Start.

Start.

@yunaaliesa

Hampir 2 tahun aku belajar di sekolah ini, tak pernah aku bertemu dengan laki-laki itu, laki-laki yang kini dengan lihai menendang bola nya kesana kemari untuk mencetak gol.


Aku terpana dengan parasnya, juga permainannya. Dapat aku katakan, dari banyaknya laki-laki tampan di angkatanku, Dia lah yang menarik perhatianku.


Apa ini yang disebut cinta pandangan pertama? Kurasa begitu. Sedaritadi, pandanganku tak lepas memperhatikan laki-laki itu. Saat itu, aku sadar bahwa aku menaruh sedikit rasa padanya.


Saat teman satu tim nya berhasil mencetak angka, Ia tertawa dengan manis sambil ber-high five ria bersama temannya.


Aku rasa wajahku memerah.


Waktu istirahat, Ia menanyakan keberadaan seragamnya. Temannya menunjuk ke arah kursi panjang yang tidak terlalu jauh dari tempatku berada.


Melihat seragam putih abunya tersampir di kursi penonton, kebetulan sekali namanya terlihat olehku.


”Miya Osamu?”


Hatiku berteriak girang, sekaligus bertanya-tanya.


“Miya? Kayak kenal deh…”


“Loh pantes!” Ujarku pelan, menyadari laki-laki yang sedaritadi aku perhatikan, adalah kembaran Miya Atsumu si bocah maniak voli.


Meski berwajah sama, bagiku mereka sama sekali berbeda. Entah karena apa, tapi mungkin itulah alasanku bahkan tidak menyadari, bahwa aku pernah bertemu wajah itu meski di lain raga.


Miya Osamu benar-benar sesuatu untuku.

Report Page