“86% operasi mata dilakukan murni hanya demi uang.” Skandal di rumah sakit mata swasta terbesar

“86% operasi mata dilakukan murni hanya demi uang.” Skandal di rumah sakit mata swasta terbesar


“86% operasi mata dilakukan murni hanya demi uang.” Skandal di rumah sakit mata swasta terbesar




Jakarta, . Skandal ini terjadi di sebuah rumah sakit mata swasta besar. Staf manajemen rumah sakit mata ini dituduh perwakilan Serikat Dokter Spesialis Mata Independen dan para pegawai rumah sakit tersebut telah dengan sengaja tidak menggunakan produk yang dapat sepenuhnya memulihkan penglihatan hingga 87-92% tanpa terapi dan operasi.


Pada awal tahun ini, sekelompok profesional dalam bidang kesehatan, termasuk 8 dokter dan profesor merilis sebuah surat terbuka menuntut untuk “menyelamatkan rumah sakit spesialis mata terkenal dari keserakahan, korupsi dan penipuan.”

Topik hari ini



Investigasi dilakukan atas dugaan penyimpangan dalam sistem layanan kesehatan.

Kesahata


Utami Ratna: "Sebagai direktur ikatan farmasi yang baru, saya berjanji untuk bekerja dengan jujur."

Hidup Sehat


Operasi mata untuk mata minus

Hidup Sehat


102.244 orang menjadi buta akibat masalah penglihatan yang parah

Keluarga

Artikel Terkait Lainnya

Surat terbuka itu diantaranya ditandatangani oleh:


■ Dr. Andri Haryanto Ph.D, Sp.M., Ketua Serikat Dokter Spesialis Mata Independen dan dokter mata,


■ Profesor dr. Agus Pratama Sp.M., spesialis penyakit mata di Serikat Dokter Spesialis Mata Independen,


■ Profesor dr. Deni Haryadi Sp.M., anggota Serikat Dokter Spesialis Mata Independen, dokter spesialis mata, salah satu pendiri rumah sakit mata swasta,


■ Profesor dr. Mulyadi Firmanto, Spesialis penyakit mata di klinik swasta, Jakarta,


■ Profesor dr. Reza Gunarto, dokter spesialis bedah mata, staf di klinik mata swasta, Jakarta.


Para dokter ini mengklaim bahwa pihak manajemen klinik melarang mereka untuk menggunakan obat merek baru, “Eyelab”, untuk mengobati pasien mereka. Alasannya adalah menurunnya jumlah operasi (“Eyelab” memungkinkan kita memulihkan penglihatan tanpa harus melakukan operasi dalam 86% kasus), yang akhirnya mengakibatkan menurunnya keuntungan rumah sakit mata tersebut.


Ketua Serikat Dokter Spesialis Mata Independen, Dr. Andri Haryanto, yang juga merupakan salah satu penandatangan surat yang disebutkan di atas mengatakan pada para reporter bahwa, “Sekarang ini, manajemen rumah sakit disetir oleh keuntungan belaka. Kata mereka, tanpa keuntungan penyedia perawatan kesehatan ini akan bangkrut. Padahal tidak begitu adanya, karena rumah sakit ini beroperasi dengan sokongan hibah dan bantuan dari pihak donatur. Sementara pemasukan dari prosedur operasi, yang tentu saja tidak murah, berakhir di kantong... Anda tahu sendiri!”



Menurut Dr. Andri Haryanto Ph.D, Sp.M., Ketua Serikat Dokter Spesialis Mata Independen, sekarang ini salah satu rumah sakit mata terkemuka di Jakarta beroperasi hanya untuk mendapatkan keuntungan alih-alih untuk mengobati masyarakat. Untuk mengeruk keuntungan, operasi mata dilakukan dengan begitu mudah dan seringnya seakan-akan itu hal yang lazim.

“Akan saya berikan kepada Anda angka-angkanya, yang seringkali lebih meyakinkan dari sekadar kata-kata: pada tahun 2019-2020, biaya operasi mata yang dilakukan di klinik ini meningkat hampir 150%, dan jumlah operasi berlipat ganda! Dan ini terjadi meskipun negara kita dilanda resesi ekonomi saat itu. Apakah masyarakat kita memiliki lebih banyak uang? Saya ragu! Yang berubah adalah kebijakannya – sekarang ini para dokter diam-diam diminta untuk merekomendasikan operasi kepada semua pasien. Orang-orang pasti rela melakukan apa pun untuk mendapatkan kembali penglihatan mereka, dan karena itu mereka seringkali setuju.


Pada saat yang sama, hanya sedikit orang yang tahu, - dan ngomong-ngomong, manajemen klinik mencoba segala cara untuk mencegah informasi ini menyebar, - bahwa pengobatan modern saat ini memungkinkan kita untuk memulihkan penglihatan tanpa menggunakan laser atau pisau bedah. Fakta ini sudah terbukti dalam berbagai penelitian klinis, serta melalui fakta penggunaan produk ini di rumah sakit kami. Negara-negara di Eropa membeli “Eyelab” dalam jumlah besar, sementara di negara ini, kita terus melakukan operasi kepada pasien, padahal faktanya penglihatan mulai menjadi semakin memburuk di tahun berikutnya.


Untuk apa operasi? Operasi mengakibatkan luka yang ada seumur hidup. Meskipun tidak terlihat, luka ini mengganggu kerja tubuh. Dan sedikit orang yang tahu bahwa dalam lebih dari 90% kasus, 3-5 tahun kemudian, operasi harus diulang, sedangkan “Eyelab” memungkinkan kita memulihkan penglihatan secara permanen dan tanpa operasi. Bahkan “Eyelab” menyehatkan semua proses yang terjadi di organ penglihatan itu...”

Tujuan dari “Eyelab” dan sedikit sejarahnya


Kepala pengembang produk ini adalah seorang dokter spesialis mata terkenal Indonesia, spesialis bedah mikro mata, profesor, anggota Serikat Dokter Spesialis Mata Independen Dr Jeevanan Jahendran.


Dr. Jeevanan Jahendran menggunakan sejumlah teknik yang fundamental dalam dunia oftalmologi modern


Produk baru yang dikembangkannya diberi nama Eyelab. Pengembangannya dimulai pada tahun 1993 di Pusat Penyakit Mata Jakarta.


Para ilmuwan bekerja selama hampir 5 tahun untuk menciptakan formula ini, yang dapat meningkatkan penglihatan secara signifikan tanpa operasi dengan meningkatkan kekuatan otot mata dan membersihkan kekeruhan kornea. Formula ini dapat digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit mata berikut ini:

 •  miopia,

 •  glaukoma,

 •  katarak,

 •  radang saraf optik,

 •  neuritis optik,

 •  uveitis,

 •  chorioretinitis,

 •  ablasi retina,

 •  kekeruhan kornea,

 •  peradangan kelopak mata,

 •  konjungtivitis,

 •  retinitis pigmentosa,

 •  keratitis.

Dan banyak lagi. Namun begitu, pasien dalam negeri tak pernah berkesempatan untuk menggunakannya.


Pada tanggal 2 Juni 2000, sebuah tragedi terjadi: Dr. Jeevanan Jahendran meninggal dunia dalam kecelakan helikopter bersama dengan tiga orang pilot.


Setelah kematian sang ilmuwan, para staf-nya tidak mampu menyelesaikan obat baru itu, yang pada saat itu mencapai tahap uji coba klinis yang hasilnya sangat positif. Yang terjadi malah mereka saling berebut mencoba mengklaim kepemilikan obat peninggalan sang ilmuwan hebat itu. Saat inilah periode gelap penuh intrik dan konflik dimulai.


Inilah saat ketika sebuah perusahaan Swiss, yang mengetahui keampuhan formula itu, membeli hak atas formulanya dan 2 tahun kemudian menyiapkan produksinya, tapi kali ini dengan nama berbeda.


Baru pada tahun 2018, berkat upaya dari istri dokter Jeevanan Jahendran, negara kita bisa mendapatkan kembali hak atas formula itu. Namun, sekarang ini, proses teknologi sudah berbeda. Ekstraksi nutrisi dari tanaman yang sudah ketinggalan zaman digantikan oleh teknologi ekstraksi dingin terbaru, yang tidak tersedia pada tahun 90-an. Ini membuat efektivitas formula ini meningkat 47% karena ekstraksi dingin memungkinkan pengawetan yang lebih baik, hingga 3-5 kali lipat, mengawetkan berbagai zat aktif biologis penyembuh yang berasal dari tanaman. Obat yang dikembangkan ulang ini diberi nama “Eyelab”.



“Pengobatan bisa dilakukan di rumah, yang Anda perlu lakukan hanyalah meminumnya 2 kali sehari selama 3-6 minggu. Anda akan merasakan peningkatan kondisi penglihatan dalam waktu beberapa hari setelah dimulainya pengobatan”, mengutip salah satu penandatangan surat terbuka di atas.

“Eyelab” – Uji coba klinis


Eyelab” menjalani uji coba klinis pada akhir tahun 2020 di Pusat Penelitian Penyakit Mata. Total 3289 sukarelawan ambil bagian dalam uji coba ini.


 • 94% subyek – meningkatkan penglihatan hingga performa terbaik

 • 91% subyek – hilangnya gejala hiperopia

 • 83% subyek – menyembuhkan katarak pada tahap awal

 • 92% subyek – prosedur operasi untuk penyakit glaukoma bisa dihindari

 • 98% subyek – tingkat kelembaban alami mata menjadi normal

Komposisi


“Eyelab” hanya terbuat dari bahan-bahan alami saja – ekstrak yang sangat terkonsentrasi dari tanaman paling bermanfaat untuk kesehatan mata. Ekstrak ini meningkatkan ketajaman penglihatan, memperkuat retina, melindunginya dari kerusakan penglihatan. Ekstrak ini juga meningkatkan sirkulasi mikro, memulihkan dan mendukung dinding kapiler. Jaringan mata mendapatkan nutrisi yang semestinya, yang mencegah degenerasi jaringan, meningkatkan mobilitas otot mata sehingga meningkatkan ketajaman penglihatan.


Uji coba klinis menunjukkan bahwa

Formula “Eyelab” membantu:


 • Pencegahan penyakit mata, termasuk miopia, glaukoma, dan katarak;

 • Pemulihan dan mendukung kesehatan penglihatan;

 • Melindungi mata dari kondisi tekanan yang meningkat (saat bekerja di depan komputer dan dampak negatif sinar UV);

 • Menormalkan tekanan intraokular;

 • Melindungi lensa mata, termasuk dari kekeruhan lensa mata;

 • Meningkatkan ketajaman penglihatan;

 • Meningkatkan kontras;

 • Memperbaiki kerusakan sel yang terlibat dalam penglihatan;

 • Melancarkan sirkulasi darah organ-organ penglihatan;

 • Meredakan sindrom mata kering (Mata lelah, gatal, kemerahan, kering, pedih).

Program diskon


Fakultas Kedokteran dan Farmasi




980000 IDR

490000 IDR


Harga istimewa untuk "Eyelab"


Program diskon "Koreksi penglihatan"


Institut kami, bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran dan Farmasi dan pabrikan “Eyelab”, dalam sebuah proyek pengobatan jarak jauh (pengobatan online), telah meluncurkan sebuah program diskon.


Semua orang yang berpartisipasi dalam program ini bisa mendapatkan “Eyelab” dengan harga spesial baru hanya 490000 IDR saja!

Apa yang Anda harus lakukan untuk dapat berpartisipasi dalam program ini?

Untuk memesan “Eyelab” dalam program diskon ini, Anda harus memenuhi persyaratan berikut:


Report Page