Alone.

Alone.

Viel
Alone.

Jalan sendiri di tengah kota yang sibuk adalah pilihan yang tepat saat suntuk. Sekarang aku terduduk di salah satu bangku, menatap lamat ke arah jalan yang penuh dengan orang berlalu-lalang, tersenyum kecil lalu melihat arloji di tangan kiriku.


Aahh.. sudah terlarut larut rupanya, ku harus segera pulang kembali ke flat kecilku. Sudah cukup untuk malam ini, saatnya pulang.


Sekitar 45 menit ditempuh, akhirnya sampai di flat. Meletakkan hewan berbulu putih halus--kucing--di atas sofa, lalu membereskan barang-barangku. Oh iya, kucing-kucing ini baru ku temukan dalam perjalan pulang. Bulunya halus dan bersih, matanya bulat, memiliki warna bulu yang indah, jangan lupakan saat ku menemukan kardus berisi kucing-kucing ini mereka mendekat dan berusaha keluar dari kardus. Sangat menggemaskan.


Aku sudah mengganti pakaianku, dan sekarang sedang mengcek beberapa email dan pesan yang sedari tadi ku anggurkan. Mengambil sebotol air putih dan meminumkannya sembari berjalah ke ruang tengah, tebak apa yang kutemukan. Benar, anak kucing yang belum ku beri nama itu tertidur di karpet ruang tengah. Aku terkekeh pelan melihat pemandangan tersebut.


Aku berjalan pelan ke arah meja kecil, dan meraih laptopku dengan perlahan [aku tidak mau mengganggu tidur mereka]. Aku berjalan ke kamar dan membuka laptopku, aku menenggak air putihku lagi. Saat aku meletakkan botol air dan melihat ke arah laptop, ternyata salah satu anak kucing yang berwarna hitam sudah di atas laptop.


Knight

Aku tertawa saat kucing tersebut menguap, lucu sekali. Untuk yang satu ini, akan ku beri nama knight.


Report Page