about her

𝐉𝐔𝐌𝐀𝐓, 𝐅𝐄𝐁𝐑𝐔𝐀𝐑𝐈 𝟐𝟎𝟐𝟐.

Halo, saya Jaka.

Yang ingin saya ceritakan raganya diberi tajuk indah, Nanaz. Lengkapnya Sheenaz Fleur. Mudahnya eneng, karena kalau sayang sudah sering.

Waktu saya chattingan sama Nanaz, senyum saya menyungging sendiri karena dia lucu. Ternyata dia bisa manis tanpa disuruh juga.

Mungkin Nanaz lupa beberapa fakta tentang saya. Seperti misalnya saya suka bagaimana kurva saya melengkung dengan alasan yang satu. Menghabis kanvas putih dengan goresan pensil yang saya analogikan hari, juga warna yang saya analogikan Nanaz.

Saya suka saat kita bersama, walau cuma detik hitungan.

Nanaz adalah senja yang belum mau terkubur, atau fajar yang terlalu subur. Terang benderang membakar pembuluh. Desir darah saya rasakan tiap saat maniknya melengkung, tertawa sendiri.

Matanya bulat hitam jelaga, bibir merah delima yang kalau melantunkan kata amat lucu. Nanaz dipahat Tuhan gemas namun tak jarang ia membuat saya kesal. Rambutnya panjang persis seperti kuda poni.

Nanaz adalah si pintar nomor sepuluh, saya nomor duanya, nomor satunya nggak tahu siapa. Nanaz, jangan marah-marah ya setelah ini, 'kan fakta.

Si gadis bilang katanya dia suka menonton film. Ada janji nonton sama saya tapi nggak jadi — belum kesampain saja mungkin. Orangnya suka menebak-nebak, juga benci saat perasaannya merebak, bersemarak.

Apalagi kalau inti rasanya diarahkan pada saya. Intuisi katanya waktu itu. Tapi saya tersenyum senang. Teriak sebentar. Berhasil sih bikin dia senyum kesal, tapi habis itu dia saya peluk erat. Makasih kata saya.

Ternyata waktu itu saya tidak memendam rasa sendirian. Rasa lancang mengatasnamakan sayang. Saya pikir cuma bercanda, ternyata semesta sedang serius-seriusnya waktu saya deg-deg an karena sebatas chatting dengannya. Sialan.

Untuk si eneng, he he, saya titip salam

dari hati yang paling dalam.

Malam-malam,

di bawah lampu temaram juga bumantara yang kelam.

          Salam sayang,

                       SONJERO TOLAND.

https://telegra.ph/mumpuni-rasa-02-25