Date.

Date.

Janggala.

Motor matic hitam mengkilap itu berhenti dan terparkir di depan sebuah rumah. Janggala, pemilik motor matic itu pun turun dari kendaraan nya lalu berjalan memasukin halaman rumah. Tangannya terulur ke arah pintu lalu mengetuknya tiga kali,

tok tok tok 

Tidak butuh waktu lama, pintu terbuka dan keluarlah laki-laki dengan senyuman manis yang terpatri diwajahnya. 


"Hai mas gala, gimana penampilan ian?" sapa Vian, kekasihnya.


Oknum yang ditanyai diam sejenak memandang sang kekasih dari atas sampai bawah, ya ampun manis banget, batinnya.


"Manis, pacar siapa sih ini?" jawab Janggala sambil senyum menggoda.


"Pacar mamas Gala hehe," jawab Vian sembari tersenyum hingga mata nya menyipit.


Mendengar jawaban si manis, membuat Janggala semakin merasa gemas. Astaga sebenarnya dia memacari remaja atau anak kecil sih? mengapa kekasihnya begitu menggemaskan?


"Berangkat sekarang?" tanya nya dan di jawab anggukkan kepala oleh Vian.


ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤ ●○●○●

Dua hari yang lalu atau tepatnya tanggal 17 merupakan hari yang istimewa bagi Janggala dan Vian. Hari dimana mereka resmi menjalin kekasih selama enam bulan lamanya. 


Tetapi, Janggala yang pelupa tidak ingat bahwa tanggal 17 merupakan hari jadi mereka. Karena merasa tidak enak ia mengajak sang kekasih untuk quality time bersama.


Dan sekarang mereka sedang mengelilingi tempat wisata yang di kota yang sering disebut kota Tanah Lancip.


Alun-alun kota adalah tempat pertama yang mereka kunjungi. Mereka berjalan-jalan mengelilingi alun-alun sembari menikmati aneka macam jajanan.


Tempat kedua yang menjadi tujuan mereka adalah Benteng Pendem. Benteng peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1861. Kedua insan tersebut sangat menikmati waktu bersama sampai tidak menyadari bahwa cahaya matahari semakin meredup.


"Mas, ian cape ayo cari tempat duduk," adu sang kekasih.


"Ke pantai aja yuk?" ajak Janggala. Lalu, mereka pergi ke Pantai Teluk Penyu yang letaknya tak jauh Benteng Pendem.


Sekarang mereka sedang duduk di pendopo yang ada di tepi jalan letaknya sedikit jauh dari pantai sembari mengisi perut mereka. Untung saja tadi Vian berinisiatif membeli makanan untuk bekal.


Setelah selesai, keduanya duduk bergandengan diatas jembatan yang menjorok ke laut. Menikmati desiran ombak yang sesekali menyapa kaki keduanya.


"Mas? terimakasih karena udah bawa Ian kesini, ini hari paling bermakna. Ian ga akan lupain hari ini," ucap Vian sembari menatap wajah kekasihnya.


"Sama-sama sayang, maafin saya karena sempat lupa hari istimewa kita," jawab Janggala, ia masih merasa bersalah padahal Vian tak mempermasalahkan hal tersebut.


"Mas, Ian sayang mas Gala," ucap Vian melepas genggaman tangan mereka, tangannya terulur memegang pipi kekasihnya lalu menyatukan bibir keduanya. Lalu mulai menggerakkan bibirnya secara perlahan. 


Adegan panas itu disaksikan oleh angin, ombak, laut, dan matahari yang kini mulai tenggelam.

Report Page