test

test

test

Menurut gue perasaan ingin membantu itu baik, tapi kenapa ada persepsi kalau tidak memberi pinjaman berarti tidak baik/tidak membantu/tidak dermawan?

Tuhan aja, ketika hambanya minta dan dia pasti bisa mengabulkannya (dalam case ayunan punya kapasitas untuk mengabulkannya) maka dia memberi 3 cara mengabulkan permintaan (membantu peminta).

  1. Dia akan mengabulkan langsung permintaan si peminta (case ayunan, permohonannya minjem uang, dia kasih uang)
  2. Dia akan mengabulkan permintaan dalam bentuk kebaikan lain (case ayunan, bisa sarankan sumber lain dia bisa mendapatkan uang secara langsung)
  3. dia akan menjawab permohonannya dengan melakukan upaya supaya keburukan tidak menimpanya (case ayunan, karena pinjem duitnya udah konsisten, repetitif maka konteksnya adalah si pengabul bisa memberi nasihat supaya si peminjam tidak salah meminjam kepada orang, atau jangan sampai ketika meminjam ke orang lain jadi tidak bisa bayar, atau nasihat2 yang menghindarkan dia dari keburukan)

jadi, kalau tuhan saja menyematkan istilah kebaikan untuk membantu atau mengabulkan permohonan seseorang pada tiga cara, sebagai manusia, jangan hanya menetapkan standar baik hanya pada mengabulkan permohonan yang diharapkan dari peminjam. tidak meminjami bukan berarti tidak baik, karena bentuk bantuan itu banyak, harus serta merta mengiyakan letterleg apa yang dia minta.

Disatu sisi, kasih pemahaman ke peminjam, bahwa kadang2 kebaikan g selalu datang dari wujud bantuan langsung, tapi sering kali datang dari cara lain, misal saran, harus kemana, dateng ke orang ini itu, dll. Jangan jatuh pada stigma bahwa perantara kebaikan tidak lebih baik dari pemberi bantuan.

Report Page