Untitled

Untitled

Abiya.

hari yang panjang untuk jiwa yang lelah, Abiyansa Gentala namanya, seorang insan yang di lebihkan dengan sayap di punggungnya, benar. dia seorang peri.

kehidupan menjadi manusia setengah peri tidak semudah yang di bayangkannya, ia harus menyembunyikan sayapnya di dalam baju kebesaran kepunyaannya, atau memakai jaket tebal jika stok baju kebesaran nya habis.

banyak sekali konsekuensi yang di perolehnya, seperti tidak boleh memakan daging terlalu banyak, atau buah-buahan yang terlalu manis, jika ia tidak sengaja memakannya, punggungnya akan muncul bentol-bentol besar yang sangat teramat gatal untuk manusia sepertinya.

huft... hela nafasnya, "kalau bisa milih hidup, aku lebih milih jadi manusia biasa saja, engga ribet dengan larangan ini itu." ucapnya.

"jadi manusia juga ga segampang itu Abiya. aku memang tidak pernah dilarang ini itu, namun aku malah merasa jadi orang yang.. tidak punya pendirian? lucu bukan? kehidupan manusia juga bisa tersiksa seperti kehidupanmu Biya" ucap Haikal teman dekatnya.

iya. Haikal tau kalau Abiya seorang peri. dan, hanya dia yang tau.

"iya iya maaf kal, aku ga bermaksud begitu kok, ayo jalan-jalan lagi, suntuk disini"

"aku sih kalau jadi kamu ga akan pernah suntuk biy, bagus gini, aneh kamu" Haikal menggelengkan kepalanya heran, melihat kelakuan temannya yang tidak masuk di akalnya.

Abiya dan Haikal berdiri, tidak lupa dengan jaket tebal milik si peri itu, juga sepuntung rokok milik si manusia, menyusuri jalan, mengandalkan kedua kakinya.

Report Page