test

test

levspro


232yang murni, namun Sicu terpedaya oleh sang aku. Yang menciptakan cemburu bukanlah cinta kasih yang murni, melainkan nafsu sayang diri yang berkedok sang aku itulah! Cinta kasih yang murni membuat orang ingin melihat yang dicintanya berbahagia, bukan? Apakah Sicu mempunyai keinginan di hati untuk melihat isteri Sicu bahagia hidupnya?"

Cong San mengangguk. "Tentu saja, Locianpwe."

"Nah, itulah cinta kasih yang murni, bebas dari kepentingan sang aku! Andai kata terbukti bahwa isteri Sicu mencinta orang lain, andai kata isteri Sicu merasa berbahagia untuk hidup berdampingan dengan laki-laki lain, maka cinta kasih murni di hati tak akan terluka, tentu Sicu, dengan dasar cinta kasih yang ingin melihat kebahagiaan isteri Sicu itu, akan mengalah dan membiarkan isteri Sicu berbahagia! Akan tetapi, Sicu menjadi cemburu. Mengapa? Karena cinta kasih Sicu telah dipalsu dan dikotori oleh sang aku palsu itulah! Maka timbullah kemarahan karena Sicu yang diganggu, Sicu yang dirugikan, isteri Sicu, milik Sicu, yang hendak direbut orang. Jadi, perasaan cemburu, sakit hati dan marah itu timbul bukan demi cinta kasih terhadap isteri Sicu, melainkan demi cinta diri, demi cinta yang berkedok sang aku. Mengertikah, Sicu?"

"Ohhh...! Betapa bodohnya aku...! Dan betapa murni cinta kasih Yan Cu yang rela hendak mengorbankan nyawa demi kebahagiaanku, suaminya yang tidak berharga ini..." Cong San mengeluh dan merangkul isterinya yang masih menyusui puteranya.

"Cinta kasih murni tak mengenal cacad, berharga atau tidak, pendeknya, cinta kasih murni tidak membuat penilaian!" kakek itu berkata lagi dengan mata separuh terpejam. "Lihatlah cinta kasih Tuhan kepada manusia dan segala makhluk. Cahaya matahari diberikanNya kepada siapa pun juga, baik pengemis mau pun hartawan, pencuri mau pun pendeta, dari semut sampai gajah, sinar matahari itu merupakan curahan kasih suci yang bebas dari penilaian. Itulah cinta kasih murni! Lihatlah cinta kasih ibu terhadap anaknya, dari semua makhluk! Tiada penilaian apakah anaknya itu baik ataukah buruk, cinta kasih seorang ibu tetap tak akan berubah! Itulah cinta kasih murni manusia. Aaahhh, pinceng telah terlalu banyak bicara, pinceng sudah melaksanakan pesan Tiong Pek Hosiang mengembalikan anak-anak kalian. Selamat tinggal dan semoga kalian memperoleh kesadaran." Kakek itu bersama Thian Lee Hwesio meninggalkan hutan, berjalan dengan langkah lebar tanpa menoleh ke kanan kiri.

Keng Hong dan Biauw Eng saling pandang, demikian pula Cong San dan Yan Cu. Meski pun kata-kata Thian Kek Hwesio itu hanya sederhana saja, akan tetapi mereka merasa terpesona dan membuat mata batin mereka terbuka, merasa ngeri bila mengingat kembali perbuatan mereka yang sudah lalu.

"Semoga anak-anak kita akan menjadi manusia-manusia yang lebih sadar dari pada kita," Keng Hong berbisik.

"Semoga demikian..." Cong San menyambung.

"Dan semoga seluruh manusia di dunia ini, bersama-sama saya, akan suka belajar untuk mengenal diri sendiri, sedikit demi sedikit menggosok bersih debu-debu nafsu yang bisa mengeruhkan dan menjadi penghalang dari SINAR API yang berada di dalam diri sendiri manusia, sehingga sinar itu akan menyorot keluar dan menerangi dunia, mendatangkan suasana DAMAI penuh KASIH dalam kehidupan manusia," demikian berkata pengarang sebagai penutup cerita ‘Pedang Kayu Harum’ ini.

“Hmmm, semoga lanjutan cerita ini cepat-cepat dapat dibaca,” demikian pikiran pembaca. Ya, kan…..? 

>>> (TAMAT) <<<


























https://tirto.id/polisi-siagakan-119-personel-di-uin-kawal-demo-gejayan-memanggil-2-eiYv

Report Page