Reportase RBB 02

Reportase RBB 02

Gabriela Angie Kenyatta

Business Psychology

Sumber Daya Strategis Bagi Daya Saing Organisasi

Pembukaan

Bu Ayleen memulai sesi dengan menceritakan latar belakang karirnya yang bermula sebagai seorang fasilitator dan coach yang banyak membantu klien dalam topik-topik seperti Decision Making, Conflict Resolution dan Teamworking hingga menjadi dosen Business Psychology di University of Westminster, London di mana semua topik-topik tersebut memiliki peran penting.

Secara garis besar, Business Psychology adalah ilmu Psikologi Terapan (Applied Psychology) yang merupakan framework yang memakai pengetahuan tentang individual differences dalam konteks sebuah team; organisasi; perusahaan maupun dinamika antar dua individu dalam kehidupan sehari-hari untuk mendiagnosis masalah agar dapat mencapai solusi. Oleh sebab itu, Business Psychology bisa digambarkan sebagai perpotongan antara psikologi individu; psikologi sosial; psikologi industri dan organisasi sebagai pendekatannya, dan selanjutnya, proses fasilitasi dan diagnosis organisasi sebagai alat untuk mengumpulkan dan mengatur informasi yang digunakan untuk menata solusi. Bu Ayleen juga menerangkan bahwa dalam Business Psychology, "mata uang" atau hal yang didiagnosis dan diintervensi merupakan PERILAKU (behavior). 

Dalam mengajar sebagai dosen di University of Westminster, Ibu Ayleen selalu memfasilitasi para mahasiswanya untuk memiliki mindset yang selalu ”ingin tahu” (curious)  dan “rendah hati” (humble). Hal ini dikarenakan, dalam kehidupan professional dan menghadapi klien yang datang dengan berbagai macam cerita dan sudut pandang akan sebuah masalah, akan selalu lebih banyak gap (hal yang tidak kita ketahui) daripada yang kita ketahui. Seperti yang nampak pada degraded image ini:

Gambar 1. Degraded Image

Berusaha mendapatkan gambaran yang seutuh mungkin merupakan kunci dari Business Psychology, terutama dikarenakan data dari tiap individu akan saling berinteraksi dan mencerminkan keunikan individu, tim dan organisasi yang sedang diteliti.

Business Psychology Diagnosis and Intervention Flow

Gambar 2. Alur Business Psychology


Diagram di atas merupakan alur dari Business Psychology. Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut: 

1.  Perception and Personal Reality
Pada tahapan ini, diperlukan kemampuan untuk memahami masing-masing individu dan kemampuan menangkap gambaran keunikan dan kekompleksan 

2.  Teamship
Setelah pemahaman tersebut, maka dapat dilakukan pembahasan terkait sinergi antar individu dan dampaknya di level tim

3.  Conflict Resolution
Menemukan resolusi konflik yang muncul karena adanya perbedaan individu ini

4.  Decision Making
Menentukan keputusan justru dengan memanfaatkan keberagaman pola pikir, pendapat, dan sudut pandang dari tiap individu

5.  Competence
Penghargaan akan kompetensi yang berbeda-beda


Beberapa Tantangan dalam Problem Solving and Decision Making

Sementara itu, ada beberapa kendala yang memang dapat mengganggu flow dari Business Psychology ini, yaitu:

1.  Kegagalan untuk me-register information karena adanya prejudice dan asumsi.

2.  Kesalahan interpretasi

3.  Kesulitan beradaptasi akan dunia yang semakin Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous (VUCA)

4.  Melupakan informasi 

5.  Defensif akan sebuah permasalahan

6.  Tidak tahan banting (vigilant), terutama ketika sebuah permasalahan dan konflik harus terjadi berulang kali sebelum menunjukkan perubahan.

Apabila dilihat pada poin sebelumnya, memproses informasi merupakan hal yang cukup krusial dalam Problem Solving dan Decision Making. 

Berikut adalah beberapa tantangan dalam Information Processing:

  1. Kurang waktu
  2. Cost of failure/risk of being neutral
  3. VUCA
  4. Kecemasan
  5. Munculnya kompetitor


Sesi Tanya Jawab

  1. Q : Mengapa menggunakan kata bisnis di depan kata psikologi?
    A: Bisnis di sini dapat diartikan sebagai “sebuah hubungan yang saling menguntungkan antara dua atau lebih pihak”, sehingga bukan terpaku pada makna bisnis yang familiar sebagai hubungan dagang saja.
  2. Q : Adakah kualitas perbedaan dalam budaya? antar generasi?
    A: Ada. Tapi yang menjadi nomor satu adalah unsur perbedaan antar individu. Pengetahuan tentang diri yang mendalam secara sistematis dan dampaknya dalam bekerja/berkomunikasi dengan orang lain adalah fondasi untuk memecahkan persoalan yang berhubungan dengan perbedaan dalam budaya, dan seterusnya.
  3. Q : Interviewer tidak menerima interviewee karena chemistry. Does it happen in England?
    A: Hal seperti ini merupakan tantangan di mana-mana. Saran Ibu Ayleen dalam menghadapi user yang seperti ini adalah untuk tetap berpikir kritis; berpegang pada competency framework dan mengikuti proses (misalnya dengan mengambil contoh dari cara Assessment Centre) tanpa melibatkan emosi dan personal preference. Sebagai MSDM, kita juga bisa menggali lebih dalam tentang contoh perilaku yang membuat user tidak memiliki “chemistry” pada seorang kandidat. Misalnya stereotyping.
  4. Q: Apakah business psychology ini juga menggunakan tools psikologi?
    A:  Kalau yang dimaksud adalah alat-alat psikometri, itu memang digunakan. Yang paling inti alat-alat tersebut digunakan untuk mengenali diri seseorang (tahap 1).
  5. Q: Bentuk konkrit dalam business psychology yg pernah diterapkan pada klien?
    A: Pernah diminta untuk mengerjakan program diversity oleh satu perusahaan, karena diwajibkan oleh pemerintah. Setelah dibelah, ternyata diversity merupakan unsur yang sensitif dalam perusahaan itu dan dilihat bahwa penerapan program diversity tidak akan berhasil tanpa menangani isu-isu “individual differences” terlebih dahulu. Permasalahan ini yang di-address dahulu dalam rancangan intervensi, sebelum program diversity mulai dijalankan.
  6. Q: Ada beberapa model diagnosis organisasi. Selain people, bisa sistem. Bagaimana Business Psychology melakukan diagnose system?
    A: Business Psychology berhubungan dengan “behavior” dan human factors. Dalam mendiagnosis sebuah perusahaan, Business Psychology akan menangani unsur-unsur behavior yang memblokir efektivitas perusahaan dan bekerja sama dengan teknik-teknik atau metode lainnya seperti systems thinking, decision modelling, juga influence diagram yang mampu menangani diagnose system.
  7. Q: Bagaimana menemukan garis tengah antara memperlakukan orang yang seperti orang tersebut inginkan dengan memenangkan diri sendiri?
    A: At the end of the day, what we want is to influence others. Dalam berinteraksi ataupun dalam penyelesaian konflik, selalu arahkan pembicaraan pada titik masalah bukan orangnya.

Demikian reportase kegiatan ini dibuat. Semoga dapat berguna.

Terima kasih pula kepada Bapak Adam Armansyah yang saat ini sebagai Associate Director, Career Services, PT Mercer Indonesia, yang sudah berkenan meluangkan waktunya untuk menjadi moderator dalam kegiatan ini.


Dokumentasi (foto) acara:

Oleh Ari Anjar Wiranti:

Dokumentasi by Ari Anjar Wiranti (1)
Dokumentasi by Ari Anjar Wiranti (2)

Oleh @dennyjd:

Dokumentasi by @dennyjd


Komentar tambahan

@dennyjd:

Beberapa peserta memberikan komentarnya kepada saya bahwa materi ini memang kurang efektif jika dibawakan dengan metode kulgram. Hari ini mereka mendapatkan satu pemahaman baru yang tentu saja dapat menambah informasi yang benar dan dapat diaplikasikan dalam kegiatan masing-masing.

Ada juga peserta yang awalnya sama sekali tidak mengerti Psikologi, bukan dari latar belakang pendidikan Psikologi menjadi memahami apa yang dijelaskan oleh Bu Ayleen. Dan menurutnya informasi ini berguna.

Saya sendiri merasakan pengalaman yang sama. Informasi yang dibawakan oleh Bu Ayleen ini memberikan pemahaman baru dan memperkaya pengetahuan. Sampai pada akhir acara saya sampaikan ke Bu Ayleen permohonan untuk berkenan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya selanjutnya, karena saya ingin belajar lebih banyak lagi. Dan beliau katakan "silakan".


@vinabudiyanto:

Sesi yang dibawakan oleh bu Ayleen cukup aplikatif dan "membumi". Jika ada beberapa istilah yang cukup asing, namun ketika diberikan contohnya oleh bu Ayleen, ternyata merupakan hal-hal yang biasa terjadi di kehidupan sehari-hari, terutama di dunia kerja. 

Saya memiliki kesempatan untuk berbincang dengan beberapa orang peserta pada saat coffee break berlangsung. Beberapa orang dari mereka mengikuti acara Ruang Belajar Bersama karena mereka memang "mengejar" bu Ayleen untuk mendapatkan ilmunya langsung dari beliau. Bahkan ada yang belum bergabung di grup Rumah MSDM pada saat itu, dan pada saat acara berakhir, meminta link-nya kepada saya untuk bergabung.

Report Page