— MISS YOU

— MISS YOU

@nna

[ PROLOG ]

Mentari tengah menenggelamkan diri di ufuk barat, menyajikan serpihan cahaya jingga yang begitu memanjangkan mata. Suara khas desiran ombak yang tak begitu besar, pun kicauan burung yang silih bersahutan.


Banyak manusia yang menikmati indahnya senja di pinggir laut, tak terkecuali dengan laki-laki yang kini duduk di pinggir laut hanya untuk menikmati indahnya senja yang tak lama mulai membiru.


Jay, laki-laki yang kini kerab menikmati ciptaan Tuhan sedang duduk termenung sendiri sembari mendengarkan lagu Serana - For Revenge.


"Ju aku kangen." lirih nya sembari memejamkan mata menahan rasa rindu yang membuncah di dada.


"Kamu kenapa tinggalin aku sendiri disini Ju? semua cara udah aku coba buat lupain kamu, tapi semuanya gagal."


"10 Tahun lamanya aku masih belum ikhlas kamu pergi dari aku Ju. Aku gak bisa tanpa kamu, aku bener bener gak bisa."


"Hari ini, hari lahir aku kedunia. Seharusnya hari ini jadi hari spesial buat aku. Tapi, hari ini juga mengingatkan ku kalau kamu pergi selama-lamanya dari aku Ju."


"Seharusnya kamu gak pulang waktu itu, seharusnya kamu jangan dengerin aku waktu itu, seharusnya kamu masih ada disamping aku saat ini. Ini semua salah aku." lirihnya sembari meneteskan air mata.


"Aku kangen kamu Ju, selalu."


[ 01 ]

"Woi coy, bangun anjirr dicariin jugaan, malah turu dimari." ucap lelaki yang sedang membangunkan Jay.


"Hah.. Jake, Juni mana?"


"Malah nyariin Juni ni bocah, Juni udah berangkat dari tadi. Dia tadi sempet nelpon gua, dia nyariin lu. Dia tadinya mau kesini tapi gak jadi karena waktunya udah mepet terus dia suruh gua yang kesini, ternyata lu malah enak turu disini. Parah lu Jay, Juni mau ke Jogja lu gak nganterin dia." Jelas Jake.


"Jadi dia beneran ke Jogja? padahal gua udah larang dia, kenapa dia tetep mau kesana si." Kesal Jay


"Lah lu ngapain ngelarang Juni ke Jogja?"


"Dia di Jogja 1 Minggu, dan 2 hari lagi gua ulang tahun. Gua gak kebiasa ulang tahun gak ada dia."


"Hah? lawak lu Jay. Lu ngelarang Juni ke Jogja cuma karena lu kagak kebiasa di hari spesial lu Juni gak ada? Woi Juni ke Jogja bukan mau liburan, dia ke Jogja mau ngejar cita citanya. Lu jangan egois, lu jadi temen dari orok dia harusnya semangatin dia ngejar cita citanya."


"Jugaan masih ada tahun berikutnya buat lu sama Juni ngerayain ulang tahun lu bareng bareng. Jangan bikin lu sendiri nyesel. Jangan egois, lu cuma temen dia. Juni pasti kecewa banget sama lu. Dia mau ngejar cita-citanya tapi temen dari oroknya gak dukung dia sama sekali, nganterin aja kagak. Lu kalau goblok boleh tapi gak tolol juga ya njing."


Jake sangat kesal, mengapa ia mempunyai teman sebodoh Jay? Setelah mengeluarkan emosinya, Jake pergi dari rumah Jay. Ia tahu semuanya telah terlambat, Juni pasti akan mengusahakan dirinya pulang di hari ulang tahun Jay walaupun dirinya sangat sibuk.


"Shit." umpat Jay, ia segera mencari handphone nya dan banyak notifikasi dari Juninya.


Junie

panggilan suara tak terjawab

panggilan suara tak terjawab

| Jay

| Jay

| Jay?

panggilan suara tak terjawab

panggilan suara tak terjawab

panggilan suara tak terjawab

| Kamu kemana? kamu gak mau nganterin aku ya?

| Kamu masih marah sama aku? maaf Jay aku bakal usahain dihari kamu ulang tahun aku bakal pulang. Maafin aku ya Jay, aku tetep ke Jogja.

| Tunggu aku ya, tapi maaf selama 2 hari ini aku gak bisa hubungin kamu dulu. Aku bakal sibuk disini, tapi aku akan tetep usahain buat pulang demi kamu.

| Maaf, see you.


ju |

panggilan suara tak terjawab

panggilan suara tak terjawab

kamu gak perlu pulang |

aku yang minta maaf ju |

harusnya aku dukung kamu. seharusnya

aku ga egois. maafin aku ju, see you too. |


Hanya centang satu yang Jay dapatkan setelah ia membalas pesan dari Juni, Jay melempar handphonenya ke sofa di samping tempat tidurnya. Ia mengacak rambutnya kacau, ia menyadari bahwa dirinya salah, seharusnya dia tidak egois. Benar yang dikatakan Jake, dia hanya teman Juni. Seharusnya ia mendukung semua keputusan Juni bukannya malah mengaturnya.


Tapi disisi lain dia juga senang, Juninya akan berusaha kembali di hari ulang tahunnya. maka setelah itu dia bangun dari tempat tidur nya, bersiap siap menemui pacarnya, Isa.


Kalau kalian bertanya tanya hubungan Jay dengan Juni dan Isa itu apa. Jay dan Juni mereka hanyalah teman sedari kecil. Jay dan Juni adalah tetangga, orang tua mereka adalah teman, jadi sedari kecil mereka sudah sering bersama. Jangan heran dengan hubungan mereka berdua, Jay pasti akan mendahulukan kepentingan Juni daripada dirinya sendiri, begitu pun sebaliknya. Kalau Jay dan Isa adalah sepasang kekasih, mereka telah menjalin hubungan selama 1 tahun lebih.


Isayang

yang |

aku kerumahmu ya |

| jangan dulu Jay

| papaku ada dirumah

| besok aja yaa

oh ok |

| maaf ya Jay

| i love you

too |


Lagi-lagi Jay melempar handphonenya, ia sangat kesal akhir-akhir ini Isa terang-terangan menjauhinya. Hubungannya dengan Isa memang tidak diketahui oleh papanya Isa, mereka menyembunyikan hubungan mereka dari beliau karena beliau tidak menyukai Jay yang berandalan.

Biasanya kalau Isa sedang tidak mau bertemu dengannya, ia akan pergi menemui Juni dan mengajaknya pergi jalan-jalan atau diam dirumah sambil memeluk Juni. Tapi karena Juni juga tidak ada, dan dihubungi juga tidak bisa. Ia memilih untuk pergi ketempat tongkrongan.


"Wih tumben nih Bang Jay kesini lagi."


"Iya nih, biasanya si kalau dia kesini. ayangnya lagi gak mau ketemu dia."


"Ayang? ayang yang mana nih? Isa atau Juni?"


"Isa lah Juni kan cuman temennya."


"Lah iya juga yah." Tawa teman-teman Jay meledak, mereka adalah Ni-ki dan Sunghoon.


"Bacot lu berdua." Umpat Jay sembari mengambil sebatang rokok lalu menghidupkan nya.


"Lah bukannya gak dibolehin ngerokok lu?"


"Juni kagak ada."


"Wah gua lapor Juni baru tau rasa lu."


"Lapor aja, gak bakal dibales chatlu. Orang Juni gak aktif."


"Wkwk pantes lu kemari, ternyata karena Juni gak bisa di hubungin toh."


"Gak juga, gua kesini karena Isa gak mau ketemu sama gua."


"Tapi kan biasanya kalau Isa lagi gak mau ketemu sama lu, lu bakal nyamperin Juni. Nah sekarang Juni kagak ada makanya lu kesini."


"Bacot."


"Denial terus dah." Ucap Sunghoon sedari tadi.


"Hahaha bang, lihat dah. Belum ada ditinggal Kak Juni sehari aja dia udah pangling gimana nanti dia ditinggal Kak Juni selama-lamanya ya?" ucap sembarangan Ni-ki yang membuat emosi Jay membuncah.


"Nik jaga ucapan lu njing." Sunghoon yang was-was karena ia telah merasakan hawa tidak enak disampingnya ini.


Cukup lama merasakan hawa yang berbeda dari Jay, Ni-ki dibuat takut sendiri. Dia sadar ia telah membangunkan singa yang sedang tidur. Kenapa mulutnya tidak bisa di filter dulu si? dia sangat menyesal telah berbicara sembarangan tentang Juni dihadapan Jay.


"APA MAKSUD LU NGOMONG BEGITU BANGSAT?" emosi Jay meluap, ia membuang patung rokoknya sembarangan. Lalu berdiri dan menarik kerah baju Ni-ki dengan tatapan mata yang seolah-olah akan membunuh.


"LU KALAU MAU NGEJEK GUA, JANGAN BAWA BAWA JUNI. INGET YA JUNI GAK AKAN PERNAH NINGGALIN GUA. INGET ITU." bentak Jay dihadapan Ni-ki, ia total kesal dengan hari ini. Banyak hal yang membuatnya kesal, setelah itu ia pergi dari tempat tongkrongan meninggalkan Ni-ki dan Sunghoon yang masih mematung.


"Nik lu keterlaluan si asli."


"Gua juga gak sadar ngucap kayak gitu bang. Gua sering ngomong gitu ke Jay malah bilang Kak Isa yang bakal ninggalin dia, tapi dia gak marah sama sekali. Kenapa pas gua pakai nama Kak Juni dia langsung kayak begitu?"


"Lu tau sendiri, dia paling anti kalau ada orang yang bilang dia sama Juni bakal pisah. Lebih baik tarik ucapanlu tadi dah, gua gak bisa bayangin kalau yang lu bilang tadi beneran terjadi. Jay mungkin bakal bunuh diri kalau itu beneran terjadi."


"Iya bang, gua masih kaget liat Bang Jay emosi kayak begitu."


"Sama gua juga kaget, entah kapan tu bocah sadar kalau dia sukanya sama Juni bukannya sama Isa."


"Gua juga ikut greget liatnya bang, padahal jelas-jelas keliatan dia sukanya sama Kak Juni bukan Kak Isa. Waktu gua bercandain dia sama Kak Isa putus, dia biasa aja. Ini sama Kak Juni dia bener-bener seemosi itu." Ucap Ni-ki dengan nada yang masih tidak percaya.

Report Page