Membaca dan Menulis: Ciri-Ciri Bangsa Maju?

Membaca dan Menulis: Ciri-Ciri Bangsa Maju?

Zen
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” (Pramoedya Ananta Toer)
Menjauhnya manusia dari buku hanya akan melempar kita kembali ke peradaban scriptura continua. Yakni ketika membaca merupakan tindakan yang berat secara kognitif. Sebuah situasi yang terjadi lebih dari sepuluh abad lalu (Majalah Intisari)

Mari kita melihat lagi pada keadaan bangsa ini: sampai di manakah semangat literasi? Apakah bangsa ini suka membaca dan menulis sehingga menjadi bangsa yang maju? Mmmmm.... jawab apa ya? Aku juga bingung eh. Kalau semangat berkomentar di Facebook sih iya. Itu kan juga nulis dan baca. Namun, apakah itu yang namanya semangat literasi?

Tentu kita nggak bisa menyangsikan mereka yang berliterasi dengan media elektronik ya, termasuk Facebook (Atau Twitter kah, Instagram kah, Pinterest kah, blog kah, ya... pokoknya menggunakan media bersosial gitu). Karena memang yang namanya membaca dan menulis itu sudah menjadi kultur manusia modern saat ini, di saat mereka sudah mengenal membaca dan menulis.

اقرأ باسم ربك الذي خلق
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan (QS. Al Alaq: 1)

Oke, sekarang coba perhatikan kembali quotes kedua yang kutulis di atas tadi ya. Oke, kusalin ulang di bawah ini:

Menjauhnya manusia dari buku hanya akan melempar kita kembali ke peradaban scriptura continua. Yakni ketika membaca merupakan tindakan yang berat secara kognitif. Sebuah situasi yang terjadi lebih dari sepuluh abad lalu (Majalah Intisari)

Jangan tanya ya, itu majalah Intisari yang bulan kapan. Aku juga lupa eh. Tiba-tiba aja ada aku tulis di Facebook-ku beberapa tahun lalu. Ya, aku salin di sini deh untuk postingan baru.

Apa itu scriptura continua? Kalau jarnya Intisari sih ketika membaca merupakan tindakan yang berat secara kognitif. Jadi, gampangannya itu kayak misalnya kita diminta membaca buku-buku ilmiah atau istilahnya buku-buku tebal, berat, dan berjilid-jilid. Apakah kita kuat?

Padahal, banyak sekali ilmu yang kita dapatkan dari buku. Terlebih lagi ketika kita dapat memahami isi-isi yang terdapat dalam buku tersebut. Apalagi kalau kita sudah mendapatkan sanad keilmuan dari sang penulis buku, sebagaimana yang berkembang di kalangan para santri.

Coba deh kita lihat semangat para ulama dalam menulis buku. Misalnya saja di zamannya Imam Al Gazali berkembang pemikiran mu'tazilah yang mengembangkan akal dibandingkan wahyu, maka Imam Al Gazali menulis buku-buku untuk meng-counter pemikiran yang dapat merusak keimanan orang tersebut. Kemudian coba kita lihat berapa tebalnya kitab Shahih Bukhari yang merupakan kitab hadits tershahih pertama sekaligus kita tershahih kedua setelah Alquran (kalau menurut KBBI sih, yang baku sahih. Hehehehe). Lalu kita lihat deh betapa tebal kitab Al Bidayah wan Nihayah yang merupakan kumpulan sejarah yang mengutip dari hadits Nabi. Sesuai dengan namanya, kitab ini berisikan sejarah tentang awal segalanya (misalnya penciptaan Nabi Adam) hingga akhir segalanya (hari kiamat). Semuanya lengkap disebutkan dalam kitab tersebut. Lalu ada pula buku-buku tafsir yang sangat banyak, yang menjelaskan isi Alquran. Seperti tafsir Al Muyassar yang tergolong ringkas, lalu ada tafsir Ibnu Katsir yang sederhana dalam penjelasannya, lalu ada Shafwatut Tafasir yang dulu kupelajari di Isy Karima.

Keilmuan itu sangatlah luas. Tentu saja kita membutuhkan ilmu-ilmu ini untuk memakmurkan bumi ini. Sebagaimana yang Allah sebutkan di Alquran bahwa kita ini adalah khalifah yang memakmurkan bumi ini:

وإذ قال ربك للملاىٍكة إني جاعل في الأرض خليفة
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." (QS. Al Baqarah: 30)

So, yuk kita banyak membaca. Bacalah buku-buku yang berkualitas, tidak hanya membaca media sosial setiap hari yang malah membuat kita malas ngapa-ngapain. Membaca buku yang berkualitas akan membuka wawasan kita dan membuat kita rajin bekerja dan memiliki pandangan yang lebih luas daripada orang yang tidak membaca.

Masukkan komentar.

Kembali ke beranda.

Report Page