Hi!

Hi!

Miss you

Suara petir terdengar nyaring diiringi hujan yang begitu deras. Para pengemudi berhenti untuk berteduh, tak ingin membahayakan diri dengan terus melaju di tengah jalanan yang begitu licin.


Brumm...!


Namun ada satu mobil yang terus melaju dengan kecepatan tinggi, menghiraukan pekikan orang orang yang terciprat genangan air karena nya.


Di dalam mobil tersebut, seorang anak lelaki nampak ketakutan, memegang sebuah boneka Ryan dengan mata tertutup erat.


"D-dady. Jangan kencang kencang" cicit anak lelaki itu kepada sang dady yang berada di kursi supir.


Dady nya tersenyum, menatapnya lewat kaca kecil di atas dasboard. "Don't be scaret. You is a boy! You're have a brother now. Will safe your brother, right?"


Anak itu tersenyum kecil. "Ya!"


Hujan semakin deras, petir menggelegar di mana mana. Jarak pandangan yang bisa dilihat di kaca mobil menjadi semakin terbatas.


Sang Dady itu menarik nafas gugup. "We can do this" gumam nya pada diri sendiri.


Ia menatap sang anak yang tertidur pulas di kursi belakang dengan earphone melekat di telinganya memutar sebuah lagu seraya tersenyum.


'you will be a best brother, Etnan. I trust you'


Batin nya yang tak menyadari sebuah truk dari arah berlawanan sedang melaju kencang ke arah mereka.


"OMG!!"


BRUKKK!


Seventeen you broken me~


"Dady~" Etnan mengusap usap matanya lucu, tampak bingung saat melihat sang Dady yang tampak tertidur ─menurutnya─ dengan air berwarna merah pekat yang membasahi kepala dan badan nya.


Etnan mendekat. Tampak kesusahan karena badan depan mobil yang rusak parah.


Mengusap wajah tampan Dadynya yang sedang menutup matanya rapat.


Ia mengernyitkan dahi saat cairan merah pekat itu menempel di tangan kecilnya. 


"Eung.. Dady bangun. Ini apa?" Etnan menunjuk darah ditangannya.


Ia memiringkan kepalanya menatap mayat Dady. "Dady kok bobo? Bangun ih. Katanya mau ketemu adek" 


Tak ada sautan.


Etnan menatap ke arah atas, tepat di dalam kaca mobil truk, ada seorang pria yang tak sadarkan diri.


"Paman juga bobo?"


Ia mengerutkan bibirnya lucu.


"Kok bobo semua ga ajak aku?!"


Etnan melepaskan earphone nya, menaruh itu di telinga Dadynya. "Itu lagu kesukaan Dady loh! Bangunn! Aku gedein nih volume-Eh ponsel Dady mana?"


Etnan mencari ponsel itu ke seluruh tempat di mobil.


Sampai akhirnya ia melihat ponsel sang Dady berada cukup jauh di luar mobil.


Etnan mendorong pintu mobil sekuat tenaga nya. Mengambil earphone dari Dadynya dulu lalu keluar dari mobil berniat mengambil ponsel.


Kaki kecilnya berlari, menjauh dari mobil.


"Ni dia!" Pekiknya senang.


Ia hendak berbalik menuju mobil, namun sebuah tangan menghentikan nya.


"Jangan!" 


Duar!


Bersamaan dengan itu, mobil juga truk yang mengalami kecelakaan meledak. Wanita itu memeluk erat tubuh Etnan agar tak melihat hal itu.


Di dalam pelukan nya, Etnan nampak terkejut. Meski telah dihalangi wanita itu, Etnan bisa melihat jika mobil sang Dady dan paman itu meledak besar.


"D-dady mana?" Cicitnya takut membuat wanita yang memeluknya erat seketika meneteskan air matanya.


"Aunty t-tau Dady dimana? Aku takut"


Ninu ninu ninu


Tak lama, mobil pemadam dan juga ambulance datang. Para petugas turun, ada yang segera memadamkan api dan juga ada yang menghampiri Etnan yang sedang digendong dengan kain penutup.


"Apa ini adalah korban?" Tanya petugas ambulance menunjuk Etnan.


"Ya benar. Tolong rawat dia. aku rasa dia akan memiliki trauma, tadi ia melihat kejadian ledakan itu sekilas" Petugas itu mengangguk, hendak mengambil Etnan..


"No.. aunty~" Cicit Etnan sambil semakin mengeratkan pelukan nya.


"Ikutlah dengan nya nak" Etnan menggeleng kencang, memeluk nya erat.


Wanita itu menurunkan tubuh Etnan.

"Namamu siapa?"


"Etnan"


"Okay, Etnan. Ikut lah dengan paman dan bibi disana"


"Aku ingin aunty"


"Etnan tidak ingin bertemu mama? Kata nya Etnan punya adik, tidak mau bertemu adik?"


Etnan menunduk, memainkan tanah dengan kakinya. "Mau"


Wanita itu tersenyum hangat, mengusak usak rambut Etnan lembut. "Anak pintar"


Ia memberi petunjuk kepada petugas ambulance bahwa mereka bisa membawa Etnan.


"Aunty"


Ia menoleh kepada Etnan.


"Thank you" Ujar Etnan sebelum akhirnya digendong oleh salah satu petugas menuju mobil Ambulance.


"Anak yang manis. Aku harap dia baik baik saja" 


Wanita itu nampak berpikir, "Dia tampan. Apa aku jodohkan saja dengan Leva?" Ujarnya terkekeh, lalu pergi dari sana.

Report Page