Sorry—

Sorry—

Svrcous

Tawan memarkirkan mobilnya di parkiran apartemen New. Lalu ia mematikan mesin mobilnya dan membuka seatbeltnya. Tawan menolehkan wajahnya kesamping untuk melihat New. Sepanjang perjalanan New banyak diam, ia masih kesal karena Tawan terus memintanya untuk pulang ke surabaya.

"Aku ikut dulu ke atas ya. Gak lama kok, ambil baju doang abis itu aku langsung pulang," ucap Tawan disertai dengan senyuman.

New menatap Tawan dengan tatap tak bisa diartikan, lalu New melepaskan seatbeltnya dan langsung keluar dari mobil.

Tawan menghela nafas pelan, Tawan tau suasana hati New buruk karena dirinya. Jadi Tawan berpikir untuk pulang malam ini, ingin memberi ruang untuk New menenangkan dirinya.

Sampainya di unit apartemennya, New membuka pintunya dan masuk ke dalam apartemennya. New langsung mendudukan dirinya di sofa, sedangkan Tawan langsung masuk ke kamar New untuk mengambil pakaiannya.

Melihat Tawan membawa barang-barangnya, membuat emosi New memuncak. New menatap Tawan kesal, ia tak ingin Tawan pulang tapi ia tak ingin meminta Tawan untuk tinggal. Saat ini, egonya sedang mengendalikan dirinya.

Tawan menyadari tatapan kesal New, tapi Tawan tak tahu apa yang sebenarnya membuat New sangat kesal.

Tawan balas menatap New dengan tatapan yang menenangkan, lalu ia berjalan menghampiri New yang sedang duduk di sofa. Tawan langsung duduk berjongkok di hadapan New, ia berusaha mensejajarkan tubuhnya dengan New.

"Mbul, kamu mau makan apa?" New tak menjawab, ia hanya terus menatap Tawan.

"Mau pesen makan atau mau aku bikinin nasi goreng?" New tetap tak menjawab.

"Kamu mau aku pulang?" New masih diam.

Tawan tersenyum simpul, lalu ia mengusap surai hitam milik New.

"Aku udah minta gun sama krist buat temenin kamu malem ini. Nanti kamu jangan lupa makan ya, terus jangan begadang juga. Besok pagi aku kesini lagi bawa sarapan.. tapi itu juga kalo kamu mau." Tawan memberi jeda.

"Yaudah, aku pulang dulu ya." Tawan mengusap pipi New dengan lembut, lalu ia tersenyum.

Tawan langsung berdiri dari duduknya, dan berbalik untuk berjalan ke arah pintu. Namun langkah Tawan terhenti ketika New tiba-tiba memegang ujung kemeja yang Tawan kenakan.

Tawan langsung berbalik, dan menatap New yang sedang menatapnya dengan tatapan yang sendu.

"Jangan pulang." Akhirnya New menurunkan egonya.

Tawan tersenyum senang, lalu ia memegang tangan New yang tadi New gunakan untuk memegang ujung kemeja milik Tawan.

"Kamu mau aku nginep lagi malam ini?" New mengangguk dengan netra yang masih menatap Tawan dengan puppy eyes.

Tawan tidak tahan dengan tatapan yang New berikan, New dengan puppy eyes membuat jantung Tawan berdetak dua kali lebih cepat. Sungguh, New sangat menggemaskan.

Dengan cepat Tawan langsung mendudukan dirinya disamping New, lalu ia menyimpan barang-barangnya asal di lantai.

"Maaf ya sayang, tadi aku maksa kamu buat pulang ke surabaya." Tawan mengenggam kedua tangan New.

"Aku maksa kamu pulang bukan karena aku gak mau nemenin kamu disini, aku cuma pengen kamu aman." New mengangguk.

"Aku paham maksud kamu, tapi aku gak mau pulang.. aku mau disini. Aku yakin semua bakalan aman-aman aja kok, kamu gak usah khawatir." Tawan menghela nafas pelan, lalu ia mengangguk.

"Yaudah kamu gak usah pulang, kamu disini aja ya. Tapi aku bakal tinggal disini sampe keadaan membaik."

"Tinggal selamanya juga gak papa." Celetuk New yang membuat Tawan terkekeh.

"Kalo kaya gitu, aku harus minta izin nikahin kamu dong sama om hendra." New terkekeh mendengar ucapan Tawan.

"Nah gitu dong, jangan cemberut mulu."

"Maaf ya yangg, dari tadi aku cuekin kamu," ucap New.

Tawan tersenyum lalu ia memeluk New.

"Iya sayang gak papa, wajar kok kamu marah." New membalas pelukan Tawan.

"Makasih ya, udah sabar sama mood aku yang gak jelas."

"Sama-sama sayangg." New melerai pelukannya.

"Kita pesen makan yuk yangg, aku laper," ucap New.

"Tadi aku tawarin drive thru gak mau." Goda Tawan.

"Ihh tadi kan akunya masih ngambek." Tawan terkekeh.

"Yaudah aku pesen sekarang ya." New mengangguk.

"Dessertnya mau beli apa?"

"Gausah beli, gun nanti mau kirim bolu pisang"

"Oke."


Report Page