalan rasa kehidupan. Aamiin YRA… Pangestunipun Bapak Kyai Tanjung.

Report Page