Let me be your sun to shine your day.

Let me be your sun to shine your day.

aii

Suara denting jam menemani sepi Ai kali ini. Raut sumringahnya tak henti-henti menatap arah jam dan pintu rumah bergantian, seakan menunggu sesuatu. Kakinya yang tergantung di sofa tak henti bergerak memperlihatkan antusiasmenya kali ini.


Klik

Suara pintu terbuka membuat ai dengan segera berdiri penuh semangat. Senyum tak kunjung luntur dari bibirnya, bahkan kini malah bertambah lebar. Ia berlari kecil menghampiri sosok yang baru saja datang, sosok yang ia tunggu-tunggu, kekasihnya.


"AA PULAAANG YEAY!" Sorainya sambil memeluk erat tubuh pria kesayangannya itu. Ia mulai mendusalkan wajahnya ke dada sang kekasih, tak jauh beda dengan kucing yang tengah bermanja pada pemiliknya.


Gemas, Rafkha memutuskan untuk mengusap surai Ai pelan lalu mengecupnya sekilas. "Sebentar ya, aa beres-beres dulu nanti kamu peluk-peluk lagi. Oke?" Ai menggelengkan kepalanya—masih sambil mendusal manja kepada Rafkha. "Gamauu nanti a afka diculik chaeryeong." Penuturan tadi sukses tuai tawa dari bibir Rafkha. Aduh aduh, rasa-rasanya lelah yang daritadi menghambat pundaknya pergi begitu saja kala melihat kucing dalam wujud manusia ini.


"Enggak sayangkuu, janji deh sebentar aja nggak bakal diculik chaeryeong kok. Tapi kalo misal chaeryeong mau nyulik sih siapa yaa yang mau nolak." Katanya sambil tertawa kecil. Hal itu benar membuat Ai kesal. Dahinya berkerut dan bibirnya mengerucut, hendak lontarkan protes. "Tuh kaaan aa maaahh jelek!"


"Hahahaha enggak kok Ndut, ini serius bentar doang."


"Oke, awas kalo lama aku buang kamu."


—————————————————


Keduanya tengah menikmati waktu charging di sofa seperti biasa. Dengan kepala Rafkha yang diletakkan nyaman di pangkuan Ai, sambil gadis itu mengelus pelan rambut lembut kekasihnya.


"Hari ini gimana?" Tanya yang lebih muda masih sambil mengelus lembut kepala Rafkha.


"Mhm, nggak terlalu buruk tapi tetep aja bikin capek." Ucapnya sembari memejamkan mata menikmati elusan yang lebih muda.


Tanpa aba-aba, Rafkha bangkit dari posisi berbaringnya ke posisi duduk. Membuat Ai bingung atas tindakan tiba-tiba yang Rafkha lakukan.


"Ada apa, a?"


Tanpa sepatah kata, Rafkha memosisikan tubuhnya duduk bersandar pada sandaran sofa, lalu mengangkat sang gadis, mendudukkannya di pangkuannya, menghadap kepada dirinya. Sekilas Ai terkejut namun dengan segera ia menormalkan kembali ekspresinya.


Setelah sang kekasih duduk di pangkuannya, Rafkha segera menumpukan dagunya pada pundak Ai. Mendusal pelan sambil tangannya memeluk pinggang Ai posesif. Sedangkan Ai dengan natural mendaratkan telapak tangannya pada kepala sang tercinta. Mengelusnya lembut seperti yang tadi ia lakukan saat charging session.


"Coba dong kamu nyanyi lagi kayak dulu waktu twinkle-twinkle." Gumam Rafkha pelan—masih dengan mendusalkan kepalanya di leher si gadis. Ai menghentikan usapannya di kepala Rafkha sebentar, sembari berpikir. Tak lama, ia melanjutkan kegiatan tangannya lagi dibarengi dengan bibir yang siap melantunkan nada yang indah.


Walau hujan tak kunjung berhenti

Masih ada aku temanimu disini

Rapalkan mantra datangkan cahaya

Tuk sinari hari-harimu

Hilangkan semua rasa ragu

yang selimuti hati, pikiran dan emosi

Rapalkan mantra datangkan cahaya

Buka lembaran yang baru.


Meski nada pada lagu aslinya sedikit cepat dan lebih ceria, Ai memilih menyanyikannya kali ini dengan tempo yang lebih lambat. Mengiringi atmosfer diantara ia dan Rafkha kali ini dengan lagu manis bertempo syahdu. Tak lupa tangannya yang masih setia mengelus Rafkha yang kini bagai anak kucing yang tengah dimanja pemiliknya. Kalau Rafkha benar-benar kucing, Ai yakin ia akan mendengkur nyaman didalam peluk hangat dan belai lembutnya.


Rafkha masih mendusalkan kepalanya sambil memejamkan mata, enggan menyudahi momen ini. Ai mendekatkan bibirnya ke telinga Rafkha perlahan, tak mau mengganggu masa istirahat sang terkasih.


Dengan lirih ia berbisik tepat di samping telinga pemuda itu.


"Aa, Fairy Ai at your service, let me be your sun to shine your day."

Report Page