Sungguh, Bukanlah Ini Ucapan Manusia!

Sungguh, Bukanlah Ini Ucapan Manusia!

Media Tashfiyah
Keajaiban Al Quran. Mengupas Mukjizat Terbesar Nabi Termulia.

Adalah Al Walid bin Mughirah. Dia seorang pemuka, pembesar, dan tetua di Quraisy, pemilik harta dan kedudukan. Saking mulianya, dia dijuluki Al 'Adl. Julukannya yang lain adalah Raihanatu Quraisy, Harumnya Bangsa Quraisy. Orang-orang Quraisy bersama-sama memakaikan kiswah Ka'bah satu tahun, di tahun berikutnya Al Walid memakaikannya sendirian.

Suatu hari, Al Walid mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dia mengatakan, “Bacakanlah kepadaku.”

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun membacakan Al Quran kepadanya:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kerabat, dan melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” [QS. An Nahl:90]

“Ulangilah!” kata Al Walid

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam pun mengulanginya.

Al Walid pun mengatakan, “Demi Allah! Sungguh, Al Quran ini memiliki kenikmatan dan dia memiliki keindahan! Benar-benar atasnya berbuah dan bawahnya memancar! Tak mungkin seorang manusia mengucapkan ini!”

===

“Demi Allah! Sungguh, Al Quran ini memiliki kenikmatan dan dia memiliki keindahan! Benar-benar atasnya berbuah dan bawahnya memancar! Tak mungkin seorang manusia mengucapkan ini!” ~ Al Walid bin Mughirah, salah satu pembesar kafir Quraisy.

Quraisy pun mendengar ucapan Al Walid dan merasa khawatir dengan itu. Betapa tidak?! Kalau Al Walid masuk Islam, semua Quraisy akan berbondong-bondong melakukannya.

"Al Walid sudah murtad dari agama kita! Demi Allah! Quraisy juga akan mengikutinya!" orang-orang Quraisy sedang berembuk.

"Serahkan urusannya kepadaku!" Abu Jahal menenangkan mereka.

===

Abu Jahal pun mendatangi Al Walid untuk merayunya tetap pada agama kesyirikan. Tampak pada wajahnya kesedihan. Al Walid mengatakan kepadanya, "Kenapa engkau sedih, keponakanku?"

“Bagaimana tidak sedih, Quraisy sedang mengumpulkan uang untuk Anda,” kata Abu Jahal.

“Kenapa?” tanya Al Walid.

“Untuk diberikan kepada Anda dikarenakan usia Anda yang sudah sepuh. Mereka menyangka Anda mendatangi Muhammad mendengarkannya untuk makan dari pemberiannya.”

Al Walid pun marah. “Quraisy itu tahu bahwa aku orang yang paling banyak harta dan paling banyak anak! Adapun Muhammad dan teman-temannya itu, apa pernah dia kenyang makanan?! Kok bisa-bisanya mau memberi.” tolak Al Walid.

“Kalau begitu, ucapkanlah sesuatu agar kaummu tahu Anda mengingkarinya atau membencinya,” Abu Jahal memberikan arahan.

“Apa yang bisa aku katakan?” kata Al Walid.

“Demi Allah! Tidak ada yang lebih tahu syair daripada aku. Tidak ada lebih tahu rajaz dan qashidah syair dibanding diriku. Tidak ada yang lebih tahu syairnya jin selainku. Demi Allah, apa yang dia baca, tidak menyerupai apa pun dari itu semua. Demi Allah! Yang dia baca itu memiliki kenikmatan. Padanya ada keindahan. Berbuah di atasnya. Memancarkan di bawahnya. Sungguh, itu adalah ucapan yang tinggi, tidak ada yang melebihi ketinggiannya. Benar-benar menginjak-injak yang di bawahnya,” sambung Al Walid.

“Kaum Anda tidak akan rela, sampai Anda mencelanya.”

“Ya sudah, sebentar, aku akan berpikir apa yang tepat untuk mencelanya.”

Setelah beberapa saat berpikir, Al Walid pun mengatakan, “Ini adalah sihir yang dia pelajari dari orang lain.

===

Dalam riwayat yang lain, setelah diberi tahu oleh Abu Jahal, Al Walid pun pergi bersamanya menuju perkumpulan Quraisy. Al Walid mulai menyampaikan pertanyaannya.

"Kalian mengira bahwa Muhammad itu gila, apa kalian pernah lihat dia kesurupan?"

"Demi Allah, tidak pernah." jawab kaumnya.

"Kalian menyangka bahwa dia melakukan praktik perdukunan, apa kalian pernah melihat dia melakukan perbuatan dukun sebelumnya?"

"Demi Allah tidak." kata mereka.

"Kalian kira bahwa dia adalah penyair, apakah kalian pernah mengucapkan syair sebelumnya?"

"Demi Allah, tidak."

"Kalian sangka bahwa dia itu pendusta, apakah sebelumnya kalian pernah didustai olehnya?"

"Demi Allah tidak."

Al Walid pun berpikir, dia menimbang-nimbang dan bermuka masam. Lalu, dia mengatakan, "Dia itu pasti seorang penyihir. Apa kalian tidak melihat dia telah memisahkan antara anak dengan bapak, istri dengan suami?”

Allah pun menurunkan ayat:

ذَرْنِي وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا (11) وَجَعَلْتُ لَهُ مَالًا مَمْدُودًا (12) وَبَنِينَ شُهُودًا (13) وَمَهَّدْتُ لَهُ تَمْهِيدًا (14) ثُمَّ يَطْمَعُ أَنْ أَزِيدَ (15) كَلَّا إِنَّهُ كَانَ لِآيَاتِنَا عَنِيدًا (16) سَأُرْهِقُهُ صَعُودًا (17) إِنَّهُ فَكَّرَ وَقَدَّرَ (18) فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ (19) ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ (20) ثُمَّ نَظَرَ (21) ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ (22) ثُمَّ أَدْبَرَ وَاسْتَكْبَرَ (23) فَقَالَ إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ يُؤْثَرُ (24) إِنْ هَذَا إِلَّا قَوْلُ الْبَشَرِ (25) 

74:11. Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian.

74:12. Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak,

74:13. dan anak-anak yang selalu bersama dia,

74:14. dan Ku lapangkan baginya (rezeki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya,

74:15. kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya.

74:16. Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (Al Qur'an).

74:17. Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan (siksaan yang berat lagi dahsyat).

74:18. Sesungguhnya dia telah berpikir dan mengira-ngira (apa yang ditetapkannya),

74:19. maka celakalah dia! Bagaimanakah dia mengira-ngira?

74:20. Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia mengira-ngira?,

74:21. Kemudian dia berpikir,

74:22. sesudah itu dia bermasam muka dan merengut,

74:23. kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri,

74:24. lalu dia berkata: "(Al Qur'an) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu),

74:25. ini tidak lain hanyalah perkataan manusia"

[QS. Al Muddatsir: 11-25]


Diringkas dari beberapa riwayat

Dapatkan buku "Keajaiban Al Quran" menyingkap Mukjizat terbesar Nabi Termulia. Pesan di WhatsApp redaksi Tashfiyah atau pemasaran kami.

Report Page