Latihlah Orang Baru Untuk Melayani Saudara-Saudari

Latihlah Orang Baru Untuk Melayani Saudara-Saudari

w08/2016 hal 28-29 par 13-19

13 Yehuwa ingin agar hamba-hamba-Nya saling mengasihi seperti keluarga dan saling melayani. (Baca Lukas 22:24-27; 1 Petrus 1:22.) Alkitab menjelaskan bahwa Yesus memberikan segalanya, termasuk nyawanya, untuk orang lain. (Mat. 20:28) Dorkas ”banyak sekali melakukan perbuatan baik dan memberikan pemberian belas kasihan”. (Kis. 9:36, 39) Maria ’bekerja keras’ membantu saudara-saudari di Roma. (Rm. 16:6) Bagaimana kita bisa membantu orang baru mengerti pentingnya berbuat baik kepada saudara-saudari?

14 Kita bisa mengajak orang baru mengunjungi lansia atau orang yang sedang sakit. Orang tua juga bisa mengajak anak mereka jika situasinya cocok. Penatua bisa mengajak anak muda atau orang baru bekerja sama jika ada kebutuhan untuk menyediakan makanan bagi lansia atau memperbaiki rumah mereka. Jika anak muda dan orang baru melihat bahwa saudara-saudari saling peduli seperti itu, mereka akan tergerak untuk melakukannya juga. Contohnya, sewaktu mengabar di sebuah desa, seorang penatua selalu mampir ke rumah saudara-saudara di sana. Seorang saudara muda yang sering ikut dengan penatua ini belajar darinya. Dia jadi tergerak untuk memikirkan apa yang bisa dia lakukan untuk membantu saudara-saudari.—Rm. 12:10.

15 Yehuwa memberi para pria tanggung jawab untuk mengajarkan Firman Allah di sidang. Jadi, pria-pria harus belajar cara menyampaikan khotbah dengan baik. Jika Saudara seorang penatua, cobalah dengarkan sewaktu hamba pelayanan berlatih menyampaikan khotbah. Lalu, bantu dia meningkatkan keterampilannya.—Neh. 8:8.

16 Ada banyak pria yang perlu dilatih untuk menjadi gembala di sidang. Paulus melatih Timotius dan menyarankannya untuk melatih orang lain. Paulus berkata, ”Teruslah peroleh kuasa melalui kebaikan hati yang tidak selayaknya diperoleh yang berhubungan dengan Kristus Yesus, dan perkara-perkara yang engkau dengar dariku dengan dukungan banyak saksi, percayakanlah perkara-perkara ini kepada pria-pria yang setia, yang selanjutnya akan cukup cakap untuk mengajar orang-orang lain.” (2 Tim. 2:1, 2) Timotius belajar banyak hal dari Paulus yang adalah penatua dan rasul. Dia belajar caranya untuk lebih terampil dalam pengabaran dan caranya membantu saudara-saudari di sidang.—2 Tim. 3:10-12.

17 Paulus menggunakan banyak waktu untuk melatih Timotius karena dia ingin Timotius terlatih dengan baik. (Kis. 16:1-5) Para penatua bisa meniru Paulus dengan mengajak hamba pelayanan yang memenuhi syarat untuk ikut dalam kunjungan penggembalaan. Dengan begitu, mereka bisa belajar dari para penatua cara mengajar orang lain, cara menjadi sabar dan pengasih, dan cara mengandalkan Yehuwa sewaktu mengurus domba-Nya.—1 Ptr. 5:2.

PELATIHAN ITU PENTING

18 Pada akhir zaman ini, banyak orang baru perlu dilatih agar semakin terampil dalam pengabaran. Banyak saudara juga perlu dilatih untuk mengurus sidang. Yehuwa ingin agar semua hamba-Nya dilatih dengan baik. Dan, Ia memercayakan tugas istimewa itu kepada kita. Jadi, kita harus berusaha keras melatih orang lain, seperti yang Yesus dan Paulus lakukan. Kita perlu melatih sebanyak mungkin orang karena pekerjaan pengabaran semakin meningkat sebelum akhir itu tiba.

19 Dibutuhkan waktu dan upaya untuk melatih orang baru. Tapi, kita yakin bahwa Yehuwa dan Yesus akan membantu kita melatih orang lain dengan cara terbaik. Kita pasti akan bahagia jika melihat orang yang kita latih ”bekerja keras dan mengerahkan diri” di sidang atau dalam pengabaran. (1 Tim. 4:10) Kita sendiri juga perlu terus berupaya keras untuk maju secara rohani, mengembangkan sifat-sifat yang bagus, dan lebih mendekat kepada Yehuwa.

[Catatan]


Report Page