Home.

Home.


Rendra mengetuk pintu kayu rumah gadis itu, tak lama terlihat sosok gadis cantik yang menyambut dia sembari merentangkan tangannya, memberi isyarat bahwa ia siap memberi dekapan kepada laki-laki itu.

"Ra, di rumah kamu ada siapa?" Rendra tak berani memeluk tubuh mungil dari gadis itu

"Aku tinggal sendirian kak," Jelas gadis itu masih dengan posisi yang sama. Rendra langsung mendekap tubuh Lentera tanpa aba-aba, Lentera memberi tawaran supaya mereka duduk di sofa.

Tanpa Lentera sadari, ternyata Rendra mengeluarkan satu tetesan air mata yang tak sengaja terjatuh, Lentera mengelus halus pucuk rambut laki-laki itu berulang ulang

"Kak, jujur sakit banget liat kamu nangis kayak gini," Ucap Lentera

"Tapi gapapa, aku seneng. Karna aku jadi orang pertama yang kamu cari ketika kamu lagi sedih, selalu kayak begini ya kak? Aku siap jadi rumah kamu, entah ketika kamu lagi seneng, sedih, marah, atau apapun itu. Aku bakalan selalu siap dengerin semua cerita kamu," Sambung Lentera, pria itu semakin menenggelamkan dirinya di dalam dekapan nyaman Lentera.

Saat Rendra akhirnya bangun dari dekapan Lentera, Lentera baru menyadari ada yang salah dari wajah tampan milik laki-laki itu. Terlihat luka memar dan juga darah yang mengalir sedikit dari bawah mulut bagian samping milik laki-laki itu, sontak Lentera langsung menanyakan keadaan Rendra

"Kak.. Ini kenapa?" Tanya Lentera sembari melihat ke bagian luka itu

"Di pukulin ayah lah, gapapa udah biasa" Jawab Rendra santai

"Ih, tunggu sini bentar" Lentera lantas meninggal laki-laki itu di ruang tamu rumah miliknya. Ia lalu mengambil mangkuk besar yang berisi air dan es, kain, dan juga kotak P3K yang tersedia di rumahnya. Ia lalu mengompres memar pada wajah pria itu

"Selain ini, ada lagi ngga kak?" Tanya Lentera. Rendra lantas membuka jaket baseball yang ia kenakan, kini terlihat dengan jelas banyak memar memar lain di lengan kanan dan kirinya. Tak menunggu lama, Lentera lalu mulai mengompres luka yang ada di tubuh Rendra

"Ra rumah aku, ngga kerasa kayak rumah lagi sekarang," Sela Rendra

"Kak, kamu masih punya aku. dan akan selalu begitu." Ucap Lentera

"Iya, kamu rumah ku. Dulu bunda yang ngobatin aku, dan selalu peluk aku kalo aku lagi nangis, sekarang ada kamu ra. Bunda pasti seneng banget kalo ketemu kamu," Kata Rendra

"Iya kak, aku juga pasti seneng banget bisa ketemu bunda kamu," Jawab Lentera

"ra, makasih banyak ya.."

Report Page