work

work

©lexa


Pandangan Jisung fokus hanya tertuju pada satu makhluk ciptaan tuhan yang tengah bermain basket di lapangan sekolah, dia tampan, tinggi, jago memasak, suaranya juga merdu saat sedang menyanyikan sebuah lagu.


Multi talenta bukan?


Jisung dekat, namun sebatas teman.


Jisung tidak marah jika hubungan ini hanya sebatas teman sekolah, Tapi Jisung rasa harus mengurangi perhatiannya saat sedang bersama, Dia posesif cemburuan banyak teman ny yang mengira jika Minho dan Jisung mempunyai hubungan.


Jisung ingat saat pertama kali bertemu dengannya, Minho sangat menyebalkan.


Minho terus meminta Id-line Jisung, dengan embel-embel ingin memasukkan nya ke dalam grup kelas, Minho memang ketua kelas tapi tidak bisa kah meminta dengan santai? Saat Jisung bilang.


" Iya, sabar nanti pulang sekolah aku kasih "


Kenapa saat istirahat Minho menguntit Jisung sampai ke depan toilet? Minho juga banyak tingkah, jail.


Tapi Jisung menyukainya, saat Minho mencoba mengacak pelan rambut Jisung, saat Minho mencoba untuk menghiburku ketika mood Jisung sedang tidak baik.


Mengantar jemput Jisung setiap sekolah, sampai pergi ke perpustakaan saja bersamanya.


See? Sedekat itu Minho dengan Jisung.


Apalagi saat bertemu dengan Mama Minho, ternyata Mama nya menyukaiku, setiap Jisung mengerjakan tugas atau pergi bermain ke rumah Minho, wanita cantik yang berstatus ibu dari pujaan hati memeluk Jisung saat tiba di sana, pelukan itu nyaman dan Jisung telah menganggap dia juga mamaku.


Mustahil bukan? Jika Jisung tidak mempunyai perasaan lebih dengannya?


Jisung takut jika, Jika yang hanya dia mempunyai perasaan ini, Jisung takut jika, dia hanya menganggap Jisung seorang adik kecilnya.


Meskipun Minho dan Jisung seumuran, hanya berbeda bulan saja Minho lebih dewasa dari Jisung.


Minho mendengar teriakan gadis-gadis meneriaki namanya dengan suara yang menurut Jisung ~Cempreng.


" Kak Minhooo "


" Sayang kuu, semangat!! "


" Kalo kamu menang, nanti kita jalan ya sayangg "


" Minho, i love u "



Suara mereka mengganggu Jisung, benar-benar menganggu.


Riuh tepuk tangan mulai memasuki telinga Jisung dan ya~


Pertandingan selesai.


Jisung tersenyum tipis lalu melangkah perlahan menghampiri Minho yang berdiri di samping lapangan dengan keringat bercucuran, tapi tentu saja tak mengurangi kadar ketampanan Minho.


" Haii, bagaimana? "


" Sungguh menyenangkan " Minho mengambil handuk untuk mengusap keringatnya yang perlahan berjatuhan di wajahnya.


" Ya tuhannn! "


" Minhooo, culik aku sayangg "


" Lee Minhooo, Sayangkuuuu!!! "


" Hot banget si sayang "


" Sayanggggg "


" Sayang di cari mama katanya kapan ngelamar akuu "


" Ewh mimpi, Kak Minhoo "


Dan yah, suara ricuh itu kembali lagi, hanya karena Lee Minho mengusap keringat di wajahnya, Membuat para fans-nya berteriak seperti cacing kepanasan.


" Lihat lah, fans mu "


" Aku tidak peduli "


" Yaya, terserahmu saja " Jisung memberikan sebotol minuman untuknya, dan di terima baik oleh Minho dengan segaris senyuman yang Minho tampilkan di wajah tampan nya.


" Thank you, sayang "


Jisung menundukkan wajah nya, sudah bisa di pastikan pipi nya merah merona saat ini, kenapa Minho suka sekali menggoda Jisung sih?


Tangan Minho bergerak menyentuh pipi Jisung, sontak Jisung menatap Minho yang tengah menatapnya teduh.


" Pulang nanti, mampir ke rumah ya mama kangen sama kamu katanya "


" Tanngannya jangan ginii, aku maluu ishh " Jisung menyingkirkan pelan telapak Minho yang berada di pipi nya, lalu di sambut dengan kekehan kecil yang keluar dari mulut Minho, kenapa Jisung bisa semanis ini ya?


" Iya, nanti aku akan mampir "


" Tidak merindukanku? "


" Untuk apa merindukanmu, berangkat sekolah bertemu, pulang sekolah bertemu, kita juga satu kelas oh ayolah bahkan aku merasa jika aku mempunyai banyak waktu denganmu dan kita juga hampir setiap hari bertemu, bukan? Jadi untuk apa aku merindukanmu? " Ucap Jisung panjang lebar, mempoutkan bibirnya lucu membuat Minho gemas dan mengacak poni Jisung pelan.


" Jangan mengacak poniku, mau aku gigit? "


" Jangan menggigitku, bagaimana kalau kau mencium ku saja? "


Sialan Lee Minho, Jisung yakin pipinya merah seperti tomat sekarang, Jisung menahan malu menundukkan wajah nya sejenak lalu berkata.


" Tidak mau, kamu bau "


Minho mengaitkan tangannya ke telapak tangan Jisung, berjalan pelan keluar dari area lapangan untuk menuju parkir an sekolah.


Hai, Jantung Jisung?

Apa kabar?


Kurasa jantung Jisung akan lepas dari tempatnya, ah tapi jangan lepas dulu, Jisung belum menikah dengannya.



Minho membuka pintu mobil dan mendorongk Jisung pelan agar duduk kemudian Minho menyusul duduk di sebelah kemudi, menyalakan mesin lalu pergi keluar dari sekolahan.


" Ingin pergi makan dulu? "


" Tidak, aku akan memasak bersama mama nanti "


Minho menatap Jisung, Ya tuhan kenapa tatapan Minho membuat Jisung lemah.


" Jangan menatapku seperti itu fokus menyetir, aku tidak mau mati sebelum melangsungkan pernikahan, paham? " Ujar Jisung sambil mencubit pelan paha Minho.


" Menikah denganku saja, mau? "


" Jangan bercanda "


" Aku tidak bercanda Jisung "


" Yakk! Stop bercanda dan fokus menyetir "


Bagaimana mau menikah jika Minho masih menggantungkan sebuah hubungan tanpa status apapun? Jisung merasa jika ada ribuan kupu-kupu ada di perut nya tapi tidak bisa di bohongi jika ada perasaan sedikit takut mengenai status hubungan mereka.




Rumah yang cukup luas berlantai tiga, dengan kolam renang di belakang dan di sampingnya terdapat taman, sudah lama sekali rasanya Jisung tidak main ke rumah Minho.


Saat tiba di di ruang tengah, Jisung mendapat pelukan hangat dari ibu Minho mengabaikan anak kandung nya yang tengah berdiri di samping nya.


Memeluk Jisung erat, dan mengelus pelan rambut Jisung dengan penuh sayang.


" Sayang nya mama, bagaimana kabarmu nak? "


" Jisung baik maa, bagaimana dengan mama? mama baikkan? "


Dia melepas pelukan nya, lalu tersenyum tipis.


" Mama tidak baik, sayang " Jisung membuka lebar mata nya lebar tidak baik kenapa? Apakah mama sakit?


" Mama sakit? Sakit apa? Kok gak ngabarin Jisung maa? " Jisung menatap matanya dan tangan nya mengusap pelan lengan ibu Minho


" Mama gak baik, kalo kamu ga pernah main ke sini, kan mama kangen sama kamu "  Ujar nya dengan nada manja, dan mempoutkan bibirnya, Jisung menghelai nafasnya lega dia pikir mama benar benar sakit.


" Ah mama, Jisung kira mama benar sakit "


" Mama baik-baik aja sayang, cuma mama kangen sama kamu, habisnya kamu jarang main sama mama sih "


" Iya mama, Jisung minta maaf ya habis ini Jisung pasti sering main sama mama, janji deh "


" Yaudah, emang gini kalo udah ketemu anaknya sendiri di lupain " itu suara Minho yang merengek kesal melihat kedekatan antara Jisung dan mamanya.


Jisung menoleh ke samping dan melihat Minho tengah menyilangkan ke dua tangannya di dada dan memasang wajah kesalnya, Jisung melupakan Jungkook astaga.


" Kamu tuh apaan si, udah sana ke atas mandi, bau kamu ga enak habis tanding basket kan " Semprot mama nya sendiri.


" Giliran ada Jisung aja, sama anaknya lupa emang mama ga kangen apa sama Minho? "


" Ya enggak lah, ngapain kangen sama kamu orang serumah kok, udah sana mandi "


Minho memutar bola matanya malas, melangkahkan kakinya pergi dari ruang tengah dengan malas menuju lantai dua, kamar tidurnya.


Jisung tertawa pelan melihat Minho cemburu terhadap nya, hei ini mamanya yang sedang bersama nya, bukan orang asing.


Jisung meletakkan tas nya di meja dan berjalan menuju dapur bersama mama, bisa Jisung lihat jika Ibu Minho sedang mengeluarkan bahan masakan dari lemari pendingin.


Tangan nya terulur mengambil apron, tak lupa mencuci tangan nya sebelum memotong bahan masakan.


" Bagaimana hubungan kalian? "


Jantung Jisung berdegup kencang, Jisung menarik nafasnya sebentar sebelum menjawab pertanyaan mama.


" Hmm, biasa ma seperti apa yang mama lihat "


Jisung melihat mama meletakkan pisau dengan kasar lalu berkata.


" Biasa? Maksud mu teman? "


Damn! santai Jisung, jawab dengan santai jangan sampai mama mengetahui jika dia mempunyai perasaan lebih ke anaknya.


" Iya ma, Just friends "


" Dasar anak laknatt! "


Jisung mengerutkan kening nya, hey kenapa mama marah? apa ada perkataan yang salah saat Jisung lontarkan?


" Kenapa ma? "


" Kamu jangan diam saja sayang, sedekat itu dengan Minho dan hubunganmu hanya sebatas teman? Aku tidak tau apa yang di pikirkan anak itu, lihat saja aku akan mengomelinya "



" Tap.. " belum sempat melanjutkan perkataan ku, mama berkata lagi.


" Aish, dasar anak nakallll "


Jisung membuka mulutnya terkejut melihat sikap mama sekesal itu dengan anaknya sendiri, hanya karena mengetahui jika Jisung sedang di gantung oleh Minho.


" Maa "


Belum sempat melanjutkan perkataan nya, lagi-lagi mama memotong pembicaraan Jisung.


" Mama juga punya perasaan, di gantungkan tanpa suatu hubungan apapun? Mengerikan sayang, kau harus meminta kejelasan hubungan kalian "


" Bagaimana bisa aku mempunyai anak se jahat Minho! "


" Yak Lee Minho! "


" Jika kau sosis, akan ku potong dan ku goreng kau sampai gosong "


" Bisa -bisanya dia menganggur kan pemuda semanis dan sebaik Jisung "


Jisung mengulum bibir nya, mencoba menahan rona pipinya agar tidak keluar ini berarti ibu Minho mendukung hubungan nya kan? Mama kalau lagi kesel, lucu juga yaa.


Sosis?dipotong-potong?di goreng gosong?


Tidak bisa Jisung bayangkan, aish.



" Jisung, kamu harus meminta status hubunganmu ya Jisung, jangan mau di gantungkan sama Kelinci itu, paham sayang? " Mama menatapku teduh, lalu tersenyum tulus.


" Ah iya ma, nanti akan ku bicarakan dengan Minho "


Jisung melanjutkan kegiatan nya yang sempat tertunda karena pertanyaan mama tadi, pikiran nya kembali terputar mengingatkan bagaimana perilaku manis Minho pada Jisung


Tersenyum pada Jisung, menggenggam tangan nya, mengusap pipi gembul nya.


Tuhan, Jisung bahagia.


Seulas senyuman terukir di bibir Jisung, saat mengingat kejadian tadi, ia tak akan lupa jika Minho berkata.


" Menikah saja dengan ku, bagaimana?

Kau mau ? "


Jangan di tanyakan lagi bagaimana keadaan jantung Jisung dan kedua pipi nya saat itu, sangat berdetak kencang dan pipi nya? ah itu sangat memalukan.


Jisung merasa paling beruntung bisa sedekat itu dengan Minho, apalagi sedekat ini dengan mamanya.


Saat pertandingan basket, semua perempuan dan pemuda manis sekolah berdatangan sambil membawa air minum, ataupun kotak makanan.


Tapi, tak ada satupun yang di terima Minho. Hanya pemberian Jisung, ya Minho hanya menerima apa yang Jisung berikan.


Seberuntung ini Jisung.


" Sayang, kalo lagi memotong sayur jangan memikirkan sesuatu itu bisa melukai dirimu, coba katakan dengan mama apa yang kamu pikiran? "


Mama menyadarkan nya dari lamunan, lalu Jisung lihat dia mencuci tangan nya kemudian menghampiri Jisung lagi.


" Apa yang Jisung pikirkan ? "


" Jisung ga mikirin apa-apa kok ma "


" Mama tau kamu bohong sayang "


" Jisung pernah menyangka jika mama sebaik ini dengan Jisung "


Tangannya bergerak memegang kedua bahuku dan dia memberikan tatapan yang tulus.


" Jisung sudah mama anggap seperti anak kandung mama sendiri, jangan mempunyai pikiran yang buruk apalagi jika ingin meninggalkan mama, mama udah cocok nih sama kamu "


Jisung tersenyum, mengembangkan kedua pipiku yang sudah merah merona ini.


" Mama sayang denganmu Jisung, sangat menyayangi mu "


Mama memeluk Jisung erat, tangannya bergerak mengusap rambut Jisung penuh kasih sayang.


" Tinggal tunggu kamu lulus sekolah, kuliah terus langsung deh nikah sama Minho "


Hanya beberapa kata saja bisa membuat Jisung mematung, Ia yakin pipiku merona lagi, Jisung melepaskan pelukannya pelan, memandang mama dan berkata.


" Masih lama mama, Jisung dan Minho masih kelas 12 "


" Tapi kalian habis ini ujian bukan? Ah itu tinggal sebentar sayang " Ucapnya dengan nada yang lucu.




Suasana meja makan hening, tanpa ada suara apapun kecuali dentingan sendok yang bersentuhan dengan piring.


" Minho, setelah makan mama ingin berbicara denganmu "


Suara mama memecah keheningan, Jisung melihat Minho hanya mengangguk kan kepalanya pelan untuk menjawab perkataan sang ibum


Selesai makan, Jisung bergerak untuk membersihkan meja makan, tangan nya sangat lihai untuk mencuci piring yang kotor di dapur.


Tapi, Jisung tidak tau kenapa hati nya sangat tidak tenang, dia merasa gelisah dan ini sangat membuatnya tak nyaman.




Minho menghentikan mobilnya tepat di depan pagar, mengantarkan Jisung pulang setelah bermain di rumahnya, pemuda manis itu hanya diam tak berani mengucapkan satu kata apapun, tiba tiba saja ia gugup.


Jisung menundukkan wajah nya kebawah, sambil menahan rona merah yang sudah terpampang jelas di kedua pipinya.


Apa yang harus Jisung lakukan?



" Aku ingin berbicara "


Hanya tiga kata yang keluar dari mulut Minho, Jisung harus mati matian menahan rasa gugupnya, jantungnya berdetak tak karuang ia tau jika Minho akan berbicara serius.


Jisung tetap pada posisi nya, tidak berubah dapat Jisung rasakan tangan Minho bergerak mendekati tangan Jisung yang berada di atas paha Jisung.


" Apa yang ingin kau katakan? "


" Tentang status kita "


Deg.


Jisung meyakinkan dirinya sendiri, ayolah ini hal yang mudah kan? kamu harus menetralkan ekspresi wajahnya.


" Aku tau bagaimana perasaanmu padaku, aku juga merasakan apa yang kau rasakan tapi maaf ... "


Maaf? Perasaan nya tak nyaman seketika, Jisung yakin ini pertanda buruk


" Maaf, untuk saat ini aku tidak bisa memberimu kepastian tentang hubungan kita saat ini "


Sudah Jisung duga, bajingan sekali.


Jisung menundukkan kepala nya sambil menahan nyeri yang tercipta di dada saat ini, dari awal Jisung tau ini terjadi, Jisung tau dia hanya menganggap nya sebagai teman, tidak lebih.


Tolong ingat itu, Jisung.


Air mata nya menetes mengalir deras tanpa aba-aba, jangan membuat malu dirimu malau Jisung, hapus air matamu.


Jisung melepaskan genggamannya, dan tangan nya bergerak mengusap pelan air mata yang jatuh membasahi pipinya.


Mama tolong, hati Jisung sakit sekali.


Tolong Jisung.


Aku mati-matian menahan isak kan ku agar tidak keluar, tapi nihil.


Isakan tangis Jisung perlahan membuatnya sadar, Jisung lihat tangannya bergerak mengusap pipi Jisung dan dia berkata.


" Lihat aku "


Jisung menoleh, dan menatapnya.


Jisung tidak bisa menebak dari tatapannya, tapi sungguh aku ingin keluar dari mobil ini.


" Aku tidak bisa memberi status tentang hubungan kita, tapi aku ingin meminta tolong, jaga hatimu untukku bisa ? "


Tidak bisa memberi kepastian dalam hubungan tapi Minho meminta Jisung menjaga hati untuknya? kenapa sikap Minho agak bajingan?


Tapi Jisung ingin mengikuti alur permainan yang di buat Minho, jika begitu baiklah akan Jisung ikuti permainan Lee Minho.


" Ya, aku akan menjaga hatiku untukmu Ho "


Report Page