Paradoks Fermi

Paradoks Fermi

Tim Urban


Kebanyakan orang memandang langit malam yang tenang dan indah dengan cara yang yang seperti ini; merasa takjub dengan keindahannya, atau terpukau oleh skala semesta yang amat sangat luas. Secara personal, saya juga memandangnya dengan cara kuno yang sama "Mengalami krisis eksistensialis untuk beberapa saat dan terus merenunginya setengah jam kemudian".


Tapi banyak juga orang yang merasakan hal yg berbeda.


Fisikawan Enrico Fermi memikirkan sesuatu yang lain dan bertanya—”Dimana mereka semua?”


Langit berbintang terlihat sangat luas, tapi yang sebenarnya kita lihat hanyalah tetangga terdekat kita. Pada malam yang sangat cerah, kita dapat melihat sekitar 2,500 bintang. Setidaknya ada 100 juta bintang di galaksi kita yabg berjarak kurang dari 1,000 tahun cahaya dari kita( 1% dari diameter galaksi bima sakti), jadi sebenarnya yang kita lihat dilangit adalah bintang yang paling terang di lingkaran merah kecil ini (Galaxy Bima Sakti / Milky Way)


Saat berbicara topik tentang langit dan galaksi, pertanyaan terbesar dan paling misterius oleh kebanyakan orang adalah "adakah kehidupan cerdas diluar sana?"


Mari kita hitung angka kemungkinannya—


Seperti jumlah bintang di galaksi kita(100 – 400 milyar), ada sekitar jumlah galaksi yang sama di alam semesta yang bisa kita amati(observable universe). Untuk setiap satu bintang di Galaksi Bima Sakti, jumlahnya sama dengan 1 Galaksi diluar sana. Jika di totalkan semuanya, akan menjadi sekitar 10^22 / 10^24 total bintang di alam semesta. Jika dihitung dengan perbandingan di bumi, untuk setiap butir pasir di setiap pantai di bumi, ada 10,000 bintang diluar sana.


Dunia sains belum satu suara tentang persentase bintang yang mirip-seperti-matahari (ukuran yang sama, temperatur, dan kecerahan).—Opini mereka berbeda beda, berkisar dari 5% sampai 20%. Jika kita hitung menggunakan yang terendah (5%), dan hitungan total bintang paling sedikit(10^22), maka jumlahnya akan menjadi 500 quintrillion, atau 500 miliar miliar bintang yang mirip-seperti-matahari.


Ada juga Perdebatan di kalangan saintis tentang jumlah persentase dari 'bintang-mirip-matahari yang mungkin juga dikelilingi oleh planet-mirip-bumi(planet yang memiliki kondisi temperatur yang memungkinkan , memiliki air dan berpotensial mendukung kehidupan, seperti dibumi)'. Beberapa mengatakan jumlahnya lebih dari 50%, tapi mari gunakan ukuran konservatif saja, yaitu 22% dari studi PNAS terbaru. Ini menunjukkan bahwa setidaknya, 1% dari total bintang di seluruh semesta diluar sana, memiliki planet mirip bumi yang berpotensi mendukung kehidupan. jumlahnya paling sedikit sekitar 100 miliar miliar planet-mirip-bumi.


Lebih lanjut, kita tidak punya pilihan lain selain ber sperkulasi. Mari sedikit berimajinasi, bahwa setelah miliaran tahun eksistensi, 1% planet-mirip-bumi itu ternyata mampu mengembangkan kehidupan. dan mari bayangkan lagi, bahwa ternyata 1% dari 1% planet-planet tadi, kehidupan mampu berkembang ke level Kehidupan Cerdas, seperti di bumi kita. Itu artinya diluar sana ada 10 quadrillon(10 juta miliar) peradaban cerdas di semesta ini(observable universe).


Mari kembali lagi ke galaksi Bima sakti kita, dan melakukan perhitungan yang sama menggunakan estimasi terendah untuk jumlah bintang di Galaksi Bima Sakti( 100 Miliar). maka bisa di hitung, bahwa ada 1 miliar planet-mirip bumi, dan setidaknya 100,000 peradaban cerdas di galaksi kita ini.


SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) adalah organisasi yang bertujuan untuk mencari dan mendengarkan sinyal atau petanda dari kehidupan cerdas diluar sana. Seharusnya jika kita benar, bahwa ada sedikitnya 100,000 atau lebih peradaban cerdas di galaksi kita, dan setidaknya beberapa dari mereka mengirimkan gelombang radio, sinar laser atau cara lain untuk berkomunikasi, bukankah harusnya SETI satelit mampu mendeteksinya?


Seharusnya...


Tapi anehnya, ini tidak pernah terdeteksi sama sekali.


Dimana yang lainnya?


Ini semakin aneh saja. Faktanya, matahari kita bisa dibilang masih muda bila dibandingkan dengan umur semesta ini. Diluar sana ada bintang-bintang yang jauh lebih tua dengan planet-mirip-bumi yang juga lebih tua, yang secara teori berarti Peradaban mereka jauh lebih maju dari kita. Sebagai contoh, mari bandingkan 4,54 miliar tahun Bumi kita dengan planet X(hipotetikal) yang berumur 8 miliar tahun.


Jika Planet X mempunyai 'sejarah kehidupan' yang mirip dengan bumi, mari kita lihat dimana seharusnya peradaban mereka saat ini.


Teknologi dan pengetahuan dari peradaban kita yang berjarak 1,000 tahun lamanya saja akan sangat mengejutkan bagi orang-orang di abad pertengahan. Sebuah Peradaban yang 1 juta tahun lebih maju, mungkin tidak akan mampu dimengerti oleh kita, seperti simpanse yang tidak akan mengerti kultur manusia. dan jika Planet X 3,4miliar tahun lebih maju dari kita, maka....


Ada sesuatu yang disebut Skala Kardashev, yang membantu kita mengelompokkan Peradaban Cerdas menjadi tiga kategori berdasarkan jumlah energi yang bisa mereka gunakan:


Peradaban Tipe I memiliki kemampuan untuk menggunakan seluruh energi yang ada di planet mereka. Kita belum bisa dibilang berada di Tipe I, tapi kita sudah mendekati (Carl Sagan menciptakan formula untuk memakai Skala ini, dan menunjukkan kita berada di Peradaban Tipe 0,7)


Peradaban Tipe II dapat mengontrol energi dari bintang-host di tata surya mereka. Otak Tipe I kita yang lemot akan sangat sulit membayangkan bagaimana cara melakukannya. Namun kita telah mencoba sebisanya, membayangkan sesuatu seperti Dyson Sphere.


Peradaban Tipe III adalah peradaban mutakhir yang akan mampu mengakses energi di Seluruh Galaksi Bima Sakti.


Jika level Peradaban diatas terdengar sulit dipercaya, ingatlah Planet X yang terus berkembang selama 3,4 miliar tahun. Jika sebuah peradaban di Planet X memiliki cerita yang hampir sama dengan kita dan mampu terus bertahan hidup mencapai Tipe III, maka bukan tidak mungkin bahwa mereka sudah mampu melakukan perjalanan antar-bintang, bahkan mungkin telah berhasil menduduki seluruh galaksi mereka.


Satu hipotesis tentang bagaimana kolonisasi galaksi bisa terjadi, adalah dengan menciptakan peralatan mesin yang mampu menuju ke planet lain, menghabiskan 500 tahun atau lebih untuk mereplikasi-dirinya dengan menggunakan bahan mentah di planet baru mereka, dan kemudian mesin tersebut mengirim 2 replika lain ke planet lain untuk melakukan hal yang sama. Bahkan tanpa kecepatan cahaya, cara tersebut dapat menduduki seluruh galaksi dalam waktu 3,75 juta tahun, waktu yang relatif singkat bila kita bandingkan dengan skala miliaran tahun.


Melanjutkan spekulasi, jika 1% dari kehidupan cerdas bertahan cukup lama dan berpotensial melakukan kolonisasi-galaksi dan menjadi Peradaban tipe III, kalkulasi kami diatas menunjukkan bahwa seharusnya ada sedikitnya 1,000 Peradaban tipe III di galaksi kita sendiri— dan dilihat dari betapa besarnya kekuatan yang dimiliki mereka, maka kehadiran mereka seharusnya akan sangat mudah dideteksi. Nyatanya, kita tidak menemukan apapun, tidak mendengarkan sinyal apapun, dan tidak pernah dikunjungi siapapun.


Lalu dimana semua orang?

Inilah yang disebut dengan Paradoks Fermi


Kami tidak punya jawaban untuk Paradoks Fermi—yang terbaik yang mampu kami lakukan adalah "penjelasan yang mungkin terjadi". Dan jika kamu bertanya 10 saintis berbeda tentang yang mana yang benar, kamu akan mendapat 10 jawaban yang berbeda juga. Kamu pasti pernah mendengar tentang manusia di masa lalu, yang berdebat apakah bumi itu bulat, atau apakah matahari berevolusi terhadap bumi, atau berpikir bahwa petir terjadi karena ulah Zeus, dan mereka terlihat begitu primitif, gelap dan bingung? saat ini kita sedang berada ditempat mereka jika kita berbicara tentang Paradox Fermi.


Untuk melihat tentang penjelasan-penjelasan terbaik untuk Paradox Fermi yang paling sering didiskusikan, kami membaginya menjadi 2 kategori dasar—penjelasan yang pertama mengasumsikan bahwa tidak ada petanda tentang peradaban tipe II dan tipe III karena mereka memang sama sekali tidak pernah ada, dan yang kedua mengasumsikan mereka diluar sana dan kita tidak mampu melihat atau mendengar tentang mereka karena beberapa alasan:


Penjelasan Grup 1: Tidak adanya petanda tentang peradaban maju (tipe II dan tipe III) karena mereka memang tidak ada.


Mereka yang percaya ke penjelasan grup 1 menunjuk sesuatu yang disebut non-exclusivity problem, yang menyangkal setiap teori yang mengatakan, "Diluar sana ada peradaban yang lebih maju, namun tidak ada dari mereka yang mencoba berkomunikasi dengan kita karena mereka semua_____." Orang-orang grup di 1 menggunakan matematika, yang mengatakan seharusnya ada ribuan (atau jutaan) peradaban maju, yang setidaknya akan ada salah satu dari mereka yang menjadi pengecualian dari suatu aturan mereka. Bahkan bila teori ini berlaku untuk 99,99% peradaban maju, 0,01 yang lain bisa saja berlaku berbeda/melanggar aturan dan kita akan mampu merasakan keberadaannya.


Dari kesimpulan itu, mereka menyimpulkan bahwa memang tidak ada peradaban maju diluar sana.


Ini adalah sesuatu yang juga disebut dengan The Great Filter.

Teori tentang The Great Filter mengatakan bahwa pada suatu titik, dari pre-kehidupan menuju kecerdasan tipe III, disana ada dinding yang, semua, atau hampir semua kehidupan akan menemuinya. Ada suatu dinding di proses panjang evolusi yang membuat kehidupan hampir mustahil, atau sangat mustahil untuk bertahan. Dinding itulah yang disebut The Great Filter.


Paradoks Fermi, dimana yang lainnya?


Bila teori ini benar, maka pertanyaan besarnya adalah, Kapan The Great Filter akan terjadi? apakah telah kita lewati, atau malah tepat didepan kita?


Pertanyaan ini berubah menjadi sangat penting, karena ini menjadi takdir dari ras manusia. menyangkut kapan The Great Filter akan terjadi, kita dihadapkan dengan tiga kemungkinan: Kita Langka, Kita yang Pertama, atau Kita sedang menuju Kemusnahan Massal.


---

1. Kita Langka (The Great Filter ada Dibelakang Kita/ Telah Kita Lewati)


Salah satu harapan yg kita miliki adalah The Great Filter ada dibelakang kita—kita berhasil melewatinya, yang artinya sangatlah Langka untuk suatu kehidupan berkembang dan mencapai level kecerdasan yang kita miliki. Diagram dibawah menunjukkan hanya dua spesies yang mampu melewatinya, dan kita adalah salah satunya.

Paradoks Fermi, dimana yang lainnya?


Skenario ini mungkin dapat menjelaskan kenapa tidak ada Peradaban tipe III... tapi itu juga berarti bahwa kita bisa menjadi salah satu dari sedikit pengecualian bahwa kita dapat berhasil sejauh ini. Ini artinya kita masih memiliki harapan. Pada dasarnya, ini terdengar seperti orang-orang 500 tahun yang lalu mengatakan bahwa Bumi adalah pusat semesta—ini mengimplikasikan bahwa kita Spesial. Bagaimanapun, sesuatu yang saintis sebut "efek observasi seleksi" mengatakan bahwa setiap orang yang merenungkan "kelangkaan/pentingnya" mereka adalah salah satu bagian yang tak terpisahkan dari bagian "kisah sukses" suatu kehidupan cerdas.—dan entah mereka memang langka atau sebenarnya cukup umum, pemikiran yang mereka renungkan dan hasil yang mereka keluarkan akan sama. Ini memaksa kita untuk mengakui bahwa menjadi spesial/langka setidaknya, adalah salah satu kemungkinan.


Dan jika kita memang spesial, apa sebenarnya yang membuat kita spesial,—langkah mana yang membuat kita mampu melewati Filter, yang hampir semua yang lain gagal melaluinya?


Kemungkinan pertama: The Great Filter ternyata berada di titik awal kehidupan, mungkin kehidupan adalah sesuatu memang yang sangat langka dan tidak biasa.


ini termasuk suatu kemungkinan, karena diperlukan miliaran tahun setelah eksistensi Bumi untuk kehidupan akhirnya terjadi, dan karena kita juga telah seringkali mencoba mereplika kejadian itu di lab dan tidak pernah berhasil melakukannya. Jika inilah Great Filter itu, maka artinya bukan kehidupan cerdas saja yang tidak ada, ini juga berarti sama sekali tidak ada kehidupan lain diluar sana.


Kemungkinan Lainnya: The Great Filter bisa saja adalah lompatan dari sell prokaryote yang simpel menuju sell eukaryote kompleks.


Setelah prokaryote menjadi hidup, mereka tetap seperti itu untuk hampir 2 miliar tahun sebelum melakukan lompatan evolusi menjadi kompleks dan memiliki nukleus. Jika ini lah Great Filter nya, ini artinya bahwa semesta menolong sell prokaryote simpel tersebut sekali, dan tidak melakukan apapun setelahnya.


Masih ada sejumlah kemungkinan lain, beberapa bahkan berpikir bahwa lompatan yg kita lakukan— berevolusi menjadi kehidupan cerdas adalah Great Filter itu sendiri. Saat kita melompat dari kehidupan semi-cerdas (ape) ke kehidupan cerdas (manusia) sepertinya tidak terlihat seperti langkah ajaib, Steven Pinker menolak ide tentang evolusi "menaiki tangga" ini: "Karena evolusi tidak memiliki gol namun terjadi begitu saja, evolusi mengupayakan adaptasi terbaik untuk lingkungannya, dan faktanya bahwa, dibumi, kecerdasan yang mampu menciptakan teknologi hanya terdapat di ras manusia(sedang yang lain tidak) dan hanya terjadi sekali sejauh ini, maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari seleksi natural untuk menjadi kehidupan cerdas adalah langka, dan proses evolusi pohon kehidupan tidak memiliki gol untuk terus meningkat, atau terus berkembang untuk menjadi lebih baik."


Banyaknya lompatan evolusi tidak dapat dikualifikasikan sebagai Great Filter. Great Filter haruslah sangat sulit untuk dilalui, dan memiliki ciri ciri hanya satu-berbanding-satu-miliar yang mampu melalui nya, atau harus ada kejadian super aneh untuk memberikan pengecualian bagi yang mampu melaluinya—untuk alasan itu, sesuatu seperti lompatan dari satu sell menjadi multi-seluler juga bukan salah satunya, karena itu telah terjadi sebanyak 46 kali ,di tempat terisolasi yang berbeda beda di planet ini. Untuk alasan yang sama, jika kita menemukan cell eukaryote yang telah memfosil di Mars, maka bukti itu telah menghapuskan Lompatan evolusi sebagai kandidat Great Filter. (juga berlaku untuk semua evolusi setelahnya)—karena jika itu terjadi di bumi dan juga mars, ini hampir dipastikan bukan kejadian aneh satu-berbanding-satu-milliar.


Jika kita memang benar langka, itu bisa saja karena kejadian aneh yang terjadi di bumi secara biologis, tapi ini juga bisa dimasukkan sebagai apa yang disebut Rare Earth Hypothesis, yang mengatakan bahwa walaupun ada banyak planet-mirip-bumi, namun adanya perbedaan kondisi dengan bumi—entah itu berhubungan dengan detil spesifik di tata surya, hubungan dengan bulan (bulan milik kita yg besar sebenarnya cukup aneh untuk sebuah planet kecil, dan berkontribusi banyak untuk cuaca dan kondisi lautan), atau sesuatu tentang planet itu sendiri; yang mana sangat ramah untuk memungkinkan kehidupan.


---

2. Kita yang Pertama


Paradoks Fermi, dimana yang lainnya?


Untuk para pemikir di Grup 1, jika Great Filter tidak berada dibelakang kita, maka ada satu harapan yang kita miliki, adalah bahwa kondisi semesta baru saja, untuk pertama kalinya sejak Big Bang, mencapai suatu titik yang memungkinkan Kehidupan Cerdas untuk berkembang. Di kasus ini, kita dan banyak spesies lain mungkin sedang berada dijalan yang sama menuju Peradaban Super-Cerdas, dan hanya masalah waktu sebelum itu terjadi. Kita berada tempat yang tepat, dan di waktu yang tepat untuk menjadi Peradaban Super-Cerdas yang pertama.


Satu contoh untuk fenomena yang memungkinkan ini terjadi adalah paparan dari ledakan sinar gamma, ledakan super besar yang telah kita lihat di galaksi-galaksi jauh yang lain. Seperti yang pernah terjadi dimasa awal bumi beberapa ratus juta tahun lalu, sebelum asteroid dan volkano akhirnya berhenti dan kehidupan menjadi memungkinkan, Ini bisa saja menjadi hari pertama dari eksistensi semesta yang pada masa awal penuh dengan bencana dan kekacauan, seperti ledakan sinar gamma yang mampu membakar apapun didekatnya dari waktu ke waktu dan membuat setiap bentuk kehidupan mati sebelum mampu berkembang. Sekarang, mungkin, kita berada di waktu dari masa transisi astrobiologi, dan mungkin saja ini adalah untuk pertama kalinya setiap kehidupan bisa terus berevolusi sekian lama, tanpa adanya gangguan.


---

3. Kita sedang menuju Kemusnahan Massal. (The Great Filter Sedang Menunggu didepan Kita)


Paradoks Fermi, dimana yang lainnya?


Jika kita ternyata tidaklah langka ataupun yang pertama, para pendukung Grup 1 menyimpulkan bahwa The Great Filter pastilah di masa depan kita. Ini bisa saja berarti bahwa Kehidupan secara regular berevolusi ke titik dimana kita berada, namun sesuatu telah mencegah kehidupan tersebut berkembang ketingkat lebih jauh untuk mencapai Kecerdasan Level Tinggi —dan nasib kita bisa saja sama dengan mereka.


Salah satu kemungkinan The Great Filter yang menunggu di masa depan, adalah musibah alami yang terjadi secara regular, seperti yang di sebutkan diatas, ledakan sinar gamma, dan kita hanya menunggu waktu saja sebelum semua kehidupan di Bumi mendadak musnah sekaligus. Kemungkinan yang lain adalah semua Peradaban Cerdas pada akhirnya menghancurkan dirinya sendiri ketika telah mencapai suatu level teknologi di masa depan.


Inilah mengapa Filosofer Universitas Oxford Nick Bostrom mengatakan bahwa "ketiadaan berita adalah berita yang bagus". Suatu penemuan/berita kecil, bahkan kehidupan sederhana di Mars akan sangat berbahaya, karena itu akan memotong jumlah potensial Great Filters dibelakang kita. Dan bila kita menemukan fossil kehidupan kompleks di Mars, Bostrom berkata "itu akan menjadi berita terburuk yang pernah di terbitkan di koran," karena itu bisa berarti The Great Filter sudah sangat dekat didepan kita—dan akan menghancurkan seluruh spesies. Bostrom percaya jika ini menyangkut Paradoks Fermi, "kesunyian di langit malam adalah emas"


Penjelasan Grup 2: Peradaban Tipe II dan III memang ada diluar sana—dan ada alasan logis mengapa kita tidak pernah mendengar tentang mereka.

Penjelasan grup 2 menyingkirkan gagasan bahwa kita langka atau spesial atau yang pertama—sebaliknya, mereka percaya pada Prinsip Mediocrity Principle yang mengatakan bahwa tidak ada yang aneh ataupun tidak biasa tentang galaksi kita, sistem tata surya, planet, atau Level kecerdasan, sampai suatu saat ditemukan bukti yang mengatakan sebaliknya. Mereka juga menolak untuk terlalu cepat menyimpulkan bahwa ketiadaan bukti tentang makhluk Cerdas level tinggi adalah bukti dari ketiadaan mereka. Juga menekankan fakta bahwa pencarian sinyal yang kita lakukan hanya mampu mencari sejauh 100 tahun cahaya(0,1% jarak galaksi). mereka menerangkan beberapa penjelasan yang mungkin:


Kemungkinan 1) Kehidupan Super Cerdas sudah pernah berkunjung ke bumi, namun sebelum kita berada disini.


Dalam skema besar, manusia-peka baru 50,000 tahun berada di bumi, sebuah waktu yang sangat singkat. Jika kontak terjadi sebelum itu, hanya akan membuat seekor bebek terkejut dan lari ke air. lebih jauh, sejarah yang terekam/tertulis oleh manusia baru terjadi 5,500 tahun dibelakang kita.- bayangkan sebuah grup pemburu-pengumpul kuno mungkin saja bertemu alien, namun mereka belum menemukan cara untuk menuliskannya di goa ataupun kulit.


Kemungkinan 2) Galaksi telah dikuasai, namun kita hidup di suatu tempat yg jauh dan terpencil.


Mungkin mereka telah berhasil menguasai daerah disekitar kita dan mereka saling berkomunikasi, dan berkunjung ke tempat kita yang jauh dan terpencil dirasa hanya akan membuang waktu.


Kemungkinan 3) Seluruh konsep kolonisasi fisik/langsung ternyata adalah konsep jadul bagi mereka.


Ingatkah gambar Peradaban peradaban Tipe II diatas dengan linkaran disekitar bintang mereka? dengan semua energi yang mereka dapat, mereka bisa saja berhasil menciptakan lingkungan sempurna untuk mereka yang bisa memuaskan setiap kebutuhan yang mereka perlukan. Mereka mungkin punya sistem super canggih untuk mengurangi kebutuhan mereka pada sumber energi dan tidak mempunyai kemauan meninggalkan surga mereka hanya untuk berjelajah di semesta yang dingin, kosong dan belum berkembang.


Bahkan bisa saja Peradaban Maju memandang dunia fisik sebagai tempat primitif, mereka telah mengalahkan sistem biologi tubuhnya dan mampu meng unggah otak mereka ke dunia virtual, surga kehidupan abadi. Mereka memandang kitaHidup di dunia fisik sebagai non-abadi, penuh kemauan, kebutuhan dan keinginan bagi mereka terlihat seperti lautan primitif yang hidup di laut mengerikan dan gelap.


Kemungkinan 4) Diluar sana ada Predator penghancur yang mengerikan, dan Peradaban tinggi lebih memilih untuk tidak menyebarkan sinyal apapun keluar untuk menyembunyikan lokasi mereka.


Ini adalah konsep yang tidak menyenangkan dan mungkin menjelaskan tidak ada satupun sinyal yang pernah diterima SETI. Ini juga berarti kita hanyalah pemula super naif yang luar biasa bego, mengambil resiko mengirimkan sinyal keluar. Ada perdebatan yang sedang terjadi tentang apakah kita perlu menggunakan METI(Messaging to Extraterrestial Intellegence—kebalikan dari SETI) atau tidak, dan banyak orang menolaknya. Stephen Hawking memperingatkan,"Jika alien mengunjungi kita, situasinya mungkin akan seperti Colombus ketika mendarat di Benua Amerika, yang mana tidak berujung baik untuk Suku asli Amerika". Bahkan Carl Sagan (saintis yang percaya bahwa setiap peradaban tinggi yang mampu melakukan perjalanan antar galaksi pastilah seorang yang Altruistik, tidak mengancam) mengatakan praktek METI sebagai "sangat tidak bijak dan kekanak-kanakan", dia merekomendasikan "seorang anak kecil di tempat yang aneh di kosmos harusnya lebih baik mendengarkan dengan seksama, belajar dengan sabar tentang semesta dan membandingkan catatan, sebelum berteriak ke hutan rimba yang belum kita mengerti." Menyeramkan.


Kemungkinan 5) Diluar sana hanya ada satu Peradaban Tinggi— Peradaban "Superpredator"(seperti manusia di Bumi)—yang ternyata jauh lebih Maju dari siapapun dan akan tetap mempertahankannya dengan cara menghancurkan setiap Kehidupan Cerdas lain setiap mereka berhasil melampaui level tertentu.


Ini menyebalkan. Cara Peradaban Tinggi ini bekerja adalah bahwa akan inefisien menggunakan sumber energi untuk menghancurkan semua kehidupan Cerdas yang baru lahir, karena seringkali banyak dari mereka mati karena mereka sendiri. namun setelah kehidupan cerdas itu melewati beberapa level, Superpredator mulai bergerak—karena bagi mereka, Spesies Cerdas ini mulai menjadi seperti virus dan akan tumbuh dan terus menyebar. Teori ini mensugestikan bahwa siapapun yang pertama kali di semesta mencapai level Cerdas menang, dan tidak ada satupun memiliki kemungkinan untung mengalahkannya. Ini dapat menjelaskan ketiadaan aktivitas diluar sana, karena mereka terus menjaga Peradaban Super Cerdas hanya tersisa satu.


Kemungkinan 7) Kita telah menerima kontak dari Kehidupan Cerdas lain, namun pemerintah menyembunyikannya.


Semakin banyak saya mempelajari topik ini, semakin terlihat ini teori yang sangat begok, namun saya harus memasukkannya kesini karena banyak sekali yang membicarakannya.


Kemungkinan 8) Peradaban Tinggi tahu tentang kita dan sedang mengamati kita (Alias Hipotesis kebon binatang).

Sejauh yang kita ketahui, Peradaban super tinggi memiliki peraturan ketat antar galaksi, dan Bumi kita diperlakukan sebagai bagian taman nasional yang dilindungi, dengan pelarangan "dilihat boleh, dipegang jangan" untuk planet kita. Karena spesies super cerdas hanya ingin mengobservasi, mereka pasti tahu betapa mudahnya melakukannya tanpa kita deteksi/ketahui. Mungkin ada aturan "Prime Directive" seperti di film Star Trek's yang melarang Makhluk-super-cerdas lain untuk melakukan kontak langsung dan memberitahu dengan cara apapun kepada kita, sampai suatu saat kita mencapai titik kecerdasan yang lebih tinggi.

Kemungkinan 9) Peradaban cerdas ada disini, disekitar kita. Namun kita terlalu primitif untuk mampu mendeteksi mereka

Michio Kaku mengatakan :Bayangkanlah sebuah sarang semut di tengah hutan. Dan tepat disebelah sarang semut, mereka membangun jalan raya sepuluh jalur. Pertanyaannya adalah "Akankah semut akan mengerti apa itu Jalan Raya sepuluh jalur?" "akankah semut akan mengerti teknologi dan tujuan mereka yang sedang membangun Jalan Raya disebelah mereka?"


Maksudnya adalah bukan hanya kita tidak mampu menerima sinyal dari Planet X menggunakan teknologi kita, Namun kita bahkan tidak dapat membayangkan seperti apa makhluk dari Planet X atau apa yang sedang mereka coba lakukan. Mereka sangat jauh lebih maju dari kita, bahkan jika mereka ingin mengajarkan kita untuk memahaminya, seolah olah seperti mengajari semut tentang internet.


Diatas juga akan menjadi jawaban dari pertanyaan "Bagaimana jika ternyata ada sangat banyak Peradaban level III, mengapa mereka tidak pernah mengontak kita?" Untuk menjawab itu, mari tanyakan diri sendiri—Saat Pizzaro sedang bepergian menuju peru, akankah dia singgah di sarang semut dan mencoba berkomunikasi? Emangnya dia begitu baik hatinya mencoba menolong semut di sarang semut itu? Atau dia begitu bermusuhan dan sengaja mengabaikan misi utamanya untuk terlebih dulu singgah ke sarang semut dan menghancurkannya? atau mungkin sarang semut tidak ada hubungannya sama sekali dan tidak mungkin berpotensi mengancam di mata Pizzaro? ini mungkin saja situasi kita saat ini.


Kemungkinan 10) Kita salah besar tentang realitas yang kita pahami.

Ada banyak kemungkinan kita benar benar salah memahami Semesta. Semesta bisa saja sama sekali berbeda dari apa yang kita pikirkan, mungkin seperti hologram. Atau mungkin Manusia lah aliennya dan Moyang kita menanamkan manusia lain disini sebagai bagian dari eksperimen. Bahkan ada kemungkinan bahwa kita adalah bagian dari simulasi komputer oleh peneliti dari suatu dunia luar, dan kehidupan lain memang tidak di program di simulasi kita.


________________


Entah sampai kapan kita akan terus melakukan pencarian Makhluk Cerdas Luar bumi yang-mugkin sedikit-berbahaya, saya bahkan tidak tahu apa yang saya harapkan, entah kita ternyata sendirian di semesta ini ataupun kita akhirnya menemukan yang lain, kedua kemungkinan itu sama-sama menakutkan—yang manapun yang benar, keduanya akan luar biasa mengejutkan.


Diluar komponen sains fiksi yang mengejutkan, Paradox Fermi juga memberikan saya kerendahan hati yang dalam. Bukan kerendahan hati seperti "Oh yeah, Saya hanya makhluk kecil dan eksistensi saya hanya akan bertahan selama 3 detik kedepan" ini. Paradox Fermi memberikan kerendahan hati yang dalam, lebih personal, seperti yang hanya terjadi setelah menghabiskan berjam jam penelitian tentang saintis yang telah menemukan teori gila, merubah pemikiran mereka lagi dan lagi, dan kemudian berkontradiksi satu sama lainnya—mengingatkan kita bahwa generasi selanjutnya akan melihat dengan cara yang sama ketika kita melihat orang-orang jaman dulu yang yakin bahwa bintang adalah bagian kubah surga, dan mereka akan berpikir "Wow mereka benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi."


Menggabungkan semua pembahasan ini adalah sebuah kejutan untuk harga diri spesies kita, yang datang dengan pembicaraan tentang teori Peradaban tipe II dan III. Disini di Bumi, kita adalah raja dari kastil kecil kita, bangga menjadi penguasa dari grup bodoh yang berbagi wilayah kecil di planet ini. Dan di Gelembung kecil ini dimana tidak ada kompetisi dan tidak ada yang menghakimi ini, langka sekali kita akan melihat perdebatan tentang konsep bahwa kita adalah spesies inferior diluar sana. Namun setelah menghabiskan waktu berminggu minggu berbicara tentang Peradaban Tipe II dan III, kekuatan dan kebanggaan kita menjadi terlihat seperti selevel David Brent.


Begitu juga untuk seorang manusia normal seperti saya, yang merasa bahwa manusia adalah anak yatim yang hidup sendiri ditengah semesta yang terisolasi, dengan kerendahan hati bahwa kita mungkin tidak sepintar yang kita bayangkan, dan banyak sekali kemungkinan bahwa kita ternyata salah terhadap apa yang kita yakini selama ini, terdengar luar biasa. Itu baru saja sedikit menggeser pintu yang mungkin, mungkin saja, didalamnya ada cerita lebih banyak dari yang kita sadari.


Sumber -

PNAS: Prevalence of Earth-size planets orbiting Sun-like stars

SETI: The Drake Equation

NASA: Workshop Report on the Future of Intelligence In The Cosmos

Keith Wiley: The Fermi Paradox, Self-Replicating Probes, and the Interstellar Transportation Bandwidth

NCBI: Astrobiological phase transition: towards resolution of Fermi’s paradox

André Kukla: Extraterrestrials: A Philosophical Perspective

Nick Bostrom: Where Are They?

Science Direct: Galactic gradients, postbiological evolution and the apparent failure of SETI

Nature: Simulations back up theory that Universe is a hologram

Robin Hanson: The Great Filter – Are We Almost Past It?

John Dyson: Search for Artificial Stellar Sources of Infrared Radiation


Tulisan original: http://waitbutwhy.com/2014/05/fermi-paradox.html


Mengalami sedikit perubahan agar lebih mudah dipahami.


Blog: https://sayurwortel.wordpress.com/


Forum : https://www.kaskus.co.id/thread/5618bff0162ec239508b4567/paradoks-fermi-dimana-yang-lainnya

Report Page