Ya

Ya

@Ikanwithgoreng


Nazira tidak terlalu fokus pada film, dan juga musiknya yang sedang berputar secara bersamaan, karena ia sedari tadi sibuk mengoceh pada akun gembokannya itu, juga sibuk melirik cogan di sebelahnya.


Karena sudah mulai terasa sekali gilanya, Nazira mencoba menghentikan kegiatannya, yang tidak berfaedah itu. Namun, saat ia menatap layar bioskop, kejadian tak terduga menimpa dirinya.


Ya. Jump scare.


Malu. Dirinya sungguh malu. Kejadian yang tak terlupakan seumur hidupnya. Jika bisa ia rasanya ingin lari keluar bioskop.


Nazira berteriak saat layar bioskop tersebut menampilkan sosok yang tidak begitu menyeramkan, namun karena kemunculannya tiba-tiba, itulah yang membuat Nazira berteriak. Satu hal yang diuntungkan, ternyata tidak hanya dia saja yang berteriak karena terkejut. Bahkan, ada beberapa orang juga yang ikut terkejut dan berteriak. Memang berteriak pada saat menonton film horror itu tidak masalah, karena memang sering terjadi hal seperti itu. Tapi, satu hal yang sungguh ia sesali, saat ini dengan tidak tahu malunya Nazira memeluk lengan sebelah kiri lelaki di sampingnya.


Satu menit. Hingga dua menit.


Genggaman pada lengan lelaki itu belum terlepas, karena Nazira masih memproses apa yang barusan terjadi. Saat dirinya mulai sadar, Nazira pun bergegas melepaskan genggamannya pada lengan lelaki itu, dan meminta maaf karena telah lancang memeluk lengannya itu.


Suasana yang Nazira rasakan saat ini yaitu, canggung. Lelaki tadi tidak mempermasalahkan apapun, namun tetap saja, Nazira merasa malu dan tak enak hati. Padahal jika dipikir-pikir, bukankah itu sebuah keuntungan juga, ya, bagi Nazira? Karena itu bisa saja dijadikan modus untuk mendekati lelaki tersebut.


Elsa lg sibuk nonton


Lampu bioskop kembali menyala, menandakan kalau film telah selesai. Nazira menghela napasnya, sebelum menghadapi kenyataan yang pahit lagi. Hadeuh memang, ya, kenyataan kadang tidak semenyenangkan itu. Terlihat bahwa sekarang orang-orang pada barisan depan, dan belakang sedang melihat Nazira. Mungkin karena dia cantik? Ya, Nazira tidak tahu, sudahlah.


Saat Nazira keluar dari pintu, ada seseorang yang menarik tangannya menuju ke tempat yang tidak terlalu ramai, diikuti juga oleh Elsa, dan dua orang laki-laki.


"Maksud lo apa meluk meluk tangan cowok gue, hah?! Gue aja yang ceweknya gak pernah tuh modus kayak gitu. Ew caper!!" Yahahahaha. Apalagi ini? Apakah ini sebuah candaan? Tidak. Seorang wanita yang menarik tangan Nazira tadi, adalah pacar dari lelaki yang lengannya sempat ia peluk tadi. Hm. Tolong, mengapa harus Nazira? Mengapa tidak orang lain saja yang seharusnya mengalami kejadian seperti tadi. Ah sudahlah, Nazira tak bisa berpikir lagi, karena mungkin sekarang ia akan menanggung rasa malu lagi. Sekarang rasanya Nazira sedang dilabrak di depan umum, seperti seorang pelakor saja.


"Maaf." Hanya kata maaf yang dapat keluar dari mulut Nazira sekarang. Sedangkan, Elsa yang tidak mengerti apa-apa hanya terdiam mencoba mencermati keadaan yang sedang terjadi.


"Maaf, maaf. Lo tuh ya kalau suka sama cowok gue, ya gak gitu caranya!!" Ucap wanita tersebut tidak terlalu keras, karena ia masih sehat dan waras, ia tidak ingin mencari masalah, bahkan sampai harus menghadapi para satpam yang itu lah pokoknya.


What, maksudnya apa? Suka? Nazira saja tidak kenal siapa cowok tersebut. "Serius, mba. Tadi saya refleks aja. Saya kaget sama takut, jadi saya tiba-tiba meluk tangan pacarnya mba. Tapi serius saya gak ada maksud apa-apa."


"Kalau takut ngapain nonton coba?! So so an banget!" Wanita itu masih tidak terima, alasan yang diberikan Nazira pun masih kurang baginya.


"Saya kan mau mencoba hal baru mba di bioskop, yaitu nonton pilem horor." Ntahlah, Nazira hanya asal ucap saja. Ia benar-benar bingung sekarang.


"Lo kira ini pengalaman hidup apa? Pake mencoba hal-" ucapannya terpotong, saat seorang lelaki menginterupsinya untuk berhenti.


Wanita itu mendengus kesal.


"Zahra, udah nanti lg marahnya. Gak enak di tempat umum." Ucap seorang lelaki yang sekarang terlihat sedang menghampiri Nazira.


"Sorry. Ini kayaknya tembus, ya?" Ucap lelaki itu, sambil melilitkan kemeja miliknya, pada pinggang Nazira.


What? An? Astaghfirullah. Maaf, aku tidak jadi mengucap kata-kata kotor itu. Aku sudah capek mendapat musibah hari ini.


Bisa-bisanya ia datang bulan, disaat seperti ini. Ok malu lagi. Ya Tuhan, kenapa hal-hal aneh terjadi pada diri Nazira akhir-akhir ini?


Report Page