JEJAK KHAWARIJ DI INDONESIA

JEJAK KHAWARIJ DI INDONESIA

Oleh Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin Hafizhohulloh

Nama Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo adalah nama yang tak asing bagi kalangan pergerakan di indonesia.

Pria kelahiran Cepu, 7 Januari 1907 ini tertoreh dalam sejarah pemberontak.

Tak sekedar itu, terhadap para pengikutnya, kartosoewirjo pun menancapkan doktrin anti pemerintah melalui cara kekerasan bersenjata dan aksi aksi teror. Pengaruh doktrin yang ia tanam masih terasa kental hingga sekarang. Walau dengan kemasan dan gaya yang nampak berbeda, namun warna khawarij tak bisa pupus dari para pengikutnya.

Penamaan KHAWARIJ itu sendiri bermula dari aksi sekelompok orang yang melakukan penentangan terhadap pemerintahan Ali Bin Abi Tholib Rodhiallohu ’anhu.

Bahkan disebutkan bahwa pemahaman Khawarij ini telah tumbuh sejak zaman kholifah Utsman Bin Affan Rodhiallohu ’anhu, yaitu saat terjadi pengerahan masa guna mengepung kediaman kholifah, klimaks dari aksi demontrasi itu, Terbunuhlah Sahabat mulia, menantu Rosululloh Ustman Bin Affan Rodhiallohu ’anhu.

Sejarah kelam ini di gagas oleh seorang yahudi kelahiran shon’a yaman, Abdulloh Bin Saba.

Akibat ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah yang mau menerima perjanjian-perjanjian dengan penjajah belanda, kartosoewirjo angkat senjata. Ia pun proklamirkan Negara Islam Indonesia (NII).

Pada 7 agustus 1948 di Cisampak, kecamatan Cilugagar, kabupaten tasikmalaya, jawa barat sebelum memproklamirkan NII, ia mengangkat dirinya sebagai Imam Pemimpin NII pada Mei 1948.

Pria yang di keluarkan dari fakultas kedokteran NIAS (Nederlandsch Indische Artsan School) karena gemar membaca buku komunis ini, tak semata mengarahkan senjatanya kepada pemerintah Indonesia, Kyai Yusuf Tauziri, sebagai gurunya pun dan teman bergaulnya selama 20 tahun, tak luput diperangi pula.

Dalam priode 1949-1958, Pondok pesantren Kyai Yusuf Tauziri di Capri Garut di serang pasukan bersenjata Kartosoewirjo hingga puluhan kali, Sang kyai sendiri yang menjadi target penyerangan selalu luput, bagi Kartosoewirjo kyai Yusuf Tauziri sendiri telah di hukumi murtad, kafir serta halal darah dan hartanya, itu hanya lantaran kyai tidak setuju dengan kartosoewirjo yang menentang pemerintah dan memproklamirkan NII.

Inilah sikaf takfir (mudah mengkafirkan sesama muslim). 

Melalui kerja keras aparat keamanan pemerintah, akhirnya kartosoewirjo berhasil di tangkap di sebuah lembah antara gunung sangkar dan gunung geber, sekitar Bandung Selatan, pada 4 juni 1962.

Petualangan politik kartosoewirjo pun berakhir. Selama aksi aksi teror yang dilakukannya, masyarakat telah banyak dirugikan. Infrastrukur masyarakat jawa barat banyak yang hancur. Hasil pertanian merosot tajam.

Banyak pengungsi dan tentu saja korban jiwa tak sedikit dari kalangan muslimin. Aksi terorisme hanya menyisakan kesengsaraan bagi masyarakat.

Menurut pengakuan kartosoewirjo saat di interogasi Tim Pemeriksa Kodam IV Siliwangi (sekarang KODAM 111 Siliwangi), Bahwa dirinya pernah menerima Wahyu Cakraningrat saat dirinya disiang hari tengah tertidur dalam sebuah gubuk di daerah galunggung.

Tiba tiba menyelinap seberkas sinar kedalam gubuk itu dan melukiskan rangkaian kalimat syahadat pada keningnya.

kejadian ini oleh kartosoewirjo digunakan untuk mengangkat martabat dirinya di mata para pengikutnya.

Katanya, ini merupakan keagungan Allah yang dilimpahkan kepadanya.

Tak sekedar itu, kartosoewirjo pun berusaha pula untuk mendapatkan harta pusaka cinunuk, yaitu keris bernama Ki Dongkol dan Ki Rompang, menurut takhayul masyarakat, siapa saja yang bisa menjodohkan kedua keris tersebut akan mendapatkan kejayaan dan kemenangan, tentu, ini merupakan kesyirikan di larang dalam islam.

Tertangkapnya kartosoewirjo yang kemudian di eksekusi mati pada 1962, tak lantas menyurutkan paham khawarij. Begitu pula saat sebagian pengikutnya di jebloskan kerumah tahanan, pun tak memupuskan gerakan takfir "sang imam".

Setelah masa penahanan berahir, sebagian pengikut "sang imam" dengan setia melanjutkan perjuangannya. Mereka melakukan konsolidasi dan merekrut anggota baru. Wadah untuk gerakan mereka di beri nama komando jihad (komji).

Para petinggi komji yang merupakan anak buah kartosoewirjo, diantara nya Danu Muhammad Hasan, Dodo Muhammad Darda, Haji Ismail Pranoto (Hispran), Gaos Taufiq, Aceng kurnia, dan Adah Djaelani.

Belum seumur jagung gerakan mereka dijalankan. Aparat telah mengendusnya. Para petinggi itu pun di berangus. Merka semua, di ciduk aparat keamanan. Aceng kurnia dan Adah Djaelani berhasil meloloskan diri.

Akan tetapi, sekali lagi, tindakan represif aparat keamanan tak menjadikan mereka berhenti. Setelah mereka lepas dari jeratan terali besi, pada tahun 1976, maka mulailah aksi terorisme di galakkan. Gaos Taufiq membentuk tim guna melaksanakan aksi teror. Seperti pembajakan pesawat, peledakan bom di beberapa tempat, merampas senjata, merampok harta (sekalipun milik kaum muslimin sebagai bentuk fa’i), membunuh jiwa tanpa haq.

Aksi teror yang dilakukan Gaos Taufik dan kawan kawannya, diantaranya melakukan perampokan di perkebunan karet di marbu selatan, menggarong di batang sereh, belawan, mengebom Rumah Sakit Imanuel di Bukit Tinggi, Gereja Methodis, Perguruan Budi Murni Di Medan, Serta Meledakkan Masjid Nurul Iman Di Padang.

Lalu anggota mereka pun sempat melemparkan Granat saat musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ). Melalui seorang anggotanya yang lari dari aparat, aksi teror memanaskan pulau Jawa.

Warman adalah nama pelarian tersebut. Warman pula yang menjadi otak serangkaian aksi Terorisme, sehingga pada masa saat itu sangat akrab sekali di telinga masyarakat istilah Teror Warman.

Terbunuhnya Rektor Unuversitas Sebelas Maret Surakarta pada 1979, tak lepas dari tangan Warman. Beserta rekannya, Hasan Bauw, Abdulloh Umar, Dan Farid Ghazali, Warman menghabisi nyawa Sang Rektor. Alasannya sang rektor adalah yang paling bertanggung jawab atas penangkapan Abdulloh Sungkar Dan Abu Bakar Ba’asyir.

Tak cuma itu, teman seiring segalang pun di bantai Warman. Setelah aparat menyergap dan menembak mati Farid Ghazali, Warman malah membantai Hasan Bauw. Warman melakukan itu karena di anggap Hasan Bauw telah membocorkan persembunyian Farid Ghazali.

Setelah itu, pada Mei 1980 terjadi perampokan uang gaji pegawai P & K (Pendidikan Dan Kebudayaan) kecamatan Banjarsari Ciamis.

Sejumlah 20 juta rupiah berhasil di gondol kawanan Teroris ini. Setahun kemudian, Polisi berhasil Menembak Mati Warman Di soreang Kabupaten Bandung.

Pada 11 Maret 1981, anggota komji lainnya melakukan penyerangan terhadap empat polisi di Kosekta 65 Cicendo, bandung. Tak sedang berapa lama, 14 anggota komji yang melakukan penyerangan berhasil di tangkap. Buntut dari penangkapan ini terjadi pembajakan Pesawat Garuda Woyla. Pembajakan Ini pun berahir dramatis.

Pasukan Anti Teror dari kesatuan Para Komando Kopasandha (sekarang Kopasus) menyerbu masuk pesawat yang dibajak dan melibas mati para pembajak kecuali Imran Bin Muhammad Zein.

Setelah di adili, Anggota komji satu ini pun akhirnya di hukum tembak mati.

Di barisan petinggi Komji pun tak kalah sibuk. Haji Ismail Pranoto (Hispran) melakukan gerakan perekrutan pengikut baru. Hispran mendekati Abdulloh Sungkar Dan Abu Bakar Ba’asyir yang saat itu kedua sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki.

Dengan mengusung Ide Darul Islam(DI). Akhirnya Hispran berhasil merekrut keduanya. Hispran lantas membaiat dua ustadz Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki itu. Sejak Saat itu, Keduanya resmi bergabung dalam barisan pengusung Darul Islam.

Dari keduanya proses kaderisasi berlangsung lebih sistematis. Lahirlah Orang orang semacam Ali ghufron Alias Muchlas, Enceng Nurjaman Alias Hambali, Faturrohman Al Ghozi, Ainul Bahri Alias Abu Dujana, Abdul Aziz Alias Qudama Alias Imam Samudra dan Lainnya.

Nama-nama tersebut berkesempatan menempuh pelatihan militer di Afghanistan. Mereka dilatih dalam urusan bahan peledak dan persenjataan. Dalam perkembangan selanjutnya barisan pengusung ide Darul Islam di solo dan Yogyakarta banyak terpengaruh Pemikiran Pemikiran Ikhwanul Muslimin (IM).

Para Aktivis Ikhwanul Muslimin dari Timur tengah yang saat itu berstatus dosen di Lembaga Pendidikan Bahasa Arab (LPBA), sekaran LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam Dan Arab) melakukan serangkaian kajian dan diskusi sebagi bentuk kerjasama LPBA dengan Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki.

Sejak Saat itu, mulailah buku buku karya Sayyid Quthub, seperti Fi Zhilali Qur'an, Sayyid Hawa, Seperti Al Islam karya Hasan Al Bana, seperti Usrah, dan lainnya menjadi rujukan dalam pembinaan jama’ah.

Tak mengherankan bila Kemudian dalam proses kaderisasi dan perekrutan, mereka menggunakan metode Usrah.

Sehingga era 1980-an di kalangan aktivis pergerakan sangat akrab dengan istilah Usrah.

Pemikiran Ikhwanul Muslimin sendiri sangat kental dengan isu Jihad.

Tentu saja, isu ini sangat sesuai bagi generasi baru penerus perjuangan sang Imam Kartosoewirjo. Maka, mulailah segala bentuk aksi teror di kemas dalam bahasa Jihad.

Keagungan syariat Jihad ternodai karena ulah mereka yang memaknai jihad secara menyesatkan.

Berbagai aksi teror pun melanda negri.

Sebut saja, perampokan dan peledakan Plaza Hayam Wuruk.

Pengeboman Masjid istiqlal, Jakarta.

Aksi bom natal yang secara serentak meledak di delapan kota .

Dalam rangka mendanai BOM Bali 1, Imam Samudra dan kawan kawan merampok Toko Mas Elita Di serang Banten.

Setelah itu, Oktober 2002 ledakan dahsyat terjadi di Bali. Ratusan nyawa melayang akibat Bom Bali 1 ini. Disusul kemudian kedutaan Australia di jakarta di bom.

Masih banyak lagi aksi aksi terorisme dengan membawa kedok bendera Jihad.

Sebagai sebuah paham, khawarij sangat sulit di padamkan. Jaringan mereka terus berkembang.

Melalui wahana Pondok-Pondok Pesantren yang mereka bangun, kaderisasi itu terus berlangsung dan paham terus menjalar.

Wallohu’alam.

Sumber Bacaan Majalah As Syariah.NO.86/VIII/134H/2012. Darul Islam dan Kartosoewirjo Angan Angan yang gagal, Holk H.Dengel, Pustaka Sinar Harapan, 1995.

___________________

Di Ambil dari Majalah Qudwah Edisi 10 Vol 1.1434 H/2013.

___________________

Selesai.

Admin:

Alhamdulillah semoga Alloh Ta’ala menjaga Negri kita Indonesia ini.

Menjaga keamanan dan Makar makar dari Teroris Khawarij. Semoga Alloh memberikan Hidayah kepada Aparat keamanan beserta Aparatur pemerintahan negara.

Dan semoga Alloh menjaga Kaum Muslimin di manapun mereka Berada. Allohu ’alam.

Abu Dzar Al Falimbaniy

www.salafymedia.com

https://bit.ly/FadhlulIslam

Fadhlul Islam Bandung

_________________________

Sumber: diringkas dari fadhlulislambandung.salafymedia.com/2016/03/03/jejak-khawarij-di-indonesia/

Gambar dari publisher telegraph.

Disunting untuk telegraph tanpa mengurangi maknanya.

Report Page