Sejarah Singkat Pengutusan Para Rasul dan Nabi

Sejarah Singkat Pengutusan Para Rasul dan Nabi

Sunnah.web.id

[Kondisi Manusia setelah Nabi Adam ‘alaihis salam][1]

Manusia setelah masa Nabi Adam ‘alaihis salam sebelum masa Nabi Nuh ‘alaihis salam berada di atas tauhid[2] dan keikhlasan, sebagaimana bapak mereka Nabi Adam –bapak manusia- ‘alaihis salam. Sampai mereka mengadakan kesyirikan dan pengibadahan berhala. Hal itu sebagai perkara baru yang berasal dari diri mereka sendiri, yang Allah tidak menurunkan kitab-kitab dengan membawa perkara baru itu. Allah juga tidak pernah mengutus para rasul dengan membawa perkara itu. Hal itu adalah dengan syubhat-syubhat (perkara-perkara yang samar dan rancu) yang dihiasi oleh setan dari arah logika-logika yang rusak dan filsafat yang menyimpang.

Satu kaum dari mereka meyakini bahwa patung-patung itu adalah rumus-rumus dari bintang-bintang di langit, dan dari derajat-derajat ilmu perbintangan, dan dari ruh-ruh yang tinggi. Satu kaum yang lain membuat patung-patung sesuai dengan bentuk para nabi dan orang-orang shalih. Satu kaum yang lain membuat patung-patung untuk ruh-ruh yang rendah seperti jin dan setan. Dan satu kaum yang lain berada pada pendapat-pendapat yang lain. Kebanyakan mereka taklid (membebek) kepada pimpinan-pimpinan mereka. Kebanyakan mereka berpaling dan menyimpang dari jalan petunjuk.

[Pengutusan Nabi Nuh ‘alaihis salam]

Kemudian Allah mengutus Nabi Nuh ‘alaihis salam. Beliau mengajak orang-orang itu kepada pengibadahan (penyembahan) Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya (dalam pengibadahan dan penyembahan). Beliau melarang mereka dari mengibadahi dan menyembah selain Allah. Meskipun mereka meyakini bahwa mereka mengibadahi sesembahan-sesembahan itu adalah untuk mendekatkan diri mereka dengannya kepada Allah sedekat-dekatnya. Dan mereka meyakini dengan pengibadahan sesembahan-sesembahan itu adalah untuk menjadikan mereka sebagai para pemberi syafaat (pembelaan di hadapan Allah).

Nabi Nuh ‘alaihis salam tinggal di antara mereka selama 950 tahun. Ketika Allah memberitahu beliau, bahwa tidak ada yang beriman lagi dari kaum beliau kecuali orang yang memang telah beriman, maka beliau mendoakan kejelekan bagi mereka. Sehingga Allah menenggelamkan penduduk bumi dengan doa beliau.

[Pengutusan para rasul sesudah Nabi Nuh ‘alaihis salam]

Kemudian setelah Nabi Nuh ‘alaihis salam datang para rasul berturut-turut. Sampai tersebar di bumi agama shabiah[3] dan orang-orang musyrik.

[Pengutusan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam]

Kemudian ketika namrud-namrud dan fir’aun-fir’aun menjadi raja-raja di bumi barat dan timur, Allah mengutus imam orang-orang yang hanif dan pendiri pondasi agama yang ikhlas, Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Beliau mengajak manusia keluar dari kesyirikan menuju keikhlasan (dalam beribadah). Beliau melarang mereka dari mengibadahi dan menyembah bintang-bintang dan berhala-berhala. Beliau berkata:

“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS. Al-An’am: 79)

Beliau juga berkata kepada kaumnya:

“Apakah kalian telah memperhatikan apa yang selalu kalian sembah, oleh kalian dan nenek moyang kamu yang dahulu? Karena sesungguhnya apa yang kalian sembah itu adalah musuhku, kecuali Rabb semesta alam. (Yaitu) yang telah menciptakan aku, Dialah yang menunjukiku. Dan Dia lah memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku. Dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari pembalasan.” (QS. Asy-Syu’ara: 75-82)

Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan orang-orang yang bersamanya juga berkata kepada kaumnya:

“Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian sembah selain Allah. Kami ingkari (kekafiran) kalian, dan telah nyata antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kalian beriman kepada Allah saja.” (QS. Al-Mumtahanah: 4)

[Para Nabi dari keturunan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam]

Allah menjadikan para nabi dan para rasul dari anak keturunan beliau. Allah menjadikan masing-masing nabi dan rasul itu mempunyai keistimewaan-keistimewaan. Allah mengangkat beberapa derajat sebagian nabi dan rasul itu di atas yang lain. Allah memberikan kepada masing-masing mereka mukjizat-mukjizat.

[Mukjizat Nabi Musa ‘alaihis salam]

Allah menjadikan tongkat menjadi ular bagi Nabi Musa ‘alaihis salam, sampai ular itu menelan apa yang dibuat oleh para tukang sihir ahli filsafat dari tali-tali, dan tongkat-tongkat, padahal jumlahnya sangat besar. Allah membuat laut terbelah bagi Nabi Musa ‘alaihis salam, sampai laut itu kering dan airnya diam tertahan antara 12 jalan sesuai dengan kabilah anak keturunan Nabi Ya’qub. Kemudian Allah mengirim kutu, katak, dan darah (kepada Fir’aun) bersama Nabi Musa ‘alaihis salam. Allah menaungi Nabi Musa ‘alaihis salam dan kaumnya dengan awan putih yang berjalan bersama mereka. Allah menurunkan kepada mereka setiap pagi hari manna dan salwa. Jika mereka haus, Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke batu, sehingga terpancar darinya 12 mata air, dimana masing-masing orang mengetahui tempat minum mereka.

[Para nabi sesudah Nabi Musa ‘alaihis salam]

Kemudian Allah mengirim para nabi dari Bani Israil sesudahnya. Di antara mereka ada yang bisa menghidupkan orang mati dengan ijin Allah. Di antara mereka ada bisa menyembuhkan orang sakit dengan ijin Allah. Di antara mereka ada yang ditunjukkan Allah pada perkara ghaib di sisi Allah. Di antara mereka ada nabi yang Allah menundukkan makhluk-makhluk kepadanya. Dan di antara mereka ada nabi yang diutus Allah dengan membawa berbagai mukjizat.

Dan ini termasuk perkara yang disepakati oleh seluruh penganut agama, dan ada dalam kitab-kitab yang ada di tangan orang-orang yahudi dan nasrani, dan juga kenabian-kenabian di sisi mereka, kabar-kabar para nabi ‘alaihis salam, seperti Asy’iya, Armiya’, Danial, Habquq, Dawud, dan Sulaiman, dan lainnya, dan kitab perjanjian lama dan lainnya dari kitab-kitab yang padanya ada pelajaran.

Dan dulu Bani Israil adalah satu ummat yang keras hati dan pendurhaka. Kadang mereka mengibadahi (menyembah) berhala, kadang mereka mengibadahi Allah. Kadang mereka membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan. Kadang mereka menghalalkan perkara-perkara harom dengan tipu daya. Sehingga mereka pertama kali dilaknat melalui lisan Nabi Dawud ‘alaihis salam. Dan itu termasuk rubuhnya Baitul Maqdis, sesuai dengan yang diketahui oleh penganut agama semuanya.

[Pengutusan Al-Masih putera Maryam ‘alaihis salam]

Kemudian Allah mengutus Al-Masih putera Maryam sebagai seorang rasul yang telah didahului oleh para rasul. Allah menjadikannya dan ibunya sebagai tanda kekuasaan Allah bagi manusia, ketika Allah menciptakan Isa Al-Masih tanpa seorang bapak untuk menampakkan kesempurnaan kekuasaan-Nya, lengkap kalimat-Nya, dimana Allah membagi manusia menjadi empat jenis:

– menjadikan Nabi Adam tanpa adanya seorang lelaki dan perempuan,

– menciptakan istri Nabi Adam, Hawa, dari seorang lelaki tanpa seorang wanita,

– menciptakan Al-Masih Putera Maryam dari seorang wanita tanpa seorang lelaki,

– dan menciptakan kesuluruhan manusia dari suami istri, laki-laki dan wanita.

Kemudian Allah memberikan mukjizat-mukjizat yang tidak berlangsung sesuai dengan sunatullah. Sehingga beliau bisa menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang buta bawaan sejak bayi dan orang yang sakit lepra. Beliau bisa memberitahukan kepada manusia apa yang mereka makan dan apa yang mereka tinggal di rumah-rumah mereka. Beliau mengajak kepada Allah dan kepada pengibadahan Allah dengan mengikuti sunnah saudara-saudaranya para rasul. Beliau membenarkan para rasul sebelum beliau dan memberi kabar gembira akan kedatangan seorang rasul setelah beliau.” Dialah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, penutup para nabi yang berasal dari keturunan Nabi Isma’il ‘alaihis salam putera Nabi Ibrahim ‘alaihis salam.”

(Syaikhul Islam dari Kitab beliau Risalah Al-Qubrushiyah hal. 20-26.)

_______________________________

[1] kalimat yang ada diantara tanda [..] adalah tambahan dari penterjemah. (pent.)

[2] Pengertian tauhid Insya Allah akan dibawakan di akhir bab ini.

Sedangkan ikhlas asalnya berarti at-tanqiyyah (pembersihan, pemurnian). Tetapi yang diinginkan di sini: Ikhlas adalah seseorang melakukan ibadah dengan bertujuan mengharapkan wajah Allah dan sampai ke surga, dimana orang itu tidak beribadah kepada Allah bersama yang lain-Nya baik itu malaikat atau nabi. (Syarah Tsalatsatil Ushul Syaikh Ibnu Utsaimin hal 31). (Pent.)

[3] Shabi’ah itu ada dua: yang beriman dan yang kafir. Mereka adalah kaum yang didakwahi oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, mereka berada di Hiran. Shabi’ah itu ada shabi’ah hunafa (yang mengikuti Nabi Ibrahim) dan shabi’ah musyrikin (yang mengagungkan bintang-bintang yang tujuh dan dua belas gugusan bintang).

Dan dulu orang-orang kafir Quraisy menjuluki Nabi dan para shahabatnya sebagai shabi’ah, karena asal shabi’ah artinya keluar dari sesuatu menuju sesuatu yang lain.

Shabi’ah yang musyrik itu seperti penyembah berhala. Kebanyakan mereka ini adalah ahli filsafat. Wallahu a’lam. (Lihat Ighatsatul Lahfan hal. 467-468, Dar Ibnu Haitsam, 2004) (pent)

_________________

Sumber: sunnah.web.id/sejarah-singkat-pengutusan-para-rasul-dan-nabi/

Report Page