Pentingnya Tauhid

Pentingnya Tauhid

Karya Santri

Seseorang yang mengaku Islam tapi masih melakukan kesyirikan itu lebih jelek daripada musyrik zaman Nabi ﷺ. Musyrikin di zaman Nabi tidak berani mengatakan "لا إلٰه إلّا الله" karena mereka memahami jika mereka mengatakannya, maka wajib bagi mereka untuk meninggalkan sesembahan selain Allah ﷻ. Akan tetapi keduanya tetap kekal dalam neraka.

Allah ﷻ berfirman:

و المشركين في نار جهنّم خالدين فيها

Artinya: “Dan kaum musyrikin, mereka kekal dalam neraka jahannam.”

Kurangnya ilmu tauhid, menyebabkan banyaknya yang terjerumus ke dalam kesyirikan, dalam keadaan mereka tidak tahu bahwa itu syirik.

Sebagaimana yang diucapkan oleh Asy-Syaikh Sholeh Fauzan حفظه الله تعالى:

"غلب الجهّال الذين لا يميزون بين الشرك و التوحيد."

Artinya: “Semakin banyak orang-orang bodoh yang tidak bisa membedakan antara syirik dan tauhid.”

Dan kesesatan tak akan terjadi kecuali dengan 5 (lima) sebab:

  1. Bodoh dalam ilmu agama
  2. Hawa nafsu
  3. Taqlid buta
  4. Berteman dengan teman yang sesat
  5. Mengamalkan hadits palsu

Kesyirikan yang sering terjadi di antaranya adalah percaya dengan jimat yang dapat memberi manfaat dan menolak bala.

Dari Ibnu Mas’ud رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:

إنّ الرقى و التمائم و التوالة شرك

Artinya: “Sesungguhnya mantra-mantra, jimat, dan pelet itu syirik.”

(Ilustrasi jimat)

Kita yang sudah mengetahui hal tersebut wajib untuk menjauhinya; dan bagi yang pernah melakukannya, segeralah bertaubat; karena Allah ﷻ satu-satunya Rabb yang Maha Pengampun.

قل يا عبادي الذين أسرفوا على أنفسهم لا تقنطوا من رحمة الله إنّ الله يغفر الذنوب جميعا إنّه هو الغفور الرحيم

Artinya: “Katakanlah, wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”


Penulis:

Ananda Muhammad Faiq Affandi; santri kelas 9 Marhalah Mutawassithah Dhiya'us Sunnah Cirebon asal Tangerang

Referensi:

  • Al-Qur’anul Karim
  • Mulakhkhosh fi Syarh Kitabit Tauhid

Report Page