Upps ! ada Polisi pengepul batu hitam illegal, diduga di beking oknum propam polda gorontalo
Koran Telegraph.idBelum hilang dari ingatan publik kasus yang sangat menghebohkan dan menyita perhatian, bahkan presiden jokowi ikut mengomentari kasus pembunuhan yang dilakukan Irjen Ferdi Sambo mantan kadif propam mabes polri. Kasus sambo kemudian menyeret para petinggi propam lainnya yang dianggap membantu memuluskan pembunuhan ajudan di rumah dinasnya itu.
Bahkan efek kasus sambo, justru merembet kepersoalan konsorsium 303 yang diduga dibeckingi oleh kaisar sambo. hal ini membuat publik geram, respon cepat Kapolri atas desakan publik ini pun menjadi pertaruhan institusi polri untuk memperbaiki citranya, diberbagai daerah dilakukan penangkapan judi togel dan illegal lainnya yang meresahkan.
Seolah tak pernah belajar dari pengalaman, di bagian timur indonesia disebuah provinsi termiskin ke lima di indonesia ini justru marak kegiatan pertambang illegal, ironisnya pelaku pertambangan dari kalangan oknum TNI dan Polri.
Jika kekaisaran sambo meliputi bisnis judi dan becking illegal yang sempat viral beberapa waktu lalu, maka anakan sambo yang ada di gorontalo tak ingin kalah dari junjungannya dengan membeckingi tambang illegal batu hitam yang didalamnya ada oknum anggota polri yang akrab di sapa ko ale alias Bripka Harton.
Dugaan keterlibatan oknum anggota polri dipusaran bisnis batu hitam kembali mencuat, setelah sebelumnya oknum Kapolres Bonebolango di copot karena diduga terlibat dengan salah satu investor illegal.
Kini muncul lagi oknum anggota Polri yang diduga sebagai backing dari penjualan dan pendistribusian material batu hitam illegal.
Keterlibatan oknum anggota Polri ini mencuat saat sejumlah wartawan dan LSM mengamankan sebuah truck yang melintas di jalan trans sulawesi Kabupaten Gorontalo. (https://www.liputan6.com/regional/read/5165862/belasan-kasus-tambang-ilegal-batu-hitam-di-gorontalo-jadi-pr-tahun-2023)
Dari penuturan para pekerja, ko ale alias bripka harton membeli material batu hitam dari para pengepul (kabilasa) yang ada di suwawa timur, setelah terkumpul kemudian diangkut keluar gorontalo. dalam setiap bulannya ko ale melakukan pengiriman material antara 10 sampai 15 kontener.
"Ko ale ini kalu mo ba angkut selalu ba jaga, jadi kami merasa aman karena dijaga polisi" tutur ka miun salah satu pekerja dari ko ale.
masih menurut ka miun, jika dalam pengangkutan material batu hitam ko ale alias bripka harton selalu mengawal dan sebelumnya telah menghubungi komandan yang menurut ko ale merupakan salah satu petinggi propam di gorontalo, bahkan aktivitas ko ale menjadi pengusaha batu hitam sudah diketahui kapolda sehingga tidak ada yang berani menangkap. (baca : https://kontras.id/2023/03/03/miris-bisnis-ilegal-batu-hitam-masih-merajalela/)