Asa.

Asa.

A, Pradjaya.


Cantik nan rupawan, sang kembang desa yang berhasil memikat hati saya. Tawanya yang lebih merdu dari kicauan burung kecil pada pagi hari. Bagaimana saya tidak menghiraukan nya?


Larasati Jenggala. Nama yang sungguh cantik seperti pemiliknya. Ia bagaikan pelipur lara di kala hati saya gundah. Berprofesi sebagai penjual jamu keliling di desa kami.


Ayah saya, yang adalah seorang peternak sukses tentu saja menganggap nya remeh. Apalagi beliau sudah tahu fakta bahwa Larasati adalah korban kekerasan seksual.


"Larasati, selamat malam. Tak bisa saya pungkiri, saya benar-benar merindukan kamu." Ucap saya lirih, mengusap rambut Larasati yang sungguh lembut.


Malang sekali nasib kami sekalian. Kekasih saya tiba-tiba terbangun dari tidur nya dan terkejut atas kedatangan saya.


Ia yang mulanya tertidur lelap segera menekan tombol yang terhubung ke ruang perawat untuk meminta tolong.


Wajah nya di penuhi rasa takut. Badan nya sigap tapi jika anda sekalian perhatikan lebih seksama, bahu nya bergetar hebat.


"KELUAR DARI KAMAR LARA, BAJINGAN! JANGAN SENTUH SAYA LAGI!! TOLONG, SIAPAPUN"


Bodohnya saya yang hanya berdiri disana menatap oknum yang sudah saya rindukan berbulan-bulan. Sampai pada akhirnya perawat datang dan menyuruh saya pergi.



Apakah kamu benar-benar serius saat mengucapkan kalimat mengharukan yang selalu saya ingat sampai saat ini? Apa saya masih menjadi alasan kamu mencari secercah asa itu?


Bukan kah kita sudah berjanji untuk mencari dan mewujudkan harapan itu bersama-sama?


Tidak, sesungguh nya kamu lah yang menjadi alasan saya masih bertahan, Nona Larasati.


Kamu lah satu-satunya asa yang selama ini saya cari. Saya lah satu-satunya orang yang mengharapkan kamu sampai akhir.


Bagai pengecut, tanpa rasa malu saya berbalik. Keluar dari rumah sakit jiwa tersebut, meninggalkan ia sendirian di kamar yang gelap dan sungguh dingin itu.


Menutup rapat-rapat hati dan mata saya untuk mengharapkan kasih nya.


Mengikhlaskan, merelakan, memaksakan dan meninggalkan kenangan kami.




Saya mencintai dan

akan selalu mencintai anda,

Kekasihku, Larasati Jenggala.



Salam manis,

A. Pradjaya.

Report Page