Barcode.

Barcode.



Aresto bertugas sebagai detektif muda yang handal. Beberapa kasus yang ia tangani berhasil terpecahkan dengan cepat. 


Di usia yang masih muda, Aresto bisa di katakan sangat disiplin dalam bertindak.


Seperti malam ini. Aresto dan beberapa rekan kerja tengah bertugas memecahkan kasus pembunuhan yang tengah menerror kota. 


Pembunuhannya di ketahui mempunyai pola. Ada jejak barcode pada pergelangan tangan korban. 


Fakta menarik lainnya, korban selalu wanita yang berusia di bawah 20 tahun. 


Gadis muda. 


Aresto melirik rekan kerjanya. Berada di TKP dengan satu korban baru. 


Terdapat luka basah di pelipis yang diduga benturan. Serta barcode pada pergelangan tangan kiri. 


Tak tahu pasti apa maksud si pelaku meninggalkan barcode. 


Menghela nafas. Kasus ini sudah berjalan hampir dua minggu lamanya. 


Dan Aresto mulai kehilangan kesabaran karena tak kunjung menemukan petunjuk tentang si pelaku.


Ini pukul 12 malam, Aresto berada di kediamannya. Matanya tak kunjung terpejam setelah kembali bertugas tadi. 


"Sayang" Panggilan dari kekasihnya membuatnya menoleh. 


Ada senyum hangat yang Aresto terima. Menepuk pahanya, menyuruh sang kekasih untuk duduk di pangkuannya. 


Menyandar kepala pada bahu sempit itu. Ada usakan di kepalanya yang ia terima.


Mengambil sebelah lengan sang kekasih dan menggenggamnua dengan erat. 


Matanya menelisik tajam. 


"Tangan kamu kenapa? Kenapa jadi banyak luka begini?" Aresto bertanya panik. 


Bukan jawaban yang ia terima, melainkan sebuah senyum. 


"Gapapa kok sayang"


"Sayang bilang siapa yang nyakitin kamu hm?" Sekali lagi bertanya. 


"Kamu, ini kamu yang buat luka di tangan aku. "


"Hah?"


"Sayang tiap perubahan mood, kamu selalu berulah. Kadang buat luka di badan aku, atau kamu suka cari korban gadis muda buat bisa lampiasin perasaan kesel kamu selama dua minggu ini"

Report Page