Puspornosu

Puspornosu




⚡ TÜM BİLGİLER! BURAYA TIKLAYIN 👈🏻👈🏻👈🏻

































Puspornosu
Dein Browser wird nicht mehr unterstützt. Aktualisiere ihn, um YouTube und unsere neuesten Funktionen optimal nutzen zu können. Weitere Informationen

Kategoriler

Arap (12.760)

Asyalı (12.574)

Büyük göğüsler (12.935)

Eş değiştirme – Swingers (12.813)

Genç ve Yaşlı (12.826)

Irklararası pornolar (25.587)

Latin (12.618)

Zenciler (12.746)





gaytube porno fil izle uzun film gibi pornolar puspornosu ingiltere porn videoları amatör türk erkek pornoları
SELAM BEN HATİCE YAKIŞIKLI Bİ ERKEKLE SEX YAPMAK İSTİYORUM AMA ETRAFIMDA YOK GİBİ OLANDA EVLİ FARKLI BİŞEY YAPALIM ARA BENİ! NUMARAM: 0035 351 57 32
Have not account yet? REGISTER HERE
Free & easy. Just fill in the blanks.

Kategoriler

Arap (12.750)

Asyalı (12.565)

Büyük göğüsler (12.929)

Eş değiştirme – Swingers (12.806)

Genç ve Yaşlı (12.814)

Irklararası pornolar (25.572)

Latin (12.611)

Zenciler (12.738)





tecvüz porno film izle lezz porno video konulu uzun pornoo film zecavüz sahneleri mature sıkişleri
SELAM BEN HATİCE YAKIŞIKLI Bİ ERKEKLE SEX YAPMAK İSTİYORUM AMA ETRAFIMDA YOK GİBİ OLANDA EVLİ FARKLI BİŞEY YAPALIM ARA BENİ! NUMARAM: 0035 351 57 32
Have not account yet? REGISTER HERE
Free & easy. Just fill in the blanks.


Kubik Berjalan
Merenda Cerita dengan Aksara


Already have a WordPress.com account? Log in now.




Kubik Berjalan



Customize




Follow


Following


Sign up
Log in
Report this content


View site in Reader


Manage subscriptions

Collapse this bar






Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here:

Cookie Policy


Gara-gara melihat tendangan pisang ala David Beckham, tiap sore saya mencoba dan menirunya di lapangan sebelah rumah. Namun berulangkali saya gagal. Tendangan saya tak kencang. Tak terarah. Bahkan mencoba menendang jauh pun tak bisa dilakukan.
Ayah saya tampak tertawa kecil jika usaha saya selalu gagal. Mungkin karena perasaan iba, saya disuruh mengikuti klub sepakbola yang ada di UNY. Puspor FC. Saya masuk ke klub tersebut pada usia 10 tahun. Usia yang bertepatan dengan masuknya millenium baru. Saya ikut bersama adik saya yang pertama. Tujuannya satu. Jago menendang ala ala David Beckham.
Masuk di klub tersebut, saya dilatih oleh orang yang sangat fantastis. Dialah yang nantinya mengajarkan saya bagaimana teknik menendang, menggiring, bertahan, maupun menyerang dalam sepakbola. Namanya Dedy. Bertopi dan selalu menggantungkan peluit di lehernya. Tubuhnya sedikit tambun namun jangan ditanya jika dia disuruh menggocek bola. Lincah dan lihai.
Pertama kali saya masuk ke klub tersebut, saya sudah disuruh menendang dengan menggunakan telapak kaki dalam. Baik kanan maupun kiri. Bola yang digunakan hanya ¾ dari bola sepak biasanya. Mungkin karena kami masih kecil makanya bola yang digunakan juga kecil. Latihan tersebut dilakukan selama 10 menit. Hasilnya tidak jelek tapi juga tidak bagus. Yang penting bolanya sampai ke pemain lawan.
Setelah itu, kami dibagi dalam 2 tim. Saya satu tim bersama adik saya. Saya berada di posisi striker dan adik saya berada di posisi gelandang kiri. Pertandingan tersebut menjadi awal yang baik bagi saya maupun adik saya. Saya mencetak 1 gol sedangkan adik saya mencetak 4 gol. Bagi pemain baru yang berada disitu, hal tersebut merupakan sesuatu yang spektakuler. Terutama bagi adik saya. Selepas pertandingan tersebut, saya berjanji akan menjadi pemain sepakbola profesional yang baik. Impian yang mungkin sama dengan anak-anak lelaki usia saya.
Latihan demi latihan digembleng oleh Mas Dedy. Ia tak henti-hentinya menyoraki kami jika kami melakukan kesalahan. Kalo topinya sudah diangkat dan dia mulai merapikan rambutnya, itu tandanya dia agak jengah dengan etos kerja kami. Kalo sudah begitu, ia sesekali mencontohkan bagaimana latihan yang benar dan baik.
Setiap pemain pasti punya baju masing-masing. Warnanya biru-kuning. Karena saya bermain sebagai striker, tentu saya memilih no.10 . Sayangnya, no tersebut sudah digunakan oleh anak lain. Saya sedikit tertunduk lesu. Namun saya tak kehilangan akal, saya mendapat inspirasi dari Ivan Zamorano. Legenda Inter Milan asal Chile. Waktu itu ia ingin menggunakan no 9. Sayangnya, no tersebut sudah digunakan Ronaldo. Lantas ia menggunakan no 1+8. Nah itu menjadi inspirasi saya dalam membuat nomor. Lantas, saya usul untuk dibuatkan nomor yang mirip dengan Ivan Zamorano. Namun, saya sedikit memodifikasinya. 9+1. Dan ternyata no tersebut disetujui Mas Dedy.
Saya mungkin menjadi satu-satunya anak yang memiliki nomor nyeleneh. Toh, Puspor pun bersedia membuat baju bola sesuai pesanan saya. Saya sedikit bersyukur.
Mas Dedy sangat jeli dalam menempatkan pemainnya. Adik saya yang awalnya pemain gelandang kiri kemudian dipindahkan menjadi kiper. Mungkin ia melihat reflek adik saya cukup baik. Begitu pula dengan saya. Awalnya saya berposisi menyerang, namun saya disuruh menjadi gelandang bertahan. Saya sempat kikuk. Toh, badan saya sangat kurus dan kecil. Apalagi kalo disuruh berduel dengan pemain yang lebih besar. Pasti saya keok. Tapi, Mas Dedy selalu menyemangati dan memberi trik-trik bagaimana menjadi gelandang bertahan yang baik.
Dan akhirnya pun saya menikmati peran tersebut. Begitu pula dengan adik saya. Bahkan adik saya pernah menyabet kiper terbaik dalam sebuah turnamen di UNY. Dia pernah menahan 4 tendangan penalti dalam drama adu penalti. Sedangkan saya mulai mengerti kenapa saya ditempatkan di gelandang bertahan oleh Mas Dedy. Kaki sebelah kanan saya yang sedikit lebih panjang daripada kaki kiri menjadi penyebabnya. Katanya itu menjadi kelebihan saya dalam mengambil bola dari pemain lawan.
Saya kadang agak aneh dengan cara berpikir mas Dedy. Keputusan dalam menempatkan pemain, metode latihan yang terkadang unik dan pilihan strategi pada saat sebuah pertandingan resmi. Tapi kami semua anak selalu hormat dengan apa yang diucapkan oleh Mas Dedy.
Saya jadi berpikir, seorang pelatih pasti selalu jeli dan berani dalam hal mengambil keputusan. Dan keputusan tersebut meskipun aneh, tapi pelatih berani jamin bahwa yang dilakukannya adalah benar. Dan Mas Dedy mampu melakukan tersebut.
Sekarang Mas Dedy mungkin sudah pensiun. Atau mungkin masih aktif melatih sepakbola. Saya tak tahu kabarnya. Saya hanya bertahan di Puspor selama 2 tahun. Ibu saya melarang melanjutkan aktivitas bola karena saya dihadapkan unas SD. Tapi saya sangat berhutang budi dengan Mas Dedy. Ia yang mampu mengetahui dengan detail kelebihan dan kekurangan setiap anak. Dan disaat selesai latihan, Mas Dedy selalu menasehati anak-anaknya dengan sebuah kalimat.
“Kalo bermain bola, bermainlah dengan bahagia”

Türk Kızlık Bozma ızle Fotoraf
Köylükızıizle
Skİşe Görüntülerİ

Report Page