Thoghut Tidak Akan Pernah Senang Dengan Keberadaan Muwahidin

Thoghut Tidak Akan Pernah Senang Dengan Keberadaan Muwahidin

Oleh: Abu Usamah JR

Salah satu dari musuh dakwah tauhid sepanjang masa adalah para thoghut. Permusuhan mereka terhadap dakwah ini sudah terjadi sejak diutusnya Rasul pertama mengajak manusia kepada tauhid. Dan permusuhan ini akan terus terjadi hingga hari kiamat tiba. Hal tersebut sangatlah wajar karena thoghut adalah pihak yang paling terancam eksistensinya oleh dakwah tauhid.

Sehingga sangat wajar pula jika para thoghut tidak akan pernah ridho dengan keberadaan para muwahidin. Sehingga sebisa mungkin thoghut berusaha untuk menghilangkan keberadaan para muwahidin, atau minimal jumlah muwahidin tidak bertambah. Jadi inilah hakikat dari upaya dan makar thoghut setiap saat. Yaitu berusaha mencegah nampaknya tauhid dan muwahidin di tengah kehidupan manusia. Dan menenggelamkan manusia kedalam kedalam kesyirikan dan kekafiran bersama dengan diri dan kelompoknya.


Hakikat dari sifat thoghut yang demikian itu telah Allah ungkap dalam firman-Nya:

اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah thoghut, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al Baqarah: 257).


Ayat di atas salah satunya menyebutkan bahwa, jika thoghut memiliki kekuasaan baik sedikit maupun banyak, pasti ia membawa pengikutnya kepada kegelapan (kekafiran). Para thoghut akan membawa manusia untuk berpindah dari keimanan menuju kekafiran. Maka semua kebijakan dan aturan dari penguasa thoghut akan bertujuan kepada mengeluarkan manusia dari keimanan menuju kepada kekafiran. Atau memalingkan manusia dari peribadatan dan ketaatan kepada Allah menuju peribadatan dan ketaatan kepada thoghut.

Jadi thoghut akan berusaha sekuat tenaga untuk mencegah lahir dan munculnya para muwahidin.Sehingga upaya para penguasa thoghut hari ini sangat mirip dengan apa yang dilakukan oleh thoghut pendahulu mereka yaitu Fir’aun. Di antara upaya tersebut adalah:


Mencegah lahir dan tumbuhnya generasi muwahidin.

Allah ‘azza wa jalla berfirman:

وَإِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ وَفِي ذَلِكُمْ بَلاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu”. (QS Al Baqarah: 49).


Salah satu dari kejahatan fir’aun yang Allah sebutkan adalah membunuh bayi laki-laki yang lahir dari komunitas musuhnya.Ini adalah upaya fir’aun untuk mempertahankan eksistensi kekuasaannya.Yaitu dengan cara mencegah lahir dan tumbuhnya generasi yang akan memiliki potensi untuk menumbangkan singgasananya.Dengan tidak adanya bayi laki-laki yang tumbuh sampai dewasa itu artinya akan terpangkasnya generasi yang akan memeranginya.Itulah yang ada di dalam pikiran jahat fir’aun ketika itu.

Upaya fir’aun untuk mencegah tumbuhnya generasi yang akan menentangnya juga dilakukan oleh fir’aun modern,yaitu para penguasa thoghut hari ini.Jika fir’aun membunuh anak laki-laki kaum muslimin ketika masih bayi dalam keadaan fitrah tauhid,dan membiarkan hidup bayi perempuan.Maka para penguasa thoghut hari ini membunuh fitrah tauhid anak-anak kaum muslimin dan membiarkan jasad-jasad mereka tetap hidup.Maka hasil yang ingin dicapai oleh fir’an dan para penguasa thoghut hari ini sama,yaitu musnahnya generasi yang akan menentangnya.


Jika dengan membunuh bayi laki-laki kaum muslimin, Fir’aun berharap kelak tidak ada orang-orang yang akan memanggul senjata untuk memeranginya. Maka penguasa thoghut hari ini membunuh fitrah tauhid anak-anak kaum muslimin agar kelak tidak ada generasi yang memusuhi dan memeranginya. Sebab jika tauhid telah tercabut dari dada seorang muslim maka tidak ada lagi rasa kebencian dan permusuhan terhadap thoghut. Sebab thoghut sudah dianggap sebagai teman atau saudara yang harus diberikan loyalitas.

Di antara upaya thoghut untuk membunuh fitrah tauhid anak-anak kaum muslimin adalah dengan melalui jalur pendidikan. Dimana ajaran kesyirikan dan kekafiran menjadi pelajaran wajib di lembaga-lembaga pendidikan pada semua jenjang. Sehingga semua lembaga pendidikan yang dikelola oleh penguasa thoghut atau oleh mereka yang loyal kepada thoghut,sudah dipastikan akan mengajarkan ajaran kesyirikan seperti pancasila dan demokrasi.

Dengan diajarkannya ajaran kesyirikan secara sistematis dan terus menerus pada semua jenjang pendidikan, maka itu artinya pembunuhan terhadap fitrah tauhid anak-anak kaum muslimin secara sistematis. Akibatnya secara perlahan tapi pasti fitrah tauhid anak-anak kaum muslimin akan terkikis dan digantikan dengan paham kesyirikan. Jika sudah seperti ini maka mereka akan kehilangan kebanggan dan kecintaannya kepada islam. Dan akan tertanam kebanggaan dan kecintaan kepada ajaran kesyirikan.


Bahkan demi membunuh fitrah tauhid anak-anak kaum muslimin ajaran kesyirikan bukan hanya wajib diajarkan di sekolah, namun ritual kesyirikan juga wajib dipraktekkan di sekolah. Ini adalah upaya thoghut untuk menjadikan anak-anak kaum muslimin menjadi kafir seperti mereka dengan mengikuti ajaran kesyirikan yang dianut thoghut. Jika anak-anak kaum muslimin sudah terkikis fitrah tauhidnya dan sama dengan thoghut pada sisi keyakinan, maka akan hilang rasa permusuhan dan kebencian kepada thoghut. Bahkan tidak mengherankan jika anak-anak kaum muslimin lantas memiliki cita-cita untuk menjadi thoghut atau menjadi bala tentaranya.

Maka apa yang dilakukan oleh Fir’aun dahulu dengan yang dilakukan oleh para thoghut hari ini tidaklah berbeda dari sisi kejahatan. Jika fir’aun membunuh anak-anak kaum muslimin ketika mereka masih di atas fitrah tauhid, maka thoghut hari ini membunuh fitrah tauhid anak-anak kaum muslimin sejak mereka masih kecil. Atau thoghut akan membunuhnya jika kelak dewasa anak-anak tersebut di atas fitrah tauhidnya tanpa bisa dimurtadkan oleh thoghut.


Membungkam para da’i yang menyerukan tauhid.

وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَى وَلْيَدْعُ رَبَّهُ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُبَدِّلَ دِينَكُمْ أَوْ أَنْ يُظْهِرَ فِي الأرْضِ الْفَسَادَ

“Dan berkata Fir’aun (kepada pembesar-pembesarnya): “Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi”. (QS Ghafir: 26).


Ayat di atas menjelaskan tentang upaya Fir’aun untuk mencegah tersebarnya dakwah tauhid. Yaitu dengan cara membungkam Nabi Musa ‘alaihissalam sebagai penyeru tauhid. Ia berharap dengan cara itu manusia akan menjauh dari Nabi Musa ‘alaihissalam, sehingga tidak terpengaruhi dan tidak mengikuti seruan tauhid. Upaya yang ingin dilakukan oleh Fir’aun adalah dengan membunuh Nabi Musa ‘alaihissalam dengan pembunuhan fisik dan karakter. Pembunahan karakter itu dengan menyebut Nabi Musa sebagai orang yang hendak merubah agama dan orang yang membuat kerusakan.

Apa yang dilakukan oleh Fir’aun dahulu juga dilakukan oleh Fir’aun hari ini (penguasa thoghut). Para da’i yang menyerukan tauhid dan melakukan perlawanan terhadap thoghut sebagiannya dibunuh secara fisik. Sebagiannya lagi dibunuh karakternya dengan sematan buruk seperti pengikut ajaran radikal, pengikut paham Khawarij, kaum fundamentalis, ekstrimis atau teroris. Semua sematan buruk itu untuk menjauhkan manusia dari para penyeru tauhid.


Para da’i penyeru tauhid dianggap membahayakan idioligi kekafiran yang dianut oleh thoghut. Para da’i ini dianggap sebagai orang-orang yang akan merubah ideologi dan hukum yang dianut oleh thoghut. Karenanya para da’i tersebut harus dibungkam demi menyelamatkan singgasana dan kekuasaan thoghut.

Dan upaya lain yang dilakukan oleh fir’aun dahulu dan thoghut hari ini untuk membungkam dakwah tauhid adalah dengan cara memenjarakan muwahidin.


قَالَ لَئِنِ اتَّخَذْتَ إِلَهًا غَيْرِي لأجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُونِينَ

“Fir’aun berkata: “Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan”. (QS Asy Syu’ara: 29).


Fir’aun mengancam akan memenjarakan orang yang tidak memberikan ketaatan kepada kebijakan, hukum dan aturannya. Ia menyebut dirinya sebagai ilaah (yang wajib ditaati) dan tidak mengizinkan orang untuk menjadikan selain dirinya sebagai ilaah. Dan thoghut tidak memperkenankan orang untuk mentaati ajaran dan hukum diluar ajaran dan hukum yang diberlakukan oleh thoghut. Siapa yang mengikuti selain ideologi, ajaran dan hukum yang diberlakukan oleh thoghut akan dianggap pelaku makar yang diancam akan dipenjarakan.

Sehingga para da’i yang menyerukan tauhid dianggap sebagai ancaman bagi thoghut. Dianggap sebagai perongrong kekuasaan thoghut sehingga harus dibungkam dengan cara dipenjarakan.


Mengerahkan bala tentara memerangi muwahidin.


وَثَمُودَ الَّذِينَ جَابُوا الصَّخْرَ بِالْوَادِ (٩) وَفِرْعَوْنَ ذِي الأوْتَادِ

“dan terhadap Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak, yang berbuat sewenang-wenang di dalam negeri”. (QS. Al Fajr: 9-10).


Yang dimaksud pasak-pasak menurut para mufasir adalah bala tentara. Fir’aun memiliki bala tentara yang melindungi singgasana dan kekuasaannya dari pihak yang akan merongrongnya. Bala tentara inilah yang memerangi muwahidin yang menentang kekuasaan Fir’aun.

Para penguasa thoghut hari ini juga memiliki bala tentara yang siap mengamankan singgasana dan kekuasaan thoghut dari pihak yang mengancamnya. Dan bala tentara inilah yang memerangi para muwahidin siang dan malam dengan kekuatan yang mereka miliki.


Allah ‘azza wa jalla berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” (QS. An Nisa: 76).


Allah menyebutkan bahwa thoghut memiliki bala tentara yang siap berperang untuk melindungi eksistensi dan kekuasaan thoghut. Angkatan ini dipersiapkan oleh thoghut untuk memerangi orang-orang yang mengancam eksistensi thoghut, dalam hal ini terutama adalah muwahidin. Angkatan perang inilah yang menjadi pilar utama untuk menjaga keberlangsungan berlakunya ideologi, hukum, pemerintahan dan kekuasaan thoghut. Sehingga tidak heran jika bala tentara ini bersikap sangat keras dan kejam terhadap muwahidin. Sebab para muwahidin adalah pihak utama yang sangat mengancam keberlangsungan ideologi,hukum,sistem dan kekuasaan thoghut.

Karena thoghut tidak pernah ridho dengan keberadaan muwahidin dan senantiasa berupaya melenyapkan para muwahidin, maka hendaknya para muwahidin juga tetap teguh dalam mengingkari dan memerangi thoghut dan bala tentaranya. Sebab keimanan seorang hamba akan hilang jika ia telah kehilangan pengingkaran, kebencian dan permusuhannya terhadap thoghut. Dan salah satu bentuk nyata dari pengingkaran, kebencian dan permusuhan terhadap thoghut adalah memeranginya dengan tujuan untuk tingginya kalimat Allah dan merendahkan kalimat orang-orang kafir.


Wallahu musta’an


03 Sya’ban 1438H

Indeks Artikel : http://telegra.ph/2017-07-26

Sumber: http://www.millahibrahim.net/thoghut-tidak-akan-pernah-senang-dengan-keberadaan-muwahidin/

Report Page