E;

E;

Rudeus Greyrat

“Bulan purnama?”

Seorang pemuda berambut hitam legam berjalan ke tepi balkon kastilnya. Ia memandang ke langit, mengamati bulan yang tampak bersinar dengan gagah. Mungkin bahkan para bintang merasa cemburu, hingga sinar mereka tak nampak malam itu.

“Saat yang tepat untuk menemukan omega, terlebih jika kau sedang dalam masa Rut.” Pemuda lain ikut bergabung, berdiri disamping nya dengan senyuman angkuh.

“Tidak akan ada guna nya memberi saran itu padaku.”

Si pemuda diam. Ia menghela nafas, menepuk pundak si rambut hitam.

"Ayolah-"

Mengambil nafas, si hitam akhirnya mengalihkan pandangan kearah pemuda dengan senyum menyebalkan itu.

“Kau hanya late bloomer. Tidak perlu denial seperti itu, coba saja keluar. Berjalan-jalan siapa tahu itu dapat membantu.”

“Membantu?”

Rut mu.”

Si hitam diam. Saran itu sudah ia dengar ribuan kali tetapi selalu berakhir dengan penolakan. Alasan nya pun sangat sepele. Gengsi.

Choi San. Pemuda berstatus Alpha sementara. Berusia 16 tahun, mengalami late bloomer. Meskipun dia memiliki postur tubuh tegap, wajah menawan dan tegas namun itu belum cukup untuk membuat diri nya menjadi Alpha sepenuhnya. Butuh masa pematangan untuk memastikan gender yang sebenarnya ia sandang, maka dari itu San diberi gelar sebagai Alpha sementara.

“Akan menyedihkan bagi keluarga kita jika aku berakhir menjadi Beta.”

“Kau tahu itu tidak akan terjadi benar bukan? Jika pun ada perubahan, paling juga berakhir menjadi Delta.”

San menghembuskan nafas. Ia membalikan badan nya, bersiap meninggalkan balkon. Mata nya melirik kearah si pemuda yang masih setia bertahan dibawah sinar bulan.

“Sebaiknya kau beristirahat Wooyoung-ah."

Pemuda bernama Wooyoung itu tersenyum. Ia melambai kearah San yang kemudian menghilang dibalik pintu.

Cahaya bulan menerangi seluruh negeri tanpa terkecuali. Malam itu, di bawah remang bayangan bulan seorang pemuda berdiri tegap sembari menatap lurus kearah sang bulan.

Sinar bulan memang indah, namun terlihat berbeda dimata nya.

“Biru? Apakah ada yang membuat mu bersedih, Moongoddess?” Gumam nya sembari menatap bulan.

Mata biru sedalam lautan itu berkerling. Penuh dengan binaran indah. Bahkan hanya dengan menatap mata nya, mungkin saja kamu bisa melihat seluruh dunia dengan isi nya.

“Begitu ya, seorang mengalami nya lagi?”

Senyum terbit dengan indah dibibir pemuda itu. Ia menekuk satu kaki nya, menempatkan tangan di dada sembari menunduk dalam. Entah pada siapa.

“Tentu, saya Jung Yunho menerima perintah ini dengan senang hati. Sebagai seorang utusan Moongoddess yang agung, serta sebagai seorang Enigma.”

“Selamat pagi mentari.” Sapa Yunho dengan senyuman.

“Kau tahu, Moongoddess meminta ku untuk membimbing seorang Alpha.”

Yunho mulai memasukan beberapa barang yang akan ia bawa berkelana. Ia tidak memiliki Pack tetap untuk ditinggali. Pack lama yang ia tempati, membuang dan mengucilkan nya. Bahkan keluarga Yunho sendiri pun membuang nya. Alasan nya tidak lain dan tidak bukan karena status yang ia sandang saat ini.

Seorang Enigma. Alpha di atas Alpha. Keluarga nya berasal dari kalangan Alpha juga. Namun kedudukan nya hanya lah putra kedua dari seorang selir Alpha. Luna membenci nya begitupun dengan seluruh Pack.

Yunho yang dikucilkan akhirnya pergi meninggalkan Pack nya. Mengembara ke antah berantah. Beruntung nya menjadi seorang Enigma yang ditakdirkan memiliki kemampuan luar biasa. Alam seakan membantu kemanapun Yunho pergi. Dia bahkan bisa berkomunikasi dengan Moongoddess, si pemberi takdir itu sendiri.

“Baiklah, aku akan berangkat. Semoga saja aku tidak harus menghabisi sesuatu di jalan nanti.” Gumam nya diakhiri dengan kekehan kecil.


Report Page