The Count of Monte Cristo

The Count of Monte Cristo

Alexandre Dumas

BAB VIII

KEJADIAN yang satu menyusul yang lain dengan cepat. Kisah kembalinya Napoleon dari Pulau Elba yang aneh, penuh rahasia, telah menjadi pengetahuan umum. Suatu kejadian yang tidak ada bandingannya di masa lampau dan mungkin juga tidak akan dapat ditiru di masa yang akan datang. Raja Louis XVIII tidak berusaha keras untuk menahan serangan Napoleon itu.

Kerajaan yang masih jauh daripada selesai ia bangun kembali tergoncang pada landasannya yang tidak kokoh. Satu pukulan dari Napoleon sudah cukup untuk meruntuhkan seluruh bangunan kerajaan itu yang tidak lain terdiri dari hanya campuran tidak menentu dari pemikiran-pemikiran kuno dan pendapat-pendapat baru Oleh sebab itu Villefort tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dari raja kecuali penghargaan yang bukan saja tidak berguna, tetapi bahkan dapat membahayakan bagi dirinya. Tak dapat diragukan lagi Napoleon pasti akan memecat dia kalau saja tidak ada perlindungan dari ayahnya, Tuan Noirtier, yang mempunyai pengaruh yang sangat besar di lingkungan Kehakiman selama Masa Pemerintahan Seratus Hari.

Villefort tetap dapat mempertahankan kedudukannya, tetapi perkawinannya ditangguhkan sampai saat yang lebih baik. Apabila Napoleon tetap berkuasa, Villefort akan membutuhkan calon isteri yang lain, dan ayahnya tentu akan mencarikan seorang wanita baginya. Apabila sebaliknya, Raja Louis XVIII kembali ke singgasana untuk kedua kalinya, pengaruh Markis de Saint-Meran akan dua kali lipat lebih besar dari dahulu, dan perkawinan dengan puterinya akan lebih menguntungkan bagi Villefort.

Adapun Dantes, tetap dalam sekapan. Karena terbenam dalam kedalaman sel bawahtanah, ia sama sekali tidak mengetahui kejadian-kejadian di luar penjara, baik tentang kejatuhan Raja Louis XVIII maupun tentang keruntuhan Kaisar Napoleon.

Dalam masa kembalinya Kaisar yang dikenal dengan Masa Pemerintahan Seratus Hari, Morrel telah tiga kali menemui Villefort untuk meminta dengan sangat agar Dantes dibebaskan. Setiap kali Villefort menenangkannya dengan janji dan harapan. Kemudian terjadilah peristiwa Waterloo, awal kehancuran Napoleon. Morrel tidak datang-datang lagi kepada Villefort. Dia telah melakukan segala sesuatu dalam batas kemampuannya untuk sahabat mudanya. Mengusahakan lagi kebebasan Dantes dalam masa kekuasaan Raja Louis XVIII tidak akan ada gunanya.

Ketika Raja Louis XVIII kembali ke tampuk pemerintahan, Villefort meminta dan memperoleh jabatan sebagai Jaksa Penuntut Umum di Toulouse yang ketika itu masih lowong. Dua minggu kemudian ia menikah dengan Renee, putri Markis de Saint-Meran.

Dalam masa kekuasaan Napoleon yang pendek, Danglars dihinggapi rasa takut. Dia memperhitungkan Dantes dapat muncul kembali setiap saat dengan ancaman pembalasan dendam. Oleh sebab itu dia mengajukan permohonan berhenti kepada Morrel, kemudian bekerja pada sebuah perusahaan bangsa Spanyol di Madrid. Setelah itu tak terdengar lagi kabar beritanya.

Lain dengan Fernand, dia tidak terlalu memusingkan pergantian kekuasaan itu. Yang penting bagi dia, Dantes tidak ada, dan dia tidak merasa perlu menyusahkan diri dengan mencari keterangan apa yang terjadi selanjutnya dengan Dantes. Ketika Kaisar Napoleon berseru kepada rakyatnya, agar setiap lelaki yang dapat memanggul senjata berduyun-duyun mematuhi suara Kaisar, Fernand menggabungkan diri bersama kawan-kawannya.

Kesetiaannya kepada Mercedes, kesediaannya turut merasakan semua kesedihan Mercedes, dan perhatiannya kepada keinginan-keinginan Mercedes betapa kecil sekalipun telah meninggalkan kesan yang baik pada hati Mercedes yang tulus. Dari dahulu Mercedes menyukai Fernand sebagai kawan. Perasaannya itu sekarang diperdalam dengan perasaan baru: berterima kasih. Sekarang Fernand telah berangkat menggabungkan diri kepada tentara Napoleon berbekalkan harapan, kalau Dantes tidak kembali, ia akan memiliki Mercedes pada suatu saat nanti. Mercedes ditinggalkan seorang diri. Seringkali ia ditemukan berjalan-jalan tanpa tujuan sekitar perkampungan orang Catalan dengan bercucuran air mata. Kadang-kadang ia berdiri bagai patung dalam panas matahari Selatan, kadang-kadang duduk di pantai mendengarkan gemuruh ombak yang abadi sambil bertanya-tanya kepada dirinya apakah tidak lebih baik menenggelamkan diri ke kedalaman laut daripada menderita kekejaman menanti tanpa harapan. Dia sudah melakukannya kalau saja keyakinan agamanya tidak melarang membunuh diri.

Ayah Dantes kehilangan semua harapan ketika Napoleon runtuh kembali. Lima bulan sejak ditinggalkan putranya, dia menghembuskan nafasnya yang terakhir di pangkuan Mercedes. Morrel membiayai semua keperluan penguburan dan membayar semua hutang yang terpaksa terjadi selama sakitnya. Untuk melakukan hal itu diperlukan lebih banyak keberanian daripada kemurahan hati semata-mata, karena menolong ayah seorang Bonapartis yang berbahaya seperti Dantes sekalipun di ranjang kematian, ketika itu dapat dianggap sebagai suatu kejahatan.

Report Page