Club

Club

𝐚π₯𝐛𝐫𝐒é𝐧
Mark lee as Malvareza Rivalendrez

"Gue tau gue brengsek, tapi lebih brengsek dia yang berani deketin cewek aneh kayak lo, you are mine"


Nama ku Adisty, biasa nya di panggil Disty, ngga sih.. yang berani panggil Disty itu cuma Kenzie, selama ini juga orang panggil Dista, sama kayak mama papa juga panggil Dista, lucu kata nya

Tapi itu ngga berlaku buat si Malva, atau biasa orang panggil Marez.. gabungan nama antara Malva dan Reza, satu satu nya siswa yang di minati wanita sebab paras dan talenta nya dalam bermain bola basket, andai mereka tidak menilai Marez dari paras nya, mungkin dia akan di asingkan di lingkungan ini


"Disty!!" Teriak kenzie dari jarak radius 4 meter di sebrang lapangan, tadi kami memang berdua, namun Kenzie pamit jngin ke toilet di dekat dapur ujung, manggil teriak teriak sudah seperti mau bagi bagi sembako

Aku melangkah kan kaki ku menuju ke arah Kenzie, berharap dapat bertemu dan melanjutkan perjalanan menuju kantin, jujur saja jika aku sudah begitu lapar, bahkan untuk membiarkan Kenzie ke toilet saja sudah seperti membuang sisa waktu makan siang

"Ikut gue" ucap lelaki yang tiba tiba menarik pergelangan tangan ku dan membawa ku menjauh dari Kenzie

"Apaan sih!?!! Lepas!"

Lelaki itu tak menggubris, bahkan kini cengkeraman tangannya semakin erat dan membuat pergelangan tangan ku semakin sakit

"Berisik anjing, diem!"

"Malva! Lepas! Lo yang diem, lepasin!"

Seharusnya aku ikut saja saat Kenzie mengajak ku untuk mengobrol di toilet, setidaknya itu bisa menjauhkan ku dari kejaran Malva, lelaki aneh yang suka menatap orang dengan tatapan tajam nan sinis yang mampu membuat orang tak berkutik

Dengan sengaja Malva menaruh kaki nya di hadapan kaki ku dan membuat ku jatuh tersandung kaki nya, bahkan ia mengunci erat pintu gudang, tak ada yang Malva lakukan selain menarik tanganku untuk berdiri dan mendorong tubuhku hingga menabrak tembok

Kini rasa sakit itu pindah, dari kaki pindah ke punggung.

"serahin itu ke gue atau posisi kita akan begini sampai lo mau kasih barang itu ke gue, Disty" β€” Malva

Tatapan Malva begitu intens, mengunci tatapannya kearah dua bola mata ku yang tak mampu berhenti bergerak karena ada rasa gelisah, ia mengunci pergerakan ku sehingga bagaimana pun aku bergerak itu akan membuatku semakin dekat antara tubuhku dan tubuhnya, dasar brengsek!

"Pergi ga!? Pergi sana!" Ucap ku sembari sekuat tenaga mendorong dada bidang nya yang menghalangi, apa daya, kekuatan nya untuk berdiri kokoh itu mamlu membuat seluruh tenaga ku terkuras, bahkan aku merasa bodoh hanya untuk mendorong tubuh Malva

Tak berhenti disitu, bahkan ia berani merogoh saku kecil yang biasa aku gunakan untuk sekedar menyelipkan uang atau membawa ponsel, Malva mengambil ponsel ku dan memaksa ku untuk membuka kan password, ku rampas kembali ponsel ku, "Lancang ya lo!"

Disaat Malva melepaskan tubuhku, dengan cepat aku berusaha lari dari hadapannya, betapa bodohnya aku saat tau jika pintu ruangan ini sengaja ia kunci, "not that easy, Disty"

Malva mengambil ponsel ku dan menunjukkan salah satu foto yang ku ambil saat aku memergoki diri nya sedang bersama Haidar di club pada tengah malam

"Terus kenapa? Urusan lo apa?"

"Bakal gempar satu sekolah, saat tau jika Disty yang mereka kenal pun mampir bermain di club yang di penuhi dosa" ucapnya dengan rahang nya yang mengeras sembari meremat ponsel ku, entah rasa nya ini menjadi ketakutan tersendiri jika Malva benar benar menyebarkan berita itu

"Mereka ngga bakal percaya sama cowok brengsek kayak lo" ucapan ku demi membuat perasaan ku lebih tenang, namun bisikan Malva membuat ku semakin takut akan apa yang akan terjadi

"do what I tell you, I will guarantee for everything that happens, sweetheart" kata nya dengan nada yang sedikit memberat, tatapannya membuat ku ragu namun juga percaya

"Apa? Gue harus apa?"

"Jauhin Haidar, gue gak pernah sudi liat lo berduaan sama haidar, You just need to be my girl then everything will be safe"



Report Page