Cerita sex ibu guru liar bahagia colmek

Cerita sex ibu guru liar bahagia colmek


Cerita sex ibu guru liar bahagia colmek di cerita kali ini aku akan menceritakan suatu kisahku, sebelum, tersebut perkenalkan namaku Dona dan aku masih berumur 25 year dan kini aku bekerja sebagai Guru di SD Jakarta. Aku amat hobi sekali bersama yang namanya mansturbasi bersama dengan membayangkan kontol teman sekantorku dan bererbagai fantasi yang amat aku idam kan, lebih-lebih sejak aku jomblo hampir setahun ini. Dan beginilah, belakangan ini kalau tengah horny aku bukan kenal area untuk memuaskan gejolak birahiku. Balik ke cerita tadi…


Sangkin nikmatnya masturbasi di toilet sekolah, aku hingga bukan sadar jika pintu toilet meski kututup tetapi bukan kukunci. Aku semakin bukan peduli, yang kutahu aku kudu memuaskan birahiku yang tengah terbakar, kucoba menghindar desahanku, meski terlepas juga terlepas berasal dari desahan kecil berasal dari bibir tipisku.

“Sshh..Emhhh”, desakan kecil berasal dari bibir tipisku. Aku membayangkan bercinta bersama pak Oki, guru olah raga baru di sekolah tempatku bekerja, pak Oki sungguh tampan dan tubuhnya benar-benar kekar, siang hari memperhatikannya yang tengah memberi petunjuk cara meregangkan otot kepada murid kelas 6 Sd. ototnya begitu keakar, belum ulang tersedia tonjolan yang menggelembung di antara pahanya. Tetap terbayang-bayang, aku menjadi ga kaut ulang menghindar birahiku hingga kelanjutannya di toilet sekolah ini jam pelajaran berakhir dan sekolah udah sepi. Aku membayangkan bercinta bersama pak Oki di toilet ini, mengawasinya yang besar di vaginaku berasal dari arah belakang, mendorong tubuhku supaya aku memaksa tubuhku untuk tembok dan sedikit menungging.

Aku mempraktekkannya seolah-olah semuanya konkret, satu tangan bertopang di dinding dan yang lain membelai klitorisku berasal dari depan. ‘Uuuh pak oki’, desisku pelan. aku konsisten mengejar kenikmatan, keringatku mulai keluar berasal dari atas keningku. Bukan lama saya merasa hampir tiba di ujung kenikmatan tersebut, tapi tiba-tiba, ‘Braaak’, toilet tiba-tiba terbuka. ‘Bu dona’, kata orang yang berdiri di depan pintu toilet bersama dengan mata yang bukan berkedip melihatku. Aku kaget, ‘Pak parman ehhhh…’, kataku kaget ketika menonton pak parman, cleaning service sekolah yang umurnya kurang lebih 40 tahunan. Sangkin kaget dan bukan sadar lakukan apa saya jongkok merapatkan kakiku sangkin kagetnya, tapi kita berada di antara selangkanganku, begitu kaget hingga luapa menarik tanganku. ‘Pak parmaan keluar’, kataku bersama nada pelan.

Tidak cukup terbuka sahih, keluar namun malah cepat masuk dan menutup pintu kamar toilet dan menguncinya. ‘Ngapain pak… keluar,’ perintahku bersama terus berjongkok sambil merapikan rok ku ke bawah yang tadinya tersingkap hingga ke pinggul. ‘Bu dona’, kata parman sambil mendekatiku dan mendekap tubuhku. Aku bertambah kaget, tetapi aku tdak berani berteriak, aku takut tersedia orang yang mengerti jika aku masturbasi di toilet sekolah. ‘Jangaan pak’, kataku berusaha melepaskan dekapannya, kugeser tubuhku untuk melepaskan diri berasal dari dekapannya, tapi dia konsisten mendekapku hingga aku menabrak dinding. ‘Jangan paak’, kataku takut, dia bukan mendengarkanku, apalagi dia mendekati wajahnya dan menciumi leherku, ‘Jangaaan’, kataku ulang.

ibu guru liar

Menonton parman yang begitu beringas bersama dengan mengalirkan nafas dan menciumi leherku dan mulai meraba raba buah dadaku. Aku mengerti terkecuali aku terjebak, aku berusaha melawan, bersama tenaga aku dorong tubuhnya, berhasil, dia terjatuh di lantai toilet.

Aku segera mengambil kesempatan, berdiri ke arah pintu, tetapi ketika aku mencoba mengakses grendel pintu toilet. Tanganku terputus oleh tangan parman yang kekar, ‘Lepaskan’, kataku, tetapi parman yang telah kesetanan tersebut bukan mendengarkanku, dia malah memutar tangan kananku ke belakang tubuhku bersama dengan paksa, menekan tangan kiriku didinding. Aku terjebak, tenaganya kuat sekali, layaknya terkunci dan bukan dapat bergerak,

‘Pak parmman jangan…sakit..lepaskan’, kataku memohon bersama melodi memelas.

‘Bu dona… biarkan aku…’, katanya didekat telingaku, dengusan nafasnya hingga terasa menerpa telingaku.

“Ahhh”, aku memohon ulang begitu jelas tubuh kekarnya menekan tubuhku kedinding. Aku terlalu takut, ketika merasa tersedia benda yang keras kenyal menabrak bokongku.

‘Ahh k*ntolnya telah tegang, dia akan memperkosaku’, jerit batinku

Aku semakin memberontak berusaha melepaskan kuncian tangan yang menghambat kedua tanganku. ‘Sebaiknya bu dona jangan memuat, nanti tersedia orang yag dengar, biarlah saya dipukuli tapi saya akan cerita ke seluruh orang terkecuali ibu dona masturbasi di kamar mandi’, mengancam, aku kurangi perlawananku, ancamannya begitu mengena. Lebih-lebih di sekolah yang aku kenal sebagai wanita anggun yang berkarisma. Aku menunjang perjuanganku…berpikirlah.

Kesempatan tersebut bukan disiakannya, tangan kananku diletakkan di atas merapat dindinding manunggal bersama dengan tangan kiriku, bersama dengan tangan kirinya dia menghambat kedua tanganku.


‘Jangan paak, kumohhhon jangaan’, aku memelas kepadanya. Tetapi sia-sia, tangan kanannya udah bebas meraba raba buah dadaku, dia memeras buah dadaku keras sekali. Mengidamkan rasanya menangis namun aku takut malah tersedia yang dengar.

“Aahh bu dona..toked bu dona gede banget emmhh’, kata-kata kotor yang memuji pujian keluar berasal dari.tidak cukup bahagia meraba buah dadaku yang masih menutup baju, dia menarik mundurku ke atas berasal dari didalam rokku. Tangannya yang kasar mulai terasa meraba raba perutku,

‘Ammpuun pakq’, kucoba ulang memohon ketika dia mulai memeras buah dadaku.

’Emmh bu dona, gede banget toket bu dona”, katanya kembali bersama berbisik berasal dari belakang, dengusan nafasnya yang berderu menandakan dia amat bernafsu. Dan aku dapat merasakan penisnya telah terlampau keras sekali menabrak pantat pantatku. Ini seluruh menandakan dia sahih-sahih telah benar-benar menginginkan menyetubuhiku.

‘Bu dona ijinkan saya ngent*tin bu dona’, bisiknya pelan sambil menarik rokku ke atas. Aku memadai baik, tapi tenagaku bukan kuat melepaskan kuncian tangan.

‘Pak..Jangan panggangi aku’, kataku memelas. menentukan yang apapun katakan bukan bisa membendung nafsu setannya, bukan kurasakan tangan kanannya meraba raba badan.

penasaran apa yang tersedia. aku menoleh ke belakang dan alangkahnya kaget..

‘Oooh jangan pak’, aku panik ketika saksikan ke belakang dia mengeluarkannya, meski bukan begitu tahu aku dapat lihat penisnya yang besar dan hitam legam telah keluar berasal dari sarangnya. Belum hilang rasa kagetku, Parman menekan tubuhku, merasakan benda kenyal dan keras mengesek dan menabrak pantatku.

‘Aduuh pantat bu dona montok banget’, katanya meremas pantatku. Aku terkaget, aku baru kecuali kala masturbasi tadi aku melepas celana dalamku dan celana dalamku masih tergantung di pintu toilet.

‘Gawat neh’, pekikku di dalam hati paham bokongku bukan dibaluti kain ini. Tentu dia bersama enteng menemukan target tembaknya apa kembali vaginaku mengeluarkan cairan gara-gara masturbasi tadi, aku jadi panik ulang, aku takut membayangkannya. Kucoba ulang memberontak, tetapi konsisten sia sia.

Aku pasrah, rasanya bukan bisa saja tanggal, kurasakan tersedia benda kenyal tengah menggesek belahan vaginaku yang licin layaknya melacak cari target. Selanjutnya benda tersebut berhenti tepat di mulut lubang vaginaku sesudah memperoleh target tembak, k*ntol parman telah berada tepat di depan mulut vaginaku, aku sungguh bukan berdaya.

‘Pak parman ampun pak’, kataku memohon kembali paham di dalam hitungan detik k*ntolnya akan langsung masuk ke di dalam tubuhku.

‘Bu dona telah lama saya pengen giniin bu dona, bu dona seksi banget’, katanya dan tiba-tiba kurasakan k*ntolnya masuk, panik mencoba melawan sengan residu harapanku, terlepas tetapi malah gara-gara gerakan k*ntol tersebut malah mulai aku panik mencoba melawan sengan residu harapanku, terlepas tetapi malah dikarenakan gerakan tersebut malahan masuk ke didalam lubang vaginaku,

‘Aaaah tidaaak’, pekikku di dalam hati ketika kurasakan k*ntolnya terasa terbenam matahari terbenam vaginaku. Aku menarik nafas, mendambakan rasanya menangis.

Sungguh sia-sia, vaginaku yang udah basah ketika aku masturbasi tadi malah memudahkan batang tersebut masuk, namun kupikir tersebut lebih baik, jikalau bukan barangkali vaginaku mampu terinfeksi sebab tersedia benda yang memaksa masuk, berkat cairan yang sebelumnya memang udah membanjiri vaginaku k*ntol parman yang besar tersebut pun masuk secara perlahan menggesek dinding lubang vaginaku secara perlahan.

’Emmmh bu dona, vagina bu dona enak banget, ooohhh’, desahnya didekat telingaku ketika k*ntolnya dibenamkan sedalam barangkali dan terasa menyentuh rahimku,

‘Ya ampuuun panjang banget k*ntol laki laki ini, ampuuun’, pekikku di dalam hati. Aku berharap k*ntol tersebut telah mentok dikarenakan terasa terlalu keras menabrak rahimku dan terasa sedikit perih gara-gara jujur ​​aja belum dulu tersedia benda sebesar tersebut masuk ke vaginaku. Ketika batangan tersebut amblas, aku terdiam, antara bingung, takut, kagum, nikmat dan kaget. Semuanya berkecamuk dikepalaku… aku sahih-sahih terdiam, bukan bergerak.

Aku pasrah, bukan mengeluarkan keluar katapun, bukan kusangka khyalanku bercinta di toilet sekolah, dan disetubuhi berasal dari belakang kesampean juga, namun bedanya tidak bersama dengan pak oki dan aku bukan ingin ini berlangsung. Tetapi sebenarnya, laki laki yang tengah mendesah desah di belakangku, yang tengah membenamkan batangannya di lubang surgaku yang berharga adalah pegawai kebersihan alias cleaning service di sekolah kita.

Fenomena yang mesti kuterima, parman tengah nikmati vaginaku, nikmati penisnya keluar masuk di lubang lubangku.

‘Oooh bu dona…ohhh enaknya’, desah parman ga karuan berkali kali

’Emmmh’, aku mendesis kecil, meski aku bukan puas namun tiba-tiba aku merasakan rasa nikmat meski tersamar oleh rasa takutku. Parman tetap mengocok k*ntolnya tanpa henti, begitu didalam melesak masuk di lubang vaginaku. Kedua saya masih ditahan oleh tangan yang kekar di dinding toilet.

‘Oooh ya ampppuuun k*ntolnya teraasa banget’, teriakku di dalam hati. Ketika saya mulai tenang, saya mengetahui kecuali k*ntol parman memang besar dan keras sekali, bertumpu dan tusukan k*ntolnya begitu mantap mencukupi lubang vaginaku. Terasa banget tersedia benda yang mengganjal selangkangku, mulai menebarkan rasa nikmat yang menjalar di semua tubuhku.

Diam diam aku mulai nikmati diperkosa pria ini, tiap-tiap kali dia menggerakkan batang k*ntolnya, darahku berdesir, sungguh luar biasa nikmat yang kudapat. Ketika dia menancapkan penisnya ulang ke di dalam liangku, aku mendesis pelan, kucoba bukan mengeluarkan melodi, aku terlampau arogan untuk mengakui terkecuali batangan tersebut sungguh beri tambahan kesenangan, namun konsisten saja keinginan kecil keluar berasal dari bibirku.

‘Mmmh mmmmh’, desisku pelan.

‘Enakkan bu?, katanya tiba tiba.

Ternyata dia paham terkecuali saya mulai nikmati tusukan k*ntolnya. Aku terdiam malu, bukan berani berkomentar, jika kubilang bukan atau memaki makinnya, tentu memahami aku bohong dikarenakan vaginaku udah mengeluarkan tak terhitung cairan yang menandakan aku juga terangsang dan nikmati enjotan k*ntolnya. Aku mencermati dan mencoba dan mencermati hal yang mengecup pipi kananku.

‘tunggingin dikit bu dona’, sambil menarik pantatku ke atas.

‘Tidak cukup ajaaar… beraninya dia malah menyuruhku menungging’, umpatku di dalam hati.

Tetapi aku bukan punyai pilihan tak hanya merampungkan birahinya secepat bisa saja, dan berharap sehingga semuanya secepat bisa saja berakhir. Aku ikuti saja kemauannya bersama dengan menunggingkan pantatku.

’Emmh pantat bo dona memang montok banget, ga keliru apa yang aku khayalin selama ini’, katanya sambil meremas remas bokongku gemas.

‘Gila, ternyata aku telah lama menjadi fantasi laki laki ini’, pikirku didalam hati.

Merasa posisiku telah siap, sambil tangan kirinya menghambat pinggulku, dia lagi menggerakkan k*ntolnya ulang.

’Emmh pak pelan’, kataku kurasakan penetrasi penetrasi k*ntolnya terasa lebih didalam berasal dari sebelumnya,bisa saja sebab aku menunggingkan pantatku agar posisi vaginaku sahih-sahih bebas hambatan.

Parman bukan memperlambatnya, malah merusaknya, saya mulai mendesah-desah masih mempertahankan sikapku,

’Emmh emmmh’, desisku merasakan benturan batangannya di lubang vaginaku.

Saksikan yang terdorong mendorong kedepan, parman sepertinya sengaja mendorong kedua tanganku supaya aku mampu menghambat tekanan terhadap tubuhnya, bersama kedua kita bertumpu terhadap tembok. – PARISQQ

’Emmmh gila seret banget’, erangnya. Kini kedua-tangannya meremas remas bokongku yang bulat padat sambil bukan berhenti mengocok k*ntolnya.

‘Ooh bu oooh’, parman semakin keras mendesah, aku menjadi takut kecuali-terkecuali tersedia orang yang mendengar desahannya tersebut.

“Pak parman..ja..jangan berisik pak..”, kataku memohon takut desahannya didengar orang.

‘I..I..Iya bu emhh abis enak banget’, katanya pelan bersama nafas menderu.

Kocokan k*ntolnya terasa semakin cepat. Tidak cukup senang meremas-remas bokongku, dia menguakkan belahan pantatku. dan kurasakan satu jarinya membelai anusku. Kontan aja aku menggeliat, pantatku bergoyang ke kanan ke kiri gara-gara kegelian.

‘Oooh pak parman..oooh’, aku tidak kembali mendesis tapi desahan mulai keluar berasal dari bibirku, rasa nikmat yang tercipta berasal dari kocokan k*ntol parman ditambai gesekan jarinya yang membelai anusku layaknya racikan yang waktu sebabkan aku lupa diri, dan membuatku bukan sanggup membendung desahanku. Hebat sekali, rasanya aku mulai sahih sahih nikmati seluruh ini, tubuhku terasa terlampau geli, kenikmatan rasanya menyebar diseluruh tubuhku.‘oooh ahhh’, aku semankin menggila desahanku bertambah keras saja, parman tidak saja sebatas membelai anusku bersama jarinya tapi memasukkan satu jarinya ke anusku dan menusuk nusuk jarinya ke anusku, refleks pantatku semakin kutungingin, tiap kali dia menarik k*ntolnya dia membalasnya bersama dengan menusukkan jarinya ke anusku. Jujur saja terlintas dibenakku untuk melaksanakan anal sex bersama dengan pak parman, layaknya yang pernah dulu kulakuan bersama pacarku.

Parman semakin mengerang tak karuan, bukan kuhiraukan kembali apa yang dikatakan parman, rasanya aku udah mau orgasme.

‘Saya mau keluar..ahh bu dona’, kudengar samar samar erangannya, tetapi bukan kupedulikan gara-gara aku juga merasa telah mau orgasme.

‘Ooh emmmh oooh’ desahku lebih keras, kurapatkan tubuhku kedinding, parman mengikuti tubuhku dan menekan keras keras k*ntolnya kedalam vaginaku, apalagi dia menusuk jarinya hingga amblas di dalam anusku

‘Ahhhh setaaan kau parmaaaaan’, lirihku panjang, aku orgasme, aku bukan mampu menahannya, sungguh luar biasa aku dapat orgasme ketika diperkosa.

Kutelan air liurku nikmati residu kenikmatan, masih kurasakan penis parman mencukupi liangku, namun bukan kurasakan kembali jari parman di anusku, kedua tangannya memegang pantatku dan memompa k*ntolnya bersama dengan ganas.

‘Oooh bu dona oooh’, tiba tiba parman mengerang keras dan menekan tubuhku keras, aku kaget paham dia mau orgasme, tetapi terlambat, diringi erangannya, k*ntol parman telah menyemburkan sperma hangat menyirahi rahimku. Berkali kali dia mengehentakkan penisnya didalam-didalam menyebabkan tubuhku terdorong ke tembok.

‘Ooooh emmmh’, entah kenapa aku ikut nikmati sensasi ketika parman orgasme di liangku, denyutan-denyutan kecil batang k*ntolnya terasa di sinding lubang vaginaku ketika cairan hangat spermanya berhamburan keluar menyirami lubangku.

‘Ahhh apa yang kulakukan? Parman orgasme di vaginaku’, pekikku di dalam hati. Aku tersadar lagi, kurapatkan tubuhku kedinding dan menarik nafasku, aku teringat kecuali aku memang telah mau haid, aku cuman mampu berharap spermanya bukan membuahi telur dirahimku.

‘Ahh bu dona emmh’, dia mencoba mencium pipiku namun kudorong bersama dengan mata melotot. Melihatku protes, dia langsung merapikan pakaiannya tanpa membersihkan k*ntolnya yang masih dilumuri cairan vaginaku.

‘Cepat keluar pak’, kataku bersama dengan nada lantang sambil merapikan posisi rokku. Parman tanpa berkata apa apa segera keluar dan kukunci pintu toilet. Aku segera membersihkan kemaluanku berasal dari cairanku sendiri dan sperma parman yang mengalir keluar,

‘Gila..Tak terhitung banget spermanya’, umpatku didalam hati.

Aku menggunakan celana di dalam dan merapikan baju yang kukenakan. Aku mengendap endap toilet bersama hati berdebar, takut tersedia orang yang mengerti apa yang berlangsung tadi di toilet. Keadaan lebih kurang sekolah sepi, memang sementara tersebut udah hampir jam 4 sore. Bersama hati berdebar aku memasuki ruangan guru, saksikan kepala sekolah dan 2 orang guru belum pulang ulang sibuk bersama dengan urusan masing-masing. Aku sedikit bernafas lega meski perasaan kotor masih tersedia dipikiranku. Dan sore tersebut aku pulang kerumah bersama dengan perasaan yang bukan menentu antara malu, dan takut.


Report Page