Untitled

Untitled

M.


Duka itu masih ada

Enggan beranjak walau ragamu sudah lama sirna

Tidak lagi berada di sisiku namun melekat di dalam sukma

Kata orang, waktu bisa menyembuhkan luka

Namun aku sangsi

Mungkin mereka benar

Waktu memang bisa menyembuhkan luka

Tapi apakah waktu cukup mampu untuk menunggu

Menunggu sampai sang empunya luka ini sudi untuk bangkit

Untuk berdamai dengan kenyataan bahwa cinta lamanya telah perlahan-lahan pula menghilang

Bersamaan dengan tertanamnya raga di dalam tanah

Semua orang datang dan bilang

"Udah, jangan terlalu larut dalam kesedihan. Memangnya kamu nggak mau bahagia lagi?"

Mau

Tapi apa definisi bahagia itu masih valid ketika satu-satunya sumber kebahagiaan itu sendiri telah pergi?

Siapa lagi yang mau menjadi sumber kebahagiaan aku kalau bukan kamu?

Ada banyak hal yang orang lain tidak tahu, tapi teriak mereka selalu seolah mereka yang paling tahu atas segalanya

Seolah mereka tahu atas apa yang terjadi dalam hidup aku

Seolah mereka adalah satu-satunya penentu

Harus diapakan lagi hidupku ini setelah kamu

Aku muak

Rasanya.....ingin sekali ku bungkam lisan-lisan yang selalu mencemooh aku dan kesedihanku

Apa salahnya memang kalau masih berduka?

Memangnya hanya karena ragamu sudah lama menghilang, lantas aku harus secepat itu juga bangkit dan melanjutkan hidupku seperti mau semua orang?

Tahu apa sih mereka semua tentang kehilangan yang aku rasakan?

Tahu apa mereka tentang kesepian yang setiap malam selalu menghantuiku?

Tentang mimpi buruk yang selalu menghampiriku tiap kali mata ini terpejam

Mereka nggak tahu

Ada banyak hal yang mereka nggak tahu dan nggak akan pernah tahu karena mereka nggak ngerasain rasanya jadi aku

Egois? Masa bodoh

Sudah terlalu banyak yang mengatur, terlalu banyak yang menuntut

Padahal aku nggak pernah sekalipun meminta

Lalu ketika aku enggan menuruti, mereka berlagak seperti aku telah berkhianat hebat atas pengorbanan yang mereka berikan untukku

Lucu

Ah

Andai malam itu aku nekat masuk ke dalam peristirahatan terakhirmu

Memeluk ragamu yang masih dapat ku sentuh walaupun sudah kaku dan membiru

Membisikkan kata-kata cinta sejuta kali sampai kamu muak dan bangun kembali untuk membungkam mulutku dengan ciuman manismu

Andai malam itu aku cukup berani untuk meninggalkan semuanya dan ikut bersama kamu

Mungkin sekarang kita sedang duduk berdua

Aku bercerita tentang hari ini dan kamu mendengarkan sembari tersenyum hangat kepadaku

Aku rindu sekali senyuman itu

Apa kamu juga rindu aku?





Report Page