Cerita Sex Ibu Terbaru

Cerita Sex Ibu Terbaru




👉🏻👉🏻👉🏻 ALL INFORMATION CLICK HERE 👈🏻👈🏻👈🏻




















































Seputar Trik dan Tips - TrikJitu.Online
Seputar Tips dan Trik Jitu, Info Terbaru 2018, Tutorial, Zodiak, Kata Mutiara dan Informasi Lainnya
HomeUpdate JituCerita Dewasa Terbaru Terlengkap 2021
Post by Tjon June 20, 2021Category : Update Jitu 95412 Kali diLihat
Cerita Dewasa Terbaru Terlengkap 2019 – Di kesempatan kali ini saya akan berbagi informasi atau artikel mengenai Cerita Dewasa Terbaru dan di artikel sebelum nya saya telah membahas atau membuat postingan tentang SMS Ucapan Selamat Malam yang bisa sobat baca juga. Untuk kali ini giliran Cerita Dewasa Terbaru Terlengkap 2018 yang akan saya bahas dan berikan infromasi lengkap nya kepada sobat sekalian yang memang sedang mencari nya.
bagi kalian yang belum berumur 20 tahun silahkan kalian baca artikel yang lain karena ini adalah Cerita Dewasa atau istilah lain nya Cerita Seks.
Untuk melihat informasi mengenai Cerita Dewasa Terbaru ini sobat bisa langusng lihat info lengkap nya langsung dibawah ini. Berikut ini Cerita Dewasa Terbaru Terlengkap 2013 yang bisa sobat simak atau lihat selengkap nya dibawah ini
Sebelum aku menceritakan cerita ngentot dengan ibu kandung, aku akan memperkenalkan diri dulu. Namaku Jimmy, umur 19 tahun, saat ini tercatat sebagai mahasiswa sebuah PTS terkenal di Surabaya. Keluargaku broken home, kedua orangtua kandungku bercerai sejak aku berumur 6 tahun. Aku tinggal bersama ayahku, singkat cerita sampai suatu hari dia terlibat masalah di luar negeri dan lalu aku tinggal bersama ibu kandung dan adikku.
Ibu kandungku sangat seksi dan cantik meski usianya sudah 36 tahun, sedangkan adikku sangat manis dan merangsang meski baru berumur 14 tahun, mungkin ini dikarenakan tubuhnya yang tumbuh dengan pesat sehingga tonjolan di tubuhnya terlihat menggairahkan.
Kisah Cerita Dewasa 2019 Anak Ngentot Ibu Kandung Sendiri – Nafsu seksku sangat besar, hampir setiap hari aku melakukan onani akibat ga kuat menahan gejolak sex. Setelah 3 minggu aku tinggal bersama mereka, timbul nafsu birahiku untuk menyetubuhi ibuku. Bagaimana tidak terangsang melihat wajah cantik yang dewasa dan menggairahkan serta tubuh yang seksi luar biasa (mungkin dikarenakan ikut senam). Setiap ibuku mandi, aku selalu menyempatkan diri untuk mengintipnya. Sambil melihat aku pun melakukan onani sampai-sampai maniku berceceran di lantai tempatku mengintip.
Setiap hari aku melakukan aktifitas ini tanpa takut ketahuan oleh ibu maupun adik dan pembantuku. Terkadang kalau tidak sempat, aku tidak membersihkan bekas maniku karena takut ibuku lebih dulu datang. Aku tidak tahu dia sadar akan hal ini atau tidak, tapi yang pasti sampai 3 minggu ini masih aman.
Pada pagi hari ibu menyiapkan sarapan untukku, aku duduk di meja makan menunggu sarapan tiba. Waktu itu adikku sudah berangkat sekolah, sedangkan pembantuku belanja ke pasar. Kulihat ibuku hanya memakai celana dalam, sedangkan bagian atasnya dia hanya memakai kaos, sehingga tonjolan dadanya terlihat sekali. Mungkin dia tidak risih berpakaian demikian karena seisi rumah biasanya hanya wanita, tetapi aku yang melihatnya membuat jantungku berdegup kencang dan darah mudaku pun mendesir. Apalagi sarapan yang kumakan kebanyakan menambah libido, sehingga birahiku pun semakin tinggi.
“Say.., celanamu kenapa..?” tanyanya.
Memang pada saat itu batang kemaluanku tegang sekali sampai terlihat dari luar celana. Saking kagetnya ditanya demikian, gelas yang sedang kuminum pun tumpah, untung tidak pecah.
“Kalau minum pelan-pelan dong, Sayang..” sahutnya sambil mendekatiku dan mengelap tumpahan air di bajuku.
Begitu dia mendekat aku merasa tidak tahan lagi. Aku segera berdiri dan memeluknya serta menghisap lehernya. Waktu itu otakku sudah keruh dan tak perduli apa-apa lagi.
“Say, jangan.. aku ini ibumu..,” hanya itu yang dia katakan, tetapi dia sedikit pun tidak melawan, malah kemudian membiarkan aku membuka kaosnya sehingga tubuh indahnya pun terlihat. Aku pun mulai menggerayangi seluruh tubuhnya, payudaranya yang besar kuhisap seperti pada waktu aku masih bayi, dan tanganku kupakai untuk memijat payudara sebelahnya serta untuk memeluknya.
Setelah itu daerah erotis lainnya pun segera kunikmati seperti dadanya, ketiak, sampai akhirnya aku terduduk mengarah persis di celana dalamnya. Kulihat waktu itu CD-nya sudah basah sekali, lalu kutarik CD-nya ke bawah dan langsung aku melakuan oral seks di liang kewanitaan ibuku. Waktu itu terciumlah bau khas wanita yang sebenarnya kurang sedap, tapi bau itu merupakan bau terindah yang pernah kucium dikarenakan nafsuku sudah memuncak.
Aku pun menciumi permukaan memek nya sambil lidahku menari-nari di daerah paling sensitifnya, perbuatanku ini membuatnya melonjak seperti kesetrum.
“Cukup Jim, hentikanlaah.. aah..” katanya tetapi tangannya terus memegangi kepalaku yang tenggelam di selangkangannya, bahkan menahanku untuk tetap menjilatinya.
Saat lidahku menjilati klitorisnya dengan lembut, tidak lama kemudian tubuh ibuku mengejang dengan hebat, dan desahannya semakin keras. Aku tidak perduli lagi dan terus menjilati kemaluan ibuku yang memuncratkan cairan-cairan kental saat dia mencapai orgasme tadi. Kuhisap semua cairan yang keluar, meskipun rasanya aneh di lidah tetapi terasa nikmat sekali.
Kemudian ibuku yang terlihat lelah melepaskan kepalaku dan duduk di kursi makan. Aku pun segera berdiri dan melucuti pakaianku. Dia tampak terkesan melihat batang kemaluanku yang besar dengan panjang kira-kira 15 cm dan berdiameter 4 cm. Ketika aku mendekat, ibuku mendorongku hingga aku terduduk di kursi makan dengan sisa tenaganya yang lemas. Kupikir ibuku menolak dan akan marah, tetapi dia segera berlutut mengarah ke batang kejantananku. Mulutnya begitu dekat ke kemaluanku tetapi dia diam saja. Aku yang sudah tidak tahan segera mendorong kepalanya menuju batang kejantananku.
Ibuku langsung mengulum penis ku dengan penuh nafsu. Hal itu terlihat dari kulumannya yang liar dan berirama cepat serta tangannya menggosok pangkal kemaluanku. Sambil dia melakukannya, kubelai rambutnya dan merasakan kenikmatan yang luar biasa, tidak terkira dan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata. Sampai akhirnya aku merasa tidak tahan lagi, air maniku menyembur di dalam mulut ibuku.
Dia segera memuntahkannya, dan kemudian membersihkan sisa-sisa air mani yang menetes di batang kejantananku dengan mulutnya. Melihat batang kejantananku masih tegang, dia segera naik ke pangkuanku dan membimbing burungku memasuki sarangnya. Akhirnya tenggelamlah seluruh batang kemaluanku ini ke liang senggamanya. Gila.., rasanya luar biasa sekali. Meski aku sering jajan, tapi kuakui liang kewaniataan ibuku ini terasa nikmat luar biasa dibanding lainnya.
Dia mulai naik turun menggosok batang kejantananku sambil memeluk kepalaku sehingga aku berada persis di belahan payudaranya. Hal itu kumanfaatkan untuk menikmati sekitar wilayah dadanya. Akhirnya dia berada di puncak orgasmenya, dan langsung mengerang kenikmatan.
Aku pun mulai kewalahan menghadapi goyangannya yang semakin liar, dan akhirnya muncratlah air maniku untuk kedua kalinya di dalam liang senggamanya. Kami pun lalu saling berciuman dengan mesra. Kemudian tanpa berkata apa-apa, dia langsung menuju kamar mandi dan membersihkan badannya.
Waktu itu aku sadar bahwa aku telah menyetubuhi ibuku sendiri, karena merasa bersalah aku segera meninggalkannya untuk berangkat kuliah setelah berbenah, sementara dia masih di kamar mandi. Aku tidak tahu apa nantinya yang kulakukan dan bingung menghadapi ini semua.

Hidup di villa mertua bersama istri yang sedang mengandung dan mertua yang menjanda memang terkadang akan menimbulkan masalah. apalagi bila ibu mertua berani menggoda menantunya untuk menemani kesepiannya
Aku tidak tahan lagi ingin menceritakan semua ini. Aku punya masalah yang sangat jarang terjadi. Aku sudah lama terjerat kasus ini dan selalu berusaha lepas tetapi selalu aku kembali terjerat dengan masalah ini seperti orang kecanduan.
Inti persoalannya adalah ibu mertuaku. Aku sudah menikah selama hampir 15 tahun dan dikaruniai 4 anak yang lucu-lucu. Sudah lama sebelum aku menikah dengan istriku ibu mertuaku sudah berstatus seorang janda yang relatif masih cantik dan memang kuakui tubuhnya menggairahkan.
Pada awal pernikahanku dengan istriku Yanti, segalanya begitu baik. Ibu mertuaku memang selalu berpakaian sopan dan tidak pernah menunjukkan hal-hal yang tidak baik. Tingkah lakunya selalu santun penuh sabar dan banyak memberikan pemikiran yang baik dan memang ibu mertuaku banyak disukai ibu-ibu RT di sekitar rumahnya.
Aku akui sampai sekarang memang aku belum mampu mempunyai rumah sendiri, sehingga sejak awal pernikahanku aku tinggal di rumah mertuaku. istriku adalah dua bersaudara, kakaknya juga perempuan ikut suaminya di pulau lain, sehingga memang ibu mertuaku kasihan kalau tinggal di rumah sendiri tanpa ada yang menemani.
Pada waktu itu memang aku selalu hormat pada ibu mertuaku dan aku juga cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah ibu mertuaku sehingga aku cepat diterima sebagai warga yang baik di situ.
Pada waktu itu aku sudah kerja di usaha garment. Letak kantor dan rumahku yaitu rumah ibu mertuaku sangat jauh, boleh dikatakan berbeda kota, sehingga aku selalu harus berangkat ke kantor pagi-pagi subuh. Hal ini memang sudah menjadi rutinitas sehari-hari yang wajar.
Hari demi hari berjalan wajar dan istriku mulai mengandung anakku yang pertama. Setiap pagi apabila aku bersiap-siap pergi ke kantor selalu istriku belum bangun, bahkan sampai aku berangkat biasanya dia belum bangun. Tetapi ibu mertuaku selalu sudah bangun dan sudah rapi, dan membantuku dengan menyiapkan sarapan. Semuanya berjalan baik.
Sampai suatu pagi ketika aku bangun tidur, ibuku biasanya baru selesai mandi dan beres-beres rumah. Tetapi tidak seperti biasanya, sekali ini kulihat ibu mertuaku keluar dari kamar mandi hanya memakai kimono yang ketat. Peristiwa itu memang tidak terlalu menjadi perhatianku karena dia adalah ibu mertuaku.
Besoknya terjadi hal yang sama, ibuku keluar dari kamar mandi pada saat aku baru bangun dan duduk di ruang tengah, dan sekali ini belahan tengah kimono di dada agak sembarangan di tutup sehingga agak terbuka sedikit. Yang mengkhawatirkan adalah hal ini mulai mempengaruhi pikiranku, tetapi aku selalu berhasil mengusirnya. Anehnya peristiwa seperti ini, aku baru bangun dan ibu mertuaku yang ceroboh selalu terulang.
Dan yang lebih lagi beberapa minggu kemudian pada saat aku baru bangun ibuku seperti biasa keluar dari kamar mandi dan seolah menjadi kebiasaan aku selalu mencuri-curi lihat ke tubuh ibu mertuaku. Tapi sekali ini ibuku hanya memakai handuk yang dilingkarkan ke tubuhnya. Dan jelas handuk tersebut terlalu pendek untuk menutupi semua kulit putih mulus milik ibu mertuaku. Aku akui memang ibu mertuaku masih terbilang muda atau orang mengatakannya awet muda.
Ibu mertuaku hanya senyum-senyum tanpa bersalah lewat di depanku dan masuk ke kamarnya. Adegan handuk ini kembali menjadi rutin yang seolah-olah berbalas-balasan antara ibu metuaku yang sedikit-sedikit seolah berusaha “menunjukkan” dan aku yang sedikit-sedikit berusaha mencuri lihat.
Sampai suatu hari seperti biasa ibuku lewat di depanku dan masuk ke kamarnya dan memang pintu kamarnya tidak pernah di tutup rapat, selalu dibiarkannya agak rengga sedikit, seolah-olah lupa. Dan di dalam kamar ketika ibu mertuaku ganti baju di balik pintu sekali-sekali ibuku berjalan di kamarnya dari satu ujung ke ujung yang lain untuk mengambil sesuatu yang ketingalan di lemari, dengan hanya memakai celana dalam dan BH. Seolah-olah tidak ada yang melihat, tetapi kadang-kadang aku menangkap sudut matanya yang sekejap melihat seperti ingin tahu apakah aku memperhatikannya atau tidak.
Kadang-kadang di dalam kamarnya itu ibuku memijit-mijit kakinya yang memang mulus, seperti pegal atau apa aku tidak tahu. Sambil duduk di pinggir tempat tidur dan masih memakai handuk di tubuhnya ibuku memijit-mijit kakinya dan kadang-kadang mengangkatnya sedikit, dan kadang-kadang seperti tidak sengaja agak merenggangkan pahanya sehingga aku dapat melihat celah-celah di antara pahanya dalam kegelapan tertutup handuk. Kadang aku seperti melihat lirikan mata ibu mertuaku sekejap dan seolah merasa puas kalau mengetahui bahwa aku berusaha melihatnya di celah pintu yang agak renggang. Kejadian ini berulang. Dan keadaan sehari-hari memang tidak ada perubahan sehingga istriku juga tidak mengetahui apa-apa, terutama juga ibu mertuaku bertingkah laku biasa dan memang tidak ada apa-apa. Namun pikiranku melekat padanya dan tidak bisa melupakan kejadian-kejadian tiap pagi.
Kadang-kadang sambil memijit kakinya tiba-tiba ibu mertuaku mengangkat kakinya sebelah ke atas tempat tidur dalam posisi masih duduk di pinggir tempat tidur, sehingga terlihatlah segalanya walau hanya sebentar kemudian kakinya diturunkan lagi. Dan memang apabila keluar dari kamar mandi ibu mertuaku tidak pernah memakai baju dalam karena semua pakaiannya ada di kamar tidurnya. Dan setelah selesai berpakaian, ibu mertuaku selalu senyum dikulum, seolah senang melihatku setengah mati berjalan membungkuk-bungkuk dan aku melepaskan segalanya di kamar mandi.
Kejadian bermacam-macam sering terjadi dan segalanya jadi tidak wajar lagi. Kalau aku bersenggolan dengan ibu mertuaku selalu ada perasaan berdesir dan berdebar, tapi ibu mertuaku cuek-cuek saja. Demikian berlangsung terus aku sering “tidak sengaja” menyenggol ibu mertuaku dan ibu nertuaku kadang-kadang “tidak sengaja” menyenggolku, demikian terus sampai anakku lahir dan sampai ketika anakku berumur 4 bulan.
Pada suatu hari aku pulang kantor pagi-pagi karena aku akan mendapat shift malam karena ada order mendesak. Di rumah hanya ada ibu mertuaku karena istriku sedang pergi ke rumah uwaknya bersama anakku. Dan biasanya kalau istriku ke rumah uwaknya maka bisa sampai sore baru pulang. Aku memang berencana untuk membetulkan kabel listrik di rumahku yang masih kurang untuk lampu depan. Ketika aku berusaha memasang kabel yang ditembok di kamar kulihat ibu mertuaku sedang memasukkan baju-baju yang baru diseterika ke dalam lemari siteriku. Secara insting saja aku mengambil kabel di tembok di belakang lemari yang bergelantungan yang sudah kulepas dari atas dan secara tidak sengaja lenganku menyentuh bagian depan atas dada ibu mertuaku. Aku agak terkejut dan berusaha menarik tanganku tetapi batal karena anehnya ibu mertuaku tidak berusaha menggeser badannya supaya aku tidak terhalang, dan kembali sibuk dengan baju yang sudah diseterika.
Aku juga seperti pura-pura tidak tahu dan menarik-narik kabel itu sedemikian rupa sehingga lenganku bergesekan dengan dada ibu mertuaku. Jantungku berdebar-debar kencang, dan ibu mertuaku juga kulihat hanya membolak-balik baju yang sudah di lemari tanpa tujuan. Tiba-tiba ibu mertuaku memandangku tajam, hanya sebentar kemudian kembali sibuk dengan baju-baju di lemari.
Perlahan-lahan kutarik tanganku dan kupindahkan ke pundaknya untuk merangkulnya. Aku yakin ibu mertuaku bisa mendengar betapa jantungku berdegup-degup keras dan aku agak gemetaran. Ketika perlahan kurangkul, ibu mertuaku tidak bergeser atau berpaling, dia tetap saja sibuk dengan baju-baju di lemari.
Posisi berdiriku sekarang sedemikian rupa jadi berada agak di belakang ibu mertuaku dengan satu tangan merangkul pundaknya. Aku memandangi leher putih ibu mertuaku dari belakang, dan aku tidak tahan tiba-tiba kupeluk ibu mertuaku dan kuciumi tengkuknya bertubi-tubi. Aku tidak perduli ibu mertuaku merasakan tonjolan keras yang merapat di belakangnya karena aku memang sudah tinggi. Ibu mertuaku tiba-tiba bergerak menghindar dan pergi serta mengatakan, “Jangan Dang..,” sedikit ketus, tanpa memandangku. Ibu mertuaku kembali ke ruang tengah tempat dia sedang menyeterika bajunya.
Keadaan dalam rumah memang sepi dan semua pintu tertutup sedangkan jendela depan dengan gorden tipisnya tidak bisa dilihat orang dari luar. Aku sudah demikian tinggi dan seperti kerasukan setan sudah tidak perduli dengan kaidah apapun. aku pura-pura ke dapur seolah-olah mengambil sesuatu di dapur dan kembali ke ruang tengah dari arah belakang dari ibu mertuaku. Aku pandangi tubuh ibu mertuaku dari belakang, dan memang tubuhnya indah sekali di balik baju dan rok yang ketat yang dikenakannya.
Aku pegang pundaknya dari belakang dan pelan-pelan kuusap-usap pundaknya, dan ibu mertuaku diam saja, kemudian tanganku pelan-pelan kulingkarkan di perutnya, ibu mertuaku kupeluk dari belakang. Aku ciumi kembali tengkuknya dengan lembut, dan sekali ini aku dapat merasakan bahwa ibu mertuaku juga berdebar-debar sama seperti keadaanku. Ibu mertuaku berkata berkali-kali “Jangan Dang..,” namum sekali ini tidak ketus tetapi seperti berbisik dan suaranya agak gemetar.
Tanganku aku naikkan ke dada ibu mertuaku sambil tak henti-hentinya aku menciumi leher ibu mertuaku yang putih mulus. Aku remas-remas dadanya dan ibu mertuaku tidak melawan malahan badannya agak menggeliat-geliat dan berkali-kali berbisik “Dadaanng..” Dari situ tanganku terus berpindah ke bawah dan masih dalam posisi memeluk dari belakang. Keadaan itu terus memanas dan akhirnya terjadilah semuanya di situ di sofa dekat meja seterikaan, aku menyetubuhi ibu mertuaku dan ibu mertuaku membalasnya dengan lebih panas.
Demikianlah awal kejadiannya. Pada mulanya aku selalu menyesal atas perbuatan yang baru saja kami lakukan tetapi seperti daya magnet yang kuat, kejadian itu selalu berulang kembali.
Kami berkali-kali melakukan diam-diam dan selalu istriku atau tetangga-tetangga kami tidak ada yang mengetahuinya, dan ibu mertuaku begitu pandai menutupi segalanya seolah tidak ada kejadian apa-apa. Aku banyak belajar dari ibu mertuaku bagaimana menutupi dan berlatih “bersabar” untuk tidak melakukan kesalahan apapun di depan orang lain. Bagi orang luar yang melihatnya hubungan kami terlihat wajar, keluarga kecil yang hidup serasi bersama ibu mertuanya.
Pada setiap kesempatan aku hanya berdua dengan ibu mertuaku selalu saja seolah-olah kami tidak mau menyia-nyiakan waktu dan melakukannya dengan keras dan sangat cepat agar cepat selesai. Keadaan sembunyi-sembunyi ini seolah merasuki kami dan membuat ketagihan. Bahkan ketika kami semua di rumah dan istriku pergi sebentar untuk berbelanja di ujung gang rumah kami atau pergi sebentar ke rumah teman, kami segera melakukannya dengan posisi berdiri atau di tempat cuci piring ibu mertuaku membungkuk dan posisiku dari belakang, kadang tanpa membuka baju kami dan hanya dibuka di daerah tertentu secukupnya. Bahkan kadang ibu mertuaku tidak melepas baju atau apapun dan hanya aku singkapkan celana dalamnya ke samping sedikit tanpa dilepas. Kalau aku bandingkan yang aku lakukan bersama ibu mertuaku bahkan lebih gila dari pada melakukannya dengan istriku. istriku tidak pernah mau melakukan posisi 69, tetapi ibu mertuaku paling suka kalau permainan pembukaanya dengan 69. Hampir segala macam posisi sudah aku lakukan bersama ibu mertuaku, yang tidak pernah kulakukan bersama istriku. Tapi memang aku tidak pernah menuntut apapun dari istriku.
Dulu ka
Sex Web Pussy
Video Sex Vintage Mom
Nikole111 Webcam Sex Video
Vlad Burk Sex Bomb
Beautiful Girl Sex Models
Cerita Dewasa – Cerita Sex, Kisah Seks Dewasa Bergambar 2020
Cerita Dewasa Bergambar – Cerita Dewasa
Cerita Dewasa Terbaru Terlengkap 2021 | TrikJitu.online
Bercinta Dengan Ibu Mertua ku | Cerita Dewasa Terbaru ...
CERITA SEKS BERGAMBAR TERBARU – PUTRI77
Cerita Dewasa 17 Tahun: DOSA SEORANG IBU
Situs Dewasa | Cerita Dewasa & Foto Model Hot
Cerita NGentot | Cerita Sex Panas | Cerita Dewasa Terbaru
Lendirgalery Kumpulan Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita ...
Cerita ibu tunggal - SlideShare
Cerita Sex Ibu Terbaru


Report Page