Nebula

Nebula

Relirene Agilia

Sudah beberapa minggu Radhika tidak ada kabar, bahkan tidak pernah menampakkan diri. Semua terlalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing, terutama siswa kelas 12. Sudah saatnya mereka melaksanakan ujian akhir.

Jifan, sudah tau bahwa Radhika memutuskan untuk pergi berobat. Tapi tidak dijelaskan detail lokasi yang dia tuju saat itu. Bahkan kapan berangkat saja, Jifan tidak tau. Berpamitanpun tidak sempat.

"Yumna ..." Jifan dengan cepat menghampiri Yumna, hanya ingin mengetahui kabar tentang Radhika.

"Bang Dhika, lu tau dia dimana sekarang?" Pertanyaan itu justru membuat Yumna tertarik.

"Justru itu, aku kira kalian lebih tau. Aku ga tau apa-apa, rumahnya juga sepi. Pergi kemana juga aku ga tau? Kamu ga tau juga?" Mendengar jawabannya, Jifan memberikan ekspresi heran. Bagaimana bisa semua orang tidak mengetahui keberangkatan dari Radhika sendiri. Dia seperti menghilang dari peradaban.

"Engga, thanks udah kasih tau."

"Jifan ..." Panggil salah satu siswi kelas sebelah. Menurut orang-orang, dia ini sangat terobsesi dengan Jifan sampai rela bertindak memalukan hanya untuk Jifan. Namanya Carissa, sering dipanggil Ica. Ica memegang lengan Jifan, sayangnya mendapatkan penolakan dari Jifan.

"Nanti pulang bareng, ya!" Pintanya,

"Gabisa, gua udah bareng sama Yumna." Jawabannya dengan penuh penekanan, hal ini membuat Yumna sedikit kaget. Dia tidak tau bagaimana nanti hidupnya ke depan, dia panik.

"Oh ya, abis lu denger jawaban gua. Lu jangan sekali-kali ganggu Yumna!" Ultimatum itu membuat Ica tidak bisa berkutik. Sudah mendapat penolakan, dia juga mendapat larangan. Sial.

Yumna lari keluar kelas, mencari keberadaan Dara. Dara yang anaknya sibuk tidak melulu berada di kelas. Sekuat tenaga Yumna mencari keberadaannya, hanya satu yang terpikir. Satu tempat, yaitu ruang BK. Baru saja ingin lari kesana, Dara lebih dulu menemukannya.

"Yumnaaaaa ..." Teriaknya lantang, membuat satu koridor sekolah menoleh ke arahnya. Tapi beruntungnya, Dara tidak memperdulikan sekitar.

"Dara, Dara, Dara ..." Panggilnya sambil menghela nafas.

Yumna belum memulai cerita, Dara sudah mendahuluinya untuk bercerita. Justru cerita Dara ini mungkin ada kemiripan, tapi cukup absurd.


Report Page