Linda

Linda

@emeng888

Malam menunjukkan pukul 20.01, Gilang sudah memakirkan motornya dengan sempurna di depan gerbang rumah Shabiera, lalu mengucapkan salam dari pintu gerbang tersebut.


Tak lama kemudian pintu di buka-kan, terlihat disana wanita yang sudah muncul keriput di wajahnya, mendekati Gilang dengan kebingungan.

"Siapa? kurir ya?" Tanyanya. Gilang yang sudah tahu bahwa itu pasti adalah ibunya Shabiera, berdehem sekali lalu memberitahu-nya apa tujuan ia datang kesini.

"Saya Gilang temannya Shabiera, bu. Saya datang untuk menjemput Shabiera sekalian minta izin orang tuanya." Remaja lelaki itu saking takutnya akan sosok ibu Shabiera, sampai-sampai berbahasa baku. Ia malu sekaligus takut, malu karena ingin membawa anak gadisnya untuk keluar malam ini, walaupun sekedar makan malam saja. Dan takut di tolak oleh sang Ibu. Bahwa Gilang baru pertama kalinya mengajak keluar wanita, takut ada hal-hal yang tidak di inginkan.


Gilang memang begitu, ia dari kecil sudah di ajarkan oleh Abi-nya untuk tidak boleh macam-macam dengan seorang wanita.


Gilang meneguk ludah, penasaran dan takut dengan jawaban wanita di depannya ini. Takut di marahi atau apapun itu.

Nahas, Ibu Shabiera malah tertawa. "Kamu ini, kenapa baku banget?" Intan──ibu Shabiera, masih dengan tawanya. Gilang hanya memegang tengkuknya dengan rasa malu.

"Iya, boleh. Shabiera nya masih mandi, masuk dulu yuk." Ajak Intan kepada Gilang. Tapi Shabiera tiba-tiba lari datang ke arah mereka, dan langsung berpamitan dengan Intan. Tak lupa Gilang salim pada Intan.



Mereka kini sudah ada di perjalanan, dengan kelajuan yang sedang. Gilang masih berusaha membuka topik tapi ia tak tahu caranya.

"Ibu gue ada ngomong yang aneh-aneh, nggak?" Shabiera akhirnya membuka topik.

"Nggak ada apa-apa," Jawab Gilang santai.

"Serius? Terus kalian tadi ngobrolin apa," Shabiera penasaran dan mendekatkan kepalanya dengan wajah pengendara depannya.


Wajah Gilang tidak bisa berbohong, antara salah tingkah dan rasa gelisah. Ini memang benar, Gilang tak pernah sedekat ini dengan wanita. Sekali dekat seperti ini, Gilang ketar-ketir dan langsung menjauhkan dirinya, tapi kali ini beda, ia tidak menjauhkan wajahnya dari wajah gadis di belakangnya. Entah itu rasa suka atau apa. "Cuman basa-basi, juga... gue tadi izin ke ibu lo." ucapnya.

"Izin apa?" Shabiera sekali kepo, kepo banget anaknya.

"Izin bawa lo keluar," jawab Gilang. Ia mengira bahwa ada balasan tawa dari penumpangnya, namun tidak. Saat Gilang melihat kaca spion-nya, terlihat Shabiera seperti salah tingkah. Dan suasana pun menjadi canggung.

Akhirnya Gilang memecahkan suasana. "Makan sate aja, yuk, mau nggak?" Tanyanya.

"Iya, boleh." Jawab Shabiera.




Saaat sudah menghabiskan makanan, mereka asyik mengobrol. Ah, ralat, bukan mereka, tapi Shabiera seorang.

"Ih apaansih, Lang? lo hemat suara atau gimana?" ujar Shabiera, gadis itu dari tadi hanya bercerita sendiri, Gilang hanya mengangguk-angguk mengiyakan sambil meminum es tehnya. Memang, lelaki itu tidak suka banyak omong.

"Eh, sorry," Jawab Gilang meletakknya minumnya.

"Namanya aja sangar, tapi kenyataannya enggak,"

"Hehe,"

"IH KOK NGGAK MARAH SIH?"

"Hah?"

"Ah au! gajelas lo!"

"Cewe itu maunya apasih...," Gilang sudah pasrah dengan wanita di depannya, jelas, ia tak tahu cara meng-"treat" perempuan itu bagaimana.

"Cewe maunya di ngertiin!" Ceplos Shabiera.

"Jadi mau di ngertiin?"

"I-iya.." Gelagap Shabiera. "Pulang aja, lah." Lanjutnya.




Di perjalanan, Shabiera melihat wajah Gilang dari kaca spion. "Kok lo ganteng banget sih," Shabiera secara tidak sadar mengucapkannya.

Gilang hampir saja mau berhenti di tengah jalan itu saja, untuk memastikan apa yang Shabiera ucapkan barusan. "Makasih...," Ucapnya sambil menahan salting. Tak lama kemudian Gilang melanjutkan, "Abie juga."

"Abie? Abie siapa?" Tanya Shabiera heran.

"Abie itu lo, Shabiera,"

"Kok Abie?"

"Lebih gampang di sebut, namanya juga mirip kata "Linda"."

"Linda itu apaa?"

"Linda itu bahasa spanyol, artinya yang berparas cantik, halus, lembut." ujarnya seraya tersenyum.

"Jadi gue..?" Jawab Shabiera memastikan.

"Iya, Abie. Tapi, kata Linda nggak bisa mendeskripsikan diri lo."

"Lang," Panggil Shabiera.

"Iya?" Sahut Gilang.

"Lo muji doang kan?" Shabiera memastikan.

"Iya, haha." Gilang tertawa hambar.

"Ouh, makasih."




Report Page