Soft.

Soft.

Rie

Han Jisung, dia tuh terkenal nolep wibu bau bawang anti sosial dengan kaca mata bulat tebalnya, tapi pintar di kelasnya. Tak jarang ada beberapa orang yang usil dan jahil padanya, yah.. nasib katanya.

"woy anak bawang, nih kerjain pr gua, sampe nilai gua jelek gua telanjangin lo dilapangan" Oh itu sudah biasa, Jisung mengangguk kaku dan mulai mengerjakan tugas teman sekelasnya itu.


~●~


Jisung berjalan menuju kamar nya setelah sampai dirumahnya, ia langsung membaringkan tubuhnya diatas kasur kesayangannya. "Ah.. capek banget dah..., malam sabtu lagi sekarang" Jisung beranjak dari kasurnya dan pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri.

Selesai mandi kini ia dengan rapih memakai kaus hitam ketat dengan luaran jaket crop kulit hitam dengan celana jeans, ia memakai sarung tangannya, memasang piercingnya dibibir dan beberapa ditelinganya. Ey.. penampilannya saat ini jauh berbeda dari Han Jisung yang terkenal di sekolah itu...

Dia keluar dari kamarnya dengan santainya, mengambil helm full face nya, menyalakan motor kebanggannya, Kawasaki Ninja ZX-25RR, atau panggilannya, J.

"Eyyow J, siap tanding hari ini kan? Gua gatau apa yang udah disiapin lawan kita hari ini, tapi gua yakin kita menang hahha" Jisung mengecek sekali lagi motornya, setelahnya ia tancap gas ke lokasi balap biasanya.


22.30


Jisung sampai, riuh suara teriakkan membengkakkan telinganya begitu ia turun dari motornya.

"J.One!" teriakkan dari penggemarnya yang sudah biasa, kk.

Ia adalah J.One, salah satu pembalap unggulan disirkuit ini, terkenal dengan sosoknya yang sangat tertutup tapi mematikan saat dalam pertandingan.

Jisung bisa melihat disebrang sana, sosok yang menantangnya bersama geng nya duduk bersantai sambil bersiul keras menggoda dirinya.

SpearB, sosok yang maju melawannya hari ini, dia bangkit dan berjalan ketengah. Jisung menelan ludahnya, maju dan menghampiri sosok itu.

"Hey, sudah lama tidak bertemu, ingat terakhir kali kita bertanding sayang?" Ucap SpearB dengan nada mengejek.

Ya di pertandingan dulu saat melawan maniak gym itu Jisung kalah telak, ia benar-benar dipermalukan ditengah banyaknya orang-orang yang menonton, SpearB itu ia menyirami Jisung yang berlutut dengan wine. Malam yang tak terlupakan.

"Kkk tentu, aku sudah lebih baik dari malam itu" Jisung terkekeh dan tersenyum bangga, walau tak terlihat karena ia mengenakan masker.

"Kau ingat taruhannya kan manis? Yang kalah harus siap mengangkang dan menurut pada yang menang, kau yakin ingin lanjut hm?" Jisung menatap penuh api membara.

"Tentu! Ayo mulai sekarang"


~●~


Keduanya siap diatas motor mereka masing-masing, seorang wanita berpakaian minim berada ditengah membawa bendera dan pistol kosong.

"Siap? 1 2 3" Peluru dilepaskan 2 kendaraan itu melaju pesat bagaikan kilat.

2 motor itu berkendara sangat cepat dan tak ada yang mau mengalah.

2 putaran terlewati, 1 putaran lagi akan menentukan siapa pemenangnya.

"Ya! Nak!! Semangat, kau akan menerima kekalahanmu yang kedua hahahah!!!" SpearB berteriak kencang, Jisung mendengarnya, rahangnya mengeras. Ia tidak boleh kalah atau harga dirinya akan hilang.

Tapi sayang, lawannya tiba-tiba melaju melesat sangat cepat, menerobos garis finish dengan bangga. Jisung merasa tubuhnya kaku.

Jisung turun dari motornya, sosok SpearB itu mendekatinya. Ia menelan ludahnya, tenggorokannya terasa kering.

"Tenang, gua udah book hotelnya, kita bakal bersenang-senang malam ini" Rahang Jisung semakin mengeras, ia menahan diri untuk tidak melakukan kekerasan pada sosok didepannya.

"Oh ya, temen-temen gua bakal ikut hancurin lo hari ini, siapin mental lo J.One" Jisung membulatkan matanya, teman-teman yang dimaksud SpearB itu datang, ada 7 seluruhnya.

Oh ya Tuhan, melayani 7 pria dalam semalam? itu tidak pernah terlintas di otak Jisung.


~●~


Jisung terbangun diruangan yang ia yakini sebuah kamar. Ia tertidur dikasur empuk tapi.. "akh" tangan dan kakinya terasa kebas, udara dingin menusuk tubuhnya.

Jisung sadar ia bugil sekarang, tangan dan kakinya terikat di masing-masing ujung ranjang, ia mengangkang lebar saat ini. Oh dan jangan lupakan sebuah gag ball mengisi mulutnya, Jisung merasa kebas.

"anh! hhh!!" Jisung mencoba merapatkan kakinya, ketika menyadari dirinya jadi tontonan 7 pria lain dikamar itu.

Salah satu dari mereka mendekat. "Ey gua ga nyangka J.One itu lo, anak bawang hahha" tawa sarkas itu menggema ditelinga Jisung, wajahnya merona padam saat baru menyadari mereka adalah anak-anak yang biasa mengganggu nya disekolah.

Jisung menjauhkan kepalanya saat sosok lainnya mencoba mengelus kepalanya. Geram atas perlakuannya, sosok itu menjambak rambut Jisung. "Diem, nikmatin aja malem ini" Jisung menatapnya dengan tatapan bergetar, tatapan sosok itu benar-benar seperti mengulitinya hidup-hidup.

Jisung merasa tubuhnya panas, fuck.. sepertinya 7 orang itu memberikannya obat perangsang sebelumnya. Jisung menegang, ia melihat 7 orang lainnya mulai mengelilinginya, menatapnya dengan tatapan cabul dan mesum.

Salah satu diantara mereka semakin mendekat, mengusap bibir anal Jisung yang basah dan berkedut. "Lubang perek nya udah ga sabaran ya?? Mau diisi 2 kontol sekaligus manis?" sosok itu melesakkan 2 jarinya yang kering kedalam lubang senggama Jisung. Jisung menggeleng hebat, dia menjerit tertahan.

"Ouh.. rileks darl, tangan gua kerasa mau patah karena jepitan lo, ketat banget sih lubangnya" Jisung semakin menegang, mencoba merileks-kan diri. Ia memejamkan matanya kuat saat sosok itu semakin kasar memainkan lubangnya.

"Kayanya seru denger ocehan lo, gua juga mau lo nyepong hahha" Jisung menoleh kesamping kepalanya, pemuda bermata tajam itu tersenyum tipis, melepaskan gag ball dimulutnya. Jisung merasa bebas.

"AHH! Ah ngentot, lubang gua hhh perih.." Ke-7 pria lainnya tersenyum terkejut mendengarnya, hei dia pasti bukan Han Jisung itu..

Sosok yang sedang memainkan lubangnya mencengkram paha menggoda itu kuat hingga meninggalkan bekas merah. Jisung menunduk mencoba melihatnya.

"nhhm... hufh.. kak Minho ahh" Minho menyeringai lebar, semakin menekan jarinya pada senggama Jisung hingga Jisung menegang kuat.

Jisung merasakan tangan kirinya bebas dari rantai, ia menoleh, tangannya bergetar dituntun mengocok penis sosok itu.

"uhh.. kocok yang bener anjing" Jisung dengan cepat mengocok penis tersebut.

"huhh.. Jeong..." Sosok dengan mata rubah itu tersenyum, kocokan Jisung dipenisnya semakin cepat.

"Fuck! Tangan lo enak banget bangsat ahh" Jeongin mengadahkan kepalanya merasa nikmat.

Jisung menoleh kekanan, tangan kanannya terasa bebas, "Ji, kocok kontol gua juga sayang" suara berat itu menggema ditelinga Jisung. Jisung mengangguk pelan dan mulai mengocok kedua penis disisinya. "Jeong.. Lix ahh kotorin badan gua~"

Ia merasakan jari lainnya mulai menerobos lubangnya, Jisung mencoba melihatnya, kedua tangan penuh urat itu.. keduanya benar-benar memanjakan lubang Jisung yang tak pernah tersentuh sebelumnya.

"ah.. hha~ kak chan.. keluarin ahh" mulutnya dan tubuhnya benar-benar tidak sinkron..

Bangchan berdecak malas, "mulut lo ngomong gitu tapi lubang lo disini malah nelen rakus jari gua sama minho, lubang perek lo laper banget Ji" Bangchan dan Minho benar-benar memainkan bagian dalam tubuh Jisung begitu memabukkan.

Salah satu sosok berambut panjang disitu mendekat kedadanya, menjilati areola Jisung menggoda puting pink kecoklatan itu menegang. Sosok itu menghisap puting kanan Jisung dengan rakus.

"AH! Haa anjing Hyun.. ahh uhhh" Hyunjin bergantian menghisap dan memainkan puting Jisung juga menjilati seluruh dada Jisung hingga mengkilat dan meninggalkan banyak tanda disana. Ia berulang kali melakukannya.

Jisung pusing, sebuah tangan mengocok penisnya dan menggoda ujungnya, menekan lubang kencing Jisung dengan kukunya dan merematnya kuat, sesekali memberikan kecupan dan jilatan pada penisnya. Jisung menggeleng kuat "ahh nghh Seungmin.. ahh bangsat kontol gua.. hhhaaaaa" yang dipanggil hanya cekikikan dengan tetap menggoda tubuh itu.

SpearB, dia menumpukan lututnya di sisi kanan dan kiri leher Jisung, seperti duduk diatas lehernya. Ia menampar wajah Jisung beberapa kali. Jisung menggulirkan matanya, liurnya keluar berceceran, entah kenapa tamparan itu terasa nikmat, terlebih dengan penis gemuk yang besar itu menjulang didepan matanya.

"Anak bawang kk ternyata lo lonte ya, masokis darl? Dikasarin makin nafsu ya? Kulum kontol gua perek" Jisung menurut mencoba mengulum penis sosok didepannya, air matanya turun membasahi pipi gembilnya.

Jisung menangis, menangis menahan nikmat, sakit, dan pegal pada tubuhnya. Tubuhnya melemas, wajahnya benar-benar menggoda saat ini.

Jeongin dan Felix bisa melihatnya, bagaimana wajah lucu itu memerah, mata berair yang tak henti menggulir dan memejam lucu, pipi gembilnya yang penuh karena sedang mengulum penis gemuk, dan bibir tipis mengkilat itu yang terselip sebuah penis. Mereka bisa cepat keluar melihatnya.

"Fuck gua keluar Ji, siap-siap gua kotorin badan lo" / "Anjing muka lo, gua cum sayang" Cairan mereka berdua menyembur, membasahi tangan dan sebagian tubuh Jisung.

Jisung semakin menggelinjang hebat, Ia bisa merasakan pelepasannya akan keluar sebentar lagi, Seungmin semakin memainkan penisnya dengan cepat, juga keempat total jadi dilubangnya yang semakin bergerak brutal membuat Jisung sampai pada saat itu juga.

Pemuda itu mengeluarkan banyak cairannya mengotori tangan Seungmin dan perutnya hingga dada. Jisung bisa merasakan mereka semua mundur dan melepaskan diri mereka dari Jisung.

Jisung bernapas lega, tapi 5 lelaki lain selain Jeongin dan Felix dalam ruangan itu mengocok penis mereka dihadapannya. Satu persatu semburan sperma mereka itu mengotori seluruh tubuhnya, Jisung merasa bermandikan sperma. "anghh..- hh fuck peju.. ahh gua mandi peju kk" Jisung menjulurkan lidahnya sesaat, dan terbaring lemas.

"Woy kita belum masuk inti sayang, lo harus manjain kontol keker kita satu satu atau dua sekaligus di lubang pink ketat perek lo itu" Ucap Hyunjin sembari menampar lubang Jisung yang terasa masih perih. Jisung mencoba merapatkan kakinya, lupa kakinya masih terantai.

"that's right , lo belum kita gilir sayang, fuck gua mau hamilin lo anjing, hamil anak kita bertujuh ya sayang" Jeongin menekan dan mengelus sesekali meremat perut Jisung, membuat Jisung merasa mual tapi nikmat disisi lain.

"ahh.. ya..~ gua mau, hh hamilin gua ya, penuhin lubang perek gua sama peju lo semua, hhh ngentot ahh mau dientot!" ketujuh sosok itu menyeringai tajam.

Bangchan ikut menepuk-nepuk lubang Jisung yang cengap-cengap berkedut minta diisi, terlihat menggemaskan.

"Sesuai kemauan lo, princess" Felix berbisik dengan suara beratnya di telinga kanan Jisung. Jisung merinding.


-END-



Report Page