Beginning

Beginning

Jeremiah S.

The Beginning

October 29, 2021

“Hnggg…”


Sudah beberapa menit terlewat namun Felix belum juga berhenti meracau sambil terus mengeluarkan kata-kata yang terdengar sangat seduktif ditelinga Changbin. Sejak insiden ciuman tadi Felix tidak berhenti meracau dan menggoda lelaki yang ada di hadapannya itu.


“Kak Changbinhh.. why is it so hot here..”


Changbin terus menatap bingung, apa yang salah dengan Felix? Apakah ia semabuk itu hingga kini ia terus meracau dan mengeluarkan kata-kata aneh? Karena yang Changbin tahu, Felix hanya meminum cocktail dengan campuran rasa peppermint. Siapa pun tahu bahwa minuman itu tidak akan membuat kita semabuk itu.


Lalu apa yang sedang terjadi pada Felix?


Bak tersambar petir di siang bolong, Changbin terkejut membelalakkan kedua matanya saat ia melihat Felix mendekat kearahnya dan duduk tepat dipangkuannya. Ini lebih mengagetkan dari sekedar ciuman, karena Felix kini duduk dipangkuannya sambil mengalungkan tangan mungilnya di leher Changbin.


Tak ada yang bisa ia lakukan selain terus memperhatikan apa yang sedang Felix lakukan dengan sesekali menahan napasnya saat tiba-tiba Felix mendekatkan wajah pemuda itu pada dirinya.


“Kak Changbin…”


Baiklah, Changbin menyerah. Ia tidak ada pilihan lain, Changbin benar-benar harus membawa Felix ke sebuah kamar yang ada disana agar Felix tidak meracau dan terus-terusan menempel kepadanya.


Bukannya Changbin menolak atau bersikap jual mahal, ia hanya tidak mau dipandang buruk oleh Felix.


Well, it’s not the first time for both of them. But they just met few hours ago.


Felix bukanlah seorang pemuda polos yang tidak pernah melakukan hal-hal gila di luar sana. Ia juga pernah beberapa kali bermain dengan seseorang yang bahkan ia tidak kenal hanya untuk bersenang-senang dalam semalam. Begitupun dengan Changbin, dunia malam bukanlah hal baru untuknya.


Namun, apa yang terjadi jika ia dan Felix melakukan hal-hal yang yang tidak diinginkan padahal mereka baru bertemu beberapa jam yang lalu?


Setelah dengan susah payah ia membawa tubuh Felix menuju salah satu kamar mewah yang ada di bar itu, akhirnya mereka sampai. Tepat saat Changbin menutup pintu, Felix dengan segera mendekatkan wajahnya ke arah Changbin dan mengecup singkat bibir pemuda itu. Ya, Changbin hanya sedikit terkejut karena ia dan Felix sudah melakukan itu sebelumnya.


“Fel, you’re drunk”


Kata pertama yang Changbin ucapkan saat mereka sampai disana. Ia menjaukan tubuh Felix darinya dan berniat untuk meningalkan Felix di kamar tersebut. Namun, saat Changbin ingin berbalik dan membuka pintu kembali, tangan mungil Felix dengan cepat menahan tangan kekar dan berotot milik Changbin.


“I’m not”


Felix tersenyum menggoda dan tanpa berpikir dua kali pemuda manis itu menarik tengkuk Changbin untuk menyatukan bibir mereka dan melakukan ciuman panas dan sedikit berantakan.


Benar, Felix tidak terlalu mabuk. Ia cukup sadar dengan apa yang ia lakukan, ia juga bingung dengan apa yang terjadi dengan tubuhnya yang tiba-tiba memanas. Tubuhnya mengatakan bahwa ia ingin melakukan yang lebih dengan pemuda bersurai hitam di depannya ini.


“Ngghh..”


Suara kecipak bibir terdengar sangat jelas memenuhi ruangan dengan cahaya minim itu. Dua pemuda berbeda surai itu terus melanjutkan kegiatan mereka melumat bibir satu sama lain tanpa ada niat untuk berhenti.


Changbin benar-benar tidak menolak semua yang dilakukan Felix, ia malah memeluk pinggang ramping Felix dan menarik pemuda itu agar tubuh mereka saling menempel.


“Nggh mhhh..”


Felix melenguh saat tiba-tiba Changbin mendaratkan tangannya di bokongnya dan meremasnya sedikit. Felix tak tinggal diam, tanggannya menarik Changbin ke arah ranjang yang ada disana tanpa melepaskan ciuman panas mereka.


Benang saliva tercipta saat Changbin melepas pagutannya ketika ia dan Felix sudah berada di ranjang dengan ukuran yang cukup besar itu. Kini tubuh mungil Felix berada didalam kungkungan tubuh besar Changbin. Ia tersenyum puas sambil membayangkan kegiatan apa yang akan mereka lakukan malam ini.


Felix sudah tidak sabar rupanya.


Changbin menatap Felix sambil berpikir apakah ia boleh melakukan hal ini dengan Felix. Ia tidak munafik, Changbin juga sudah kehilangan akalnya saat pertama kali Felix mencium dirinya. Ia juga menginginkan Felix, namun mereka baru saja berkenalan. Apakah tidak terasa aneh?


Setelah selesai menatap Felix dan bergelut dengan pikirannya, ia mendekat ke arah Felix dan mencium wajah pemuda manis itu.


Ia mencium kening Felix dengan lembut, mencium kedua pipi gembul Felix, mencium dan menggigit hidung mungil pemuda itu, mencium bibir merah delima yang sedikit terbuka itu dan berakhir mencium leher dan tulang selangka Felix serta meninggalkan

beberapa jejak disana.


“Felix, are you sure? I didn’t bring any safety” Tanya Changbin sambil terus menatap pemuda yang berada dibawahnya.


“I’m sure and that’s okay. It will feel better”


Felix menarik Changbin dan menyatuhkan bibir mereka lagi seakan ia tak pernah bosan dengan bibir sexy pemuda itu.


Baiklah, Changbin menyerah untuk yang kesekian kalinya. Ia membalas ciuman intens Felix sambil melucuti pakaian mereka hingga kini mereka full naked.




“Kak… hurry please..” Felix tak sabar dengan pergerakkan lambat yang Changbin lakukan. Tubuhnya sangat panas dan ia menginginkan Changbin, ia ingin segera dipuaskan.




“Can’t wait, huh?” goda Changbin sambil menahan tangan Felix yang ingin menyentuh miliknya.


“Hmmh.. I want you inside me please stop teasing me and hurry up” Felix berbisik tak kalah menggoda sambil terus menyentuh otot lengan Changbin yang membuat pemuda itu merasa sangat panas.


Walaupun mereka berdua tidak semabuk itu, namun mereka berdua benar-benar sudah kehilangan akal dan melakukan hal-hal yang tidak dinginkan karena dorongan nafsu yang sudah tidak tertahan oleh keduanya.


Dari awal, Felix lah yang menggoda Changbin dan menantang dirinya. Changbin hanya pemuda biasa dengan hormon yang berlebihan. Ia tentu tak akan menolak jika Felix menawarkan dirinya untuk disentuh oleh Changbin, bukan?


“AKKKHHHHH”


Felix berteriak sambil meremat sprei dengan sekuat tenaga menyalurkan rasa sakit yang berasal dari bagian bawah tubuhnya yang terasa seperti dirobek dan dikoyak paksa.


Changbin yang melihat Felix kesakitan memberhentikan kegiatannya memasukkan kejantanannya di lubang Felix. Ia tak tega melihat pemuda itu kesakitan dengan peluh yang membanjiri tubuh mulusnya.


“I’m okay.. lanjutin please” ucap Felix seakan mengerti bahwa Changbin mengkhawatirkan dirinya. Ini sakit, namun tubuhnya tidak mau berhenti. Ia benar-benar tidak mengerti, yang ia mengerti ia hanya ingin bersenang-senang dengan Changbin malam ini.


“I will do it slowly, don’t bite your lips. Bite my fingers instead when it hurts”.


Changbin menenangkan Felix sambil mengarahkan beberapa jarinya ke arah Felix saat ia melihat Felix mulai menggigit bibirnya untuk menahan sakit di lubangnya.


Felix tak menolak, ia meraih jari-jari besar milik Changbin untuk dikulum dan dijilat.


“Your cock has to make me scream because it hurts so much down there” ucap Felix dengan napas terengah-engah setelah selesai mengulum jari-jari Changbin.


Changbin hanya menatap Felix dan melayangkan sebuah seringai lalu dengan cepat menggerakkan pinggulnya yang membuat Felix sedikit tersentak.


“Akkhhhhh slowly please..”


Changbin tak mendengar, ia tuli mendadak. Ia bergerak dengan sangat cepat dan sesuka hatinya seakan melupakan kalimatnya tadi yang mengatakan bahwa ia akan melakukannya dengan pelan.


Changbin sudah berada dipuncak kewarasannya.


Ia menggeram ketika merasakan kejantanannya dipijat dengan sempurna oleh lubang Felix.


Changbin memang sudah sering melakukan hal seperti dengan orang lain, namun entah mengapa ia merasa bahwa Felix lah yang terbaik. Ia benar-benar dibawa keambang kenikmatan saat ia dan Felix mulai menikmati kegiatan mereka.


“Ahhhh yaahh there… ahhh”


Gotcha!


Changbin berhasil menyentuh titik sensitif Felix hanya dengan beberapa gerakan. Hal itu membuat Felix terus mendesah nikmat sambil mendongakkan kepalanya keatas. Ia sangat menikmati setiap gerakan yang Changbin lakukan dibawah sana.


“Sempit shhh” ucap Changbin saat merasakan kejantannya diurut nikmat oleh lubang sempit milik Felix.


“Hmmhh it’s so.. gooddhh ahh”


Felix melebarkan kedua kakinya untuk memberikan akses yang lebih pada Changbin. Felix bisa merasakan kejantanan Changbin tertanam lebih di dalam lubangnya.


Changbin tersenyum puas, ia terus bergerak semakin keras dan menusuk Felix dengan dalam sehingga menimbulkan suara tabrakan kulit yang sangat nikmat didengar dan membuat mereka semakin bergairah.


“Kiss… kiss me please..”


Felix menarik tengkuk Changbin dan melakukan ciuman panas yang kesekian kali. Bibir tipis dengan aroma alkohol itu sudah menjadi candu bagi Felix.


Setelah sekian menit perperang lidah, Felix memutuskan ciuman mereka karena merasa kehilangan oksigen. Ia mendongak nikmat dengan mata terpejam sambil meraup semua oksigen yang ada di dalam kamar itu. Ia merengkuh kepala Changbin dan meremas-remas rambut lelaki itu untuk menyalurkan perasaan puasnya.


“Do you like it?” Tanya Changbin dengan menggoda sambil terus menghentak-hentakkan pinggulnya maju mundur.


“Ahh.. yes.. I do ahhhh”


Changbin tersenyum puas saat Felix mengatakan bahwa ia menyukai dan menikmati permainan mereka.


Ia menyentak pinggulnya hingga menimbulkan suara decitan ranjang yang terdengar semakin jelas. Ia terus bergerak menusuk titik ternikmat Felix membuat pemuda itu merasakan kenikmatan yang begitu aneh.


“Ahhh kak Changbinnhhh ahh hmmhh”


Felix terus mendesah kuat ketika merasakan kejantanannya berkedut menandakan ia akan mencapai puncaknya.


“I’m gonna… hmmhh uhhh aaaahhhh”


Felix melenguh panjang ketika dirinya mencapai puncaknya. Cairan hangat keluar membasahi perut ratanya dan membuatnya begitu lemas karena mendapatkan kenikmatan yang luar biasa malam ini.


“Good for you”


Changbin tersenyum ke arah Felix saat melihat Felix menikmati pelepasannya. Setelah itu, ia mencabut kejantanannya dan bergerak menjauhi Felix.


“What are you doing?”


Felix bertanya sambil menatap Changbin bingung . Lelaki itu belum mendapatkan pelepasannya namun ia sudah menarik kejantanannya keluar dari dalam lubang Felix.


“I will just make you cum, I can finish the rest myself” ucap Changbin dan segera bangkit dari ranjang.


Namun, belum sempat ia bangkit Felix sudah menahan lengan pemuda itu dan menariknya dengan kuat hingga kini ia terduduk dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.


Felix bangun dari posisinya kemudian menduduki perut lelaki yang masih terus menatapnya itu. Pemuda itu menyentuh kejantanan Changbin dengan sensual kemudian menuntunnya kembali masuk ke lubang hangatnya.


“Who said you could do that? We will finish it together tonight, I will do it for you” ucap Felix dengan kecupan singkat di bibir lelaki itu.


“Ahhh..”


Felix mendesah ketika kejantanan Changbin masuk memenuhi lubang pemuda itu untuk yang kedua kali.


Ia mendesah dengan saat menggoda berniat menggoda lelaki yang sedang menatapnya dengan penuh nafsu itu. Tak hanya itu, Felix juga mengetatkan lubangnya agar kejantanan Changbin terangsang di dalam sana.


Damn, Felix merasakan kejantanan Changbin yang mulai menegang dan mengeras. Felix menarik leher Changbin dan mengecup jakun yang lebih tua kemudian menggigit dan menghisapnya hingga meninggalkan tanda kepemilikan disana.


Tangan yang sedari tadi menganggur mulai menyentuh dan mengusap dada Changbin dengan sensual.


Jeongin was right, Felix will go wild tonight.


Changbin menggeram tertahan. Felix tidak hanya lihai ketika sedang melakukan aksinya sebagai seorang dj, ia juga sangat lihai memuaskan partnernya.


Melihat Felix yang terlihat sengaja menggodanya tentu Changbin tak tinggal diam. Changbin mencengkram pinggul Felix dan membantu pemuda manis itu bergerak di atasnya.


“Ahh ahh mhhh”


Suara khas bercinta terdengar mengiringi kegiatan panas dua pemuda yang baru saling mengenal itu.


Lelaki yang lebih tua setahun dari Felix itu merengkuh pinggang sempit Felix kemudian menariknya mendekat dan menyesap nipple kemerahan milik Felix.


“Kak Changbinhh.. no stophhh..”


Felix mendongak merasakan kenikmatan yang begitu hebat. Ia tak menyangka bahwa dirinya akan berakhir di dalam kamar mewah dan melakukan kegiatan panas bersama teman dari sahabatnya ini.


Ia akan berterima kasih kepada Hyunjin karena telah membawa dan mengenalkan Changbin kepadanya.


“Fuck, this is so aahh”


Felix meracau saat ia tak bisa menahan kenikmatan yang sungguh luar biasa ini.


Changbin hanya tersenyum melihatnya dan semakin bergerak dengan asal dan sesekali membungkam bibir Felix dengan ciuman panas serta meninggalkan jejak di tulang selangka pemuda manis itu. Tak terhitung sudah berapa banyak tanda yang ditinggalkan oleh Changbin.


“Kakkhhh.. gue ahh keluar ahh”


Felix terengah-engah sambil mencengkram pundak bidang Changbin, ia hampir sampai.


“Together” ucap Changbin sambil terus membantu Felix bergerak naik turun. Ia bergerak semakin cepat hingga cairannya menyembur dengan deras memenuhi lubang anal si pemuda manis.


Felix kembali mencapai putihnya dan seketika tubuhnya terkulai lemas di dalam rengkuhan Changbin. Kepalanya bersandar di bahu Changbin dan membuat dada mereka saling menempel sehingga keduanya dapat merasakan detak jantung satu sama lain yang berdetak kencang sehabis bergumul panas.




“Fel, what actually happened to you? You said you were not drunk”.




Changbin bertanya sambil mengangkat tubuh Felix dari atas tubuhnya yang membuat Felix sedikit mendesah karena kejantanan Changbin yang lepas dari bagian tubuh bawahnya.


“Yeah, I’m not drunk”


Felix merebahkan tubuhnya yang terasa sangat lelah dan menatap langit-langit kamar mewah itu sambil mengatur napasnya.


“So? You know, we just met a few hours ago. I mean, I just kinda worry that you will regret what we’ve done”


Jawab Changbin yang masih terduduk di ranjang dengan serius sambil menatap Felix.


“I know and I think I won’t regret it. We’re friends now so nothing’s wrong I guess?”


Felix kembali berucap mengeluarkan kata-kata yang membuat Changbin sedikit kebingungan.


“Friends?”


Changbin benar-benar bingung. Felix mengatakan bahwa ia dan Felix berteman sekarang dan pemuda manis itu tidak keberatan dengan apa yang sudah mereka lakukan.


Namun, yang Changbin tahu, teman tidak melakukan hal-hal seperti ini. Apakah maksud Felix ia memanfaatkan Changbin sebagai partner one night stand-nya?


“You mean, more like one night stand partner?”


Changbin bertanya dengan hati-hati karena takut akan menyinggung Felix.


“Hahaha I didn’t even think about that? Gue malah gak kepikiran sama sekali jadiin lo partner ons gue kak”.


Jawab Felix dengan sedikit kekehan diakhir. Ia memang sering mencari partner ons saat ingin bermain, namun ia tidak pernah memikirkan Changbin sebagai partnernya malam ini.


Ia juga bingung, ia ingin terus berteman dengan Changbin dan melakukan hal-hal yang seperti tadi mereka lakukan. Ia tidak ingin merasakan euphoria ini hanya untuk semalam.


“We’re friends, but friends who like to do things like this?”


Entah keberanian dari mana Felix bertanya seperti itu kepada Changbin sambil menyentuh lengan lelaki itu dengan manja.


“Friends… with benefits..?”


Felix tidak menjawab, ia langsung menarik Changbin ke arahnya dan membuat pria itu kembali mengukung Felix. Ia menatap manik Changbin sebentar, lalu dalam hitungan detik Felix menarik tengkuk pria itu dan memulai sebuah ciuman yang terkesan tergesa-gesa dan menuntut.


Felix benar-benar terlihat sangat liar malam ini.


Salahkan Hyunjin dan rencana gilanya yang memasukkan obat perangsang kedalam minuman Felix sehingga pemuda manis itu kini terlihat sangat haus akan sentuhan dan lebih parahnya terikat dengan lelaki yang baru saja ia kenal itu.

Report Page