Cerita Sex Dewasa Ibu Alim Yg Ternoda

Cerita Sex Dewasa Ibu Alim Yg Ternoda




🛑 👉🏻👉🏻👉🏻 INFORMATION AVAILABLE CLICK HERE👈🏻👈🏻👈🏻




















































IndoPlusPlus
Bukan Sembarang Hiburan
Malam Perayaan menyambut ulang tahun negara, warga lingkungan tempat tinggal Dheni mengadakan malam hiburan berupa organ tunggal sampai subuh. Kebetulan waktu itu adalah hari Sabtu malam minggu. Tua muda, laki-laki perempuan, semua ikut bergembira. Semua turun berjoget mengikuti alunan lagu yg dibawakan oleh penyanyi. Mula-mula berjoget dgn pasangan masing-masing. Semua bergembira sambil tertawa lepas mengikuti irama musik.
Menjelang subuh pada lagu terakhir, Ivana (ISTRI DHENI) berjoget dgn seorang pria, sedangkan Dheni berjoget dgn Shendi, seorang ibu rumah tangga yg tinggal satu tempat kost tapi berjarak beberapa pintu dari kamar mereka. Shendi 31-an tahun adalah istri seorang karyawan swasta yg bekerja dgn shift. Walau sudah berumur tapi penampilan Shendi selalu tampak muda karena cara berpakaiannya yg seksi dan pandai bermake up.
Sepintas Ivana melirik pada Dheni yg sedang berjoget dgn Shendi. Terlihat Dheni sedang tertawa dgn Shendi sambil berjoget. Shendi meliuk-liukkan pinggul bulatnya dgn bentuk pantat yg padat dan besar. Rok span ketat memperlihatkan pantat seksinya yg merangsang pada saat bergoyg. Lalu Ivana kembali berjoget dan tertawa dgn pasangannya. Setelah acara usai, semua kembali ke rumah masing-masing dgn perasaan gembira walaupun capek.. Sesampai di rumah, setelah mandi air hangat, Ivana dan Dheni segera ke tempat tidur.
“Bagaimana tadi, sayg?” tanya Dheni sambil memeluk Ivana. “Apanya?” tanya Ivana kembali sambil menempatkan kepalanya di salah satu tangan Dheni. “Tadi waktu kita di tempat pesta” jawab Dheni sambil mengecup bibir mungil Ivana. “Aku benar-benar gembira…” kata Ivana tersenyum sambil tangannya mengusap-ngusap selangkangan Dheni.
“Harusnya lingkungan kita lebih sering melakukan acara seperti tadi ya. Jangan cuma setahun sekali…” kata Dheni. Satu tangannya masuk ke balik kimono Ivana. Payudara Ivana diremas-remas dgn lembut. Ivana tidak mengenakan pakaian dalam di balik kimono itu.
“Hmmmmm.. Kenapa begitu?” tanya Ivana sambil mencium pipi Dheni lalu mengecup bibirnya. Tangannya masuk ke balik celana Dheni. Menggenggam gagang kejantanan Dheni yg mulai mengeras. Mengocok-ngocoknya dgn pelan.
“Ya… kita kan bisa bergembira dgn tetangga. Jarang sekali ngumpul bareng tetangga,” ujar Dheni sambil melepas tali kimono yg dikenakan Ivana. Sambil membaringkan kepalanya di samping dada Ivana, dijilatnya salah satu pentil payudara Ivana sambil tangannya yg lain meremas payudara yg lain. “Oooohh sayaang…” desah Ivana pelan sambil memejamkan matanya. Tangannya meremas dgn erat gagang kejantanan Dheni. Sambil tetap menciumi dan menjilati payudara Ivana, tangan Dheni yg tadinya meremas payudara, turun ke perut lalu disusupkan ke selangkangan Ivana. Setelah jari-jarinya menyentuh bulu kemaluan Ivana yg tipis, diusap dan diremasnya gundukan di selangkangan itu. Ivana terpejam sambil mendesah pelan.
Jari-jari tangan Dheni lalu menyusuri belahan di selangkangan itu dan menyelusup ke dalamnya. Jari tengahnya menggesek-gesek dinding bagian dalam Kemaluan Ivana pelan. Lalu jari jempolnya menggesek-gesek klitoris Ivana. “Ooooooooooohhh sayaaaaaang…” desahan Ivana mulai mengeras sambil menggerakkan pinggulnya.
– Jari jempol Dheni terus menggosok-gosok klitoris Ivana dan jari tengahnya terus menggesek-gesek dinding dalam bagian atas Kemaluan Ivana sampai cairan Kemaluan Ivana keluar membasahi jari tengah Dheni. “Ooooooohhh…” desah Ivana sambil satu tangannya memegang tangan Dheni yg sedang bermaik di Kemaluannya. “Enak, sayg?” tanya Dheni lalu melumat bibir Ivana.
Lalu jari tengah Dheni dikocok-kocokkan di Kemaluan Ivana. Tanpa menjawab pertanyaan Dheni, Ivana membalas ciuman Dheni dgn hebat sambil menjepitkan pahanya dan menggoygkan pinggulnya menahan kenikmatan ketika jari tangan Dheni keluar masuk rongga Kemaluannya.
“Buka pakaiannya dong, sayg,” bisik Ivana ke telinga Dheni. Dheni bangkit dan melepas seluruh pakaiannya. Kemaluan Dheni terlihat sudah berdiri dgn kerasnya. Gagang Kemaluan yg ditumbuhi bulu-bulu pendek. Urat-uratnya melingkari gagang Kemaluan dgn kepala yg membulat merah mengkilat.
Melihat itu, Ivana segera bangkit dan duduk di tepi ranjang. Digenggamnya Kemaluan Dheni, Lebih kurang dua genggaman tangannya. Lalu dikocok-kocok perlahan. Cairan bening terlihat keluar dari rongga kepala Kemaluan Dheni. Ujung lidah Ivana menjilati cairan tersebut. Lidahnya menyusuri belahan bulatan kepala Kemaluan Dheni yg memerah mengkilat.
“Ooooooohhhh sayaang…” desah Dheni sambil meremas rambut Ivana. Sambil melirik ke arah Dheni lalu mulut Ivana mengulum gagang Kemaluan Dheni yg besar dan berurat-urat itu. Clop … Clop … Clopp … Terdengar suara kuluman mulut Ivana pada Kemaluan Dheni. “Oooooooohh… Enak sayaaaang… Ooooooooohhhh…” desah Dheni sambil memegang kepala Ivana lalu memompa pelan Kemaluannya di mulut Ivana.
“GanIvanan, sayg…” bisik Ivana sambil melepas kulumannya menatap Dheni. Dheni tersenyum. Dibaringkannya tubuh Ivana. Setelah meletakkan bantal sebagai alas kepala agar Ivana dapat melihat Dheni menjilat dan mengemut Kemaluannya, lalu Dheni juga berbaring dgn mengangkat kedua kaki Ivana yg dikangkangkannya lebar-lebar.
Ivana mendesah panjang saat lidah Dheni dgn lincahnya bermain dan menjilati kelentit Kemaluan Ivana. “Oooooooooohh sayaaaaaaang.., Terusssss…” desah Ivana. Apalagi ketika jari Dheni masuk ke rongga Kemaluannya sambil lidahnya tak henti menjilati kelentit Ivana. Gerakan pinggul Ivana makin keras mengikuti rasa nikmatnya. Tak lama kemudian tangan Ivana dgn keras meremas rambut Dheni dan mendesakkan kepala Dheni ke Kemaluannya. Lalu..
“Oooooooohhh… Enak, sayaaaaaaang.., Sssssssssshh…” jerit kecil Ivana terdengar ketika Ivana mencapai puncak kenikmatan. Dheni segera menghentikan jilatannya lalu naik ke atas tubuh istrinya itu. Walau mulutnya masih basah oleh cairan Kemaluan Ivana, Dheni langsung melumat bibir Ivana. Ivanapun langsung membalas ciuman Dheni dgn hebat.
– Sambil tetap berciuman, tangan Ivana membimbing Kemaluan Dheni masuk ke dalam belahan Kemaluannya. Bless… Bless… Bless… Kemaluan Dheni dgn cepat langsung keluar masuk Kemaluan Ivana. “Kemaluan kamu legit, saying… Enak…” bisik Dheni sambil sedikit membungkuk ke tubuh Ivana. Dgn berjongkok dan kedua kakinya mengangkang mengapit kedua kaki Ivana yg melingkari pahanya, kedua tangannya mengalasi kepala Ivana.
Dgn sedikit mengangkat kepala Ivana agar ia dapat melihat gagang Kemaluan Dheni yg keluar masuk Kemaluannya dgn pelan. Ivana tersenyum sambil menggoygkan pinggulnya. Pantatnya diangkat-angkat mengikuti irama goygan pantat Dheni yg maju mundur. “Memang kenapa?” tanya Ivana. “Aku tak pernah bosan menyetubuhi kamu…” bisik Dheni sambil terus memompa Kemaluannya. Ivana tersenyum. “Kalau perempuan lain rasanya bagaimana?” tanya Ivana lagi. “Aku tak pernah bersetubuh dgn perempuan lain kok” jawab Dheni.
Ivana tersenyum lalu merangkulkan kedua tangannya ke pundak Dheni sambil tetap menggoygkan pinggulnya mengimbangi gerakan Kemaluan Dheni. Kedua kakinya diangkat menjepit pinggang Dheni.
“Aku mau tanya, sayg…” kata Ivana. “Apa?” tanya Dheni. “Tubuh Neng Shendi, tetangga kita itu, bagus tidak?” tanya Ivana lagi. “Ah pertanyaan kamu ada-ada saja…” kata Dheni tak menghiraukan sambil terus memaju mundurkan pantatnya dgn cepat. Nafasnya memburu. “Aku serius, sayg… Jawab jujurlah. Tidak apa-apa kok…” kata Ivana. “Tadi kamu lihat belahan payudaranya tak?” tanya Ivana lagi. Dheni mengangguk. Pantatnya dgn cepat naik-turun dan gagang Kemaluannya dgn cepat juga keluar masuk Kemaluan Ivana. Semakin basah. Gagang Kemaluannya dilumuri lender keputih-putihan banyak sekali. Ivana tersenyum sambil terus menggoygkan pinggul, matanya terus melihat gagang Kemaluan Dheni keluar masuk mengocok Kemaluannya.
Lalu kedua tangannya menngapit dan menekan pantat Dheni agar tertancap lebih dalam di Kemaluannya. “Jujur aja. Iya, tubuhnya bagus. Tadi aku sempat lihat belahan payudaranya”. “Marah?” tanya Dheni kemudian lalu menghentikan gerakannya. Ivana tersenyum lagi. Kedua tangannya terus menekan pantat Dheni agar gagang Kemaluannya masuk lebih dalam sambil ia tetap menggoyg-goyg pinggulnya.
“Jangan berhenti dong, sayg… Goyg terusss… Mmmmmhh…” kata Ivana. “Aku tak marah kok. Justru aku suka mendengarnya… ” kata Ivana lagi. “Kenapa suka?” tanya Dheni heran. “Tadi waktu aku lihat kamu berjoget dgn Neng Shendi, tak tahu kenapa ada perasaan aneh…” kata Ivana.
“Tiba-tiba aku membaygkan kamu bersetubuh dgn Neng Shendi…” lanjut Ivana lagi “Lho kenapa begitu?” tanya Dheni. “Tak tahu…” kata Ivana. “Kamu cemburu?” tanya Dheni. “Tak sama sekali. Justru sebaliknya, aku pengen banget liat kamu bersetubuh dgn Neng Shendi…” kata Ivana.
“Kamu lagi horny kali tadi ya…?” tanya Dheni tanpa menghentikan gerakan Kemaluannya. Sambil tersenyum diliriknya Ivana. Lalu dgn menunduk, dikecupnya bibir Ivana pelan. Ivana kembali tersenyum. Setelah beberapa lama memompa Kemaluannya, Dheni mengejang, gerakannya bertambah cepat. “Aku mau keluar, sayaaaaang… Ooooooohh…” bisik Dheni. “Tahan sebentar, sayg.. Aku juga mau keluar…” bisik Ivana sambil mempercepat gerakan pinggulnya. Diangkat-angkatnya pinggul dan ditekannya pantat Dheni lebih dalam. Tak lama tubuhnya mengejang, tangannya kuat memeluk tubuh Dheni.
“Aaaaaaaaaaahhhhhhh… Aku keluar, sayaaaaaang…” jerit Ivana dgn keras. “Oooooooohh… Nikmat banget sayaaaaaang… Oooooooooohh…” jerit kecil Ivana ketika mencapai orgasme.Selang beberapa detik, Dheni juga semakin mempercepat gerakannya. Sampai akhirnya. Creeett… Creeett… Creeett… Air mani Dheni menyembur dgn kencang di dalam Kemaluan Ivana.
“Aaaaaaaaarrghhhh… Sayaaaaaang…” Dheni mendesakkan Kemaluannya dalam-dalam ke Kemaluan Ivana.. Tubuh kedua mereka lemas saling berpelukan sementara Kemaluan Dheni masih berada di dalam Kemaluan Ivana. “Mau tak kalau aku minta kamu maen dgn Neng Shendi? Aku serius…” kata Ivana sambil memeluk pundak Dheni.
“Kenapa sih kamu mau yg aneh-aneh begitu?” tanya Dheni. “Aku tak tahu, sayg. Yg jelas ada perasaan horny aja waktu membaygkan kamu bermesraan dgn Neng Shendi…” jawab Ivana. “Mau kan, sayg?” tanya Ivana memaksa. “Kalaupun aku mau, bagaimana caranya, sayg…?” kata Dheni sambil mengecup bibir istrinya. “Nanti aku yg atur…” kata Ivana sambil tersenyum.
Dheni juga tersenyum sambil mencabut Kemaluannya dari Kemaluan Ivana, lalu bangkit dan menarik tangan Ivana. Setelah bersih-bersih di kamar mandi, merekapun kemudian tidur.
– Banyak cara yg dilakukan Ivana agar Shendi bisa dekat dan akrab dgnnya dan Dheni. Hal itu membuahkan hasil. Shendi sekarang mulai sering bertandang ke rumah mereka walaupun sekedar ngobrol. Sampai suatu malam Ivana mengundang Shendi datang ke rumahnya. Shendi datang dgn gaun terusan selutut dgn motif bunga-bunga berwarna merah muda. Belahan payudaranya yg putih bersih terlihat jelas di sela lekukan krah yg turun sampai ke dadanya.
Ia terlihat sangat cantik dan elegan. Kakinya yg putih mulus terpampang dgn indah. Rambut tergerai panjang. Sambil tiduran di karpet ruang tengah, Ivana dan Shendi berbincang-bincang tentang arisan lingkungan. Mereka terlihat akrab. Cemilan dan minuman turut dihidangkan Ivana. Dheni ikut duduk di karpet bersandar ke sofa, di samping Ivana.
Sesekali matanya melirik ke arah kaki Shendi yg ditekuk. Shendi yg tiduran dgn gaun terusan itu, membuat gaunnya tertarik ke bawah dan pahanya yg padat, putih dan mulus mengundang mata Dheni untuk menikmatinya.
“Mas Agung sudah pergi kerja kan, Neng?” tanya Ivana sambil bangkit dari tidurannya tiba-tiba. “Sudah dari tadi dong. Dia dapat bagian shift malam hari ini. Seminggu ini sih” ujar Shendi. “Eh ada apa nih undang saya malam-malam gini?” tanya Shendi kemudian. “Tak ada apa-apa kok, Neng…” kata Ivana.
“Aku cuma pengen ngajak Neng nonton film yg baru aku beli” kata Ivana sambil melirik kepada Dheni. Dheni membalas dgn senyuman. “VCD begituan ya?” tanya Shendi bersemangat. Dia langsung bangun dari tidurannya. Ivana tersenyum sambil melirik Dheni.
“Cepatlah putar!” ujar Shendi tidak sabar. Dheni bangkit dari duduknya lalu merangkak menuju ke VCD player. “Shendi suka film yg mana?” tanya Dheni sambil menyodorkan beberapa keping VCD porno. Setelah memilih, Shendi segera menyerahkan film yg ingin dilihatnya. Dheni segera memutarnya. Awalnya mereka bertiga menonton film itu tanpa banyak bicara. Ivana duduk berdampingan dgn Shendi, sementara Dheni duduk di belakang mereka.
“Udah ada yg bangun, ya?” tanya Ivana tiba-tiba sambil tersenyum melirik ke arah selangkangan Dheni. “Hehehehehe… Lumayan” jawab Dheni senyum-senyum. “Lumayan apanya?” tanya Shendi sambil matanya ikut melirik ke arah selangkangan Dheni yg mulai menggembung. Dheni tersenyum lalu menutupi kakinya dgn bantal.
“Neng Shendi seberapa sering begituan dgn Mas Agung?” tanya Ivana kemudian kepada Shendi. “Ah, jarang sekali… Mungkin karena dia capek…” kata Shendi sambil matanya terus melihat adegan pemain yg sedang bersetubuh di video.
Kembali mereka terdiam selama beberapa saat sambil melihat video. “Sini dong…” kata Ivana tiba-tiba melambai ke arah Dheni sambil matanya berkedip memberi isyarat. Dheni beringsut mendekati Ivana. Diambilnya posisi di tengah-tengah Ivana dan Shendi. “Ada apa sih…?” tanya Dheni. “Duduk dekat sini aja…” kata Ivana dgn suara manja. .
Setelah dekat, dgn sengaja tangan Ivana segera masuk ke dalam celana pendek Dheni. Lalu digenggam dan ditariknya keluar Kemaluan Dheni yg sudah tegang itu dari balik celana. Diremasnya pelan. Dheni kontan kaget. Tapi refleks, tubuhnya menunduk ke belakang dan kedua kakinya perlahan merenggang. Diambilnya satu bantal sebagai alas kepalanya Lalu tiduran.
Ivana menarik turun celana pendek Dheni sampai ke pahanya. Lalu sambil duduk nonton, tangannya terus mengocok dan meremas gagang Kemaluan Dheni. Jari jempolnya menggesek-gesek kepala Kemaluan Dheni yg telah membulat besar berwarna kemerahan. Mengkilat karena cairan yg keluar dari rongga di kepala Kemaluannya itu.
Shendi yg melihat hal itu, perasaannya menjadi tak karuan. Antara rasa malu, rasa ingin melihat dan rasa ingin memegang bercampur baur jadi satu. Gagang Kemaluan Dheni yg panjang, besar dan berurat-urat itu sungguh membuatnya terangsang dgn cepat. Matanya berganIvanan melirik ke arah layar TV dan ke arah gagang Kemaluan Dheni yg keras sedang dikocok oleh Ivana.
“Udah pengen ya?” tanya Ivana kepada Dheni dgn suara yg atak dikeraskan. Lalu ia menunduk dan mencium bibir Dheni. Lalu mulutnya mendekat ke gagang Kemaluan Dheni yg tetak teracung. Dijilatinya kepala Kemaluan itu. Dihisap kuat-kuat dan kembali dijilatinya. “Oooooohhhhhhhhh…” Dheni mendesah pelan sambil matanya melirik ke arah Shendi.
Shendi yg semakin tidak menentu perasaannya, kebetulan melirik ke arah Dheni. Pandangan mereka beradu selama beberapa detik. Mata Shendi tiba-tiba meredup dan bibirnya terbuka. Tiba-tiba seperti tersadar lalu membuang pandangannya ke arah video. Hatinya berdebar keras ketika berpandangan dgn Dheni.
Ivana melirik ke arah Dheni dan Shendi berganIvanan sambil tersenyum. Lalu dgn tanpa ragu-ragu, Ivana menarik celana Dheni lebih ke bawah. Lalu kembali dikocoknya pelan. Dheni mendesah pelan sambil matanya melirik ke arah Shendi yg jelas kelihatan gelisah. Shendi berulang-ulang mengganti posisi duduknya. Dari kaki yg diluruskan menjadi disilangkan. Kemudian ditekuk.
“Neng suka tak sama barang lelaki yg gede panjang?” tanya Ivana sambil tersenyum menatap ke arah Shendi. “Hmmmmm… Iya… Iya… Suka dong…” kata Shendi menatap Ivana. Matanya melirik ke tangan Ivana yg sedang mengocok dan meremas gagang Kemaluan Dheni. Gagang Kemaluan yg panjang, besar dan berurat-urat. Sekitar dua genggaman tangan Ivana, pikirnya.
“Kalau yg kayak gini suka tak, Neng?” tanya Ivana sambil matanya mengisyaratkan agar Shendi memegang Kemaluan Dheni. “Ah, kamu ada-ada aja… Ya aku suka banget…” kata Shendi senyum-senyum sambil kembali mengubah posisi duduknya. “Sini dong, Neng…” ajak Ivana. . Shendi beringsut duduk semakin dekat ke arah Dheni. Kepala Kemaluan Dheni terlihat begitu mengkilat dan kemerahan. Shendi sungguh semakin terangsang sekarang. Meliat Shendi yg sedang terdiam memperhatikan tangannya sedang mengocok dan meremas gagang Kemaluan Dheni, Ivana tersenyum. Tangannya meraih tangan Shendi, lalu ditariknya ke arah Kemaluan Dheni. Shendi diam menuruti kemauan Ivana.
“Coba pegang, Neng…” kata Ivana. Tangannya membimbing jari-jari Shendi menggenggam Kemaluan Dheni. Kemaluan Dheni terasa hangat dan berdenyut di tangan Shendi. Nafas Shendi memburu. Ada desiran yg menuntun tangannya perlahan meremas Kemaluan Dheni. Jari jempolnya spontan mengelus kepala Kemaluan Dheni. Digosok-gosoknya cairan kental yg keluar membasahi kepala Kemaluan Dheni yg besar membulat kemerahan itu. Sementara Ivana melepaskan celana pendek Dheni keluar dari kedua kakinya. Dheni tersenyum sambil melirik ke arah Ivana. Ivana juga tersenyum lalu duduk mundur menjauh.
Tanpa diduga tangan Dheni meraih dagu Shendi. Lalu dgn segera mengecup bibirnya dan melumatnya dgn hangat. Satu tangannya yg lain merengkuh pinggang Shendi dan menariknya tiduran di sampingnya. Shendi yg sudah terangsang gairahnya langsung berbaring dan membalas ciuman Dheni dgn hangat pula sambil tangannya mulai berani mengocok Kemaluan Dheni. Tangan Dheni segera menyusup ke balik bawahan gaun terusan Shendi.
Disingkapkannya rok Shendi sampai ke pinggul. Ditelusurinya paha Shendi. Elusan tangannya segera menyelusup ke pangkal paha. Lalu jarinya diselipkan ke balik celana dalam Shendi. Reflex Shendi merenggangkan kedua pahanya dan mengangkat pantatnya. Memberi keleluasaan untuk tangan Dheni masuk ke selangkangannya. Belahan di sela pahanya terasa hangat.
“Ssssssshhhhh… Oooooohhh…” desah Shendi pelan sambil menggelinjang ketika jari tangan Dheni menyusuri belahan Kemaluannya yg sudah sangat basah. “Ooooooooooohhh…” desah Shendi tambah keras ketika jari Dheni masuk rongga Kemaluannya. Dheni menggesek-gesekkan jarinya ke dinding bagian atas di dalam Kemaluan Shendi. Pinggulnya digoyg-goygkan karena nikmat. Lidah Dheni masuk lebih dalam ke rongga mulut Shendi dan membelit menggesek-gesekkan ke dinding mulutnya. Dihisap dan dilumatnya bibir Shendi.
– Sementara Ivana sengaja menjauhkan diri dari mereka. Ivana mendapat suatu rangsangan yg amat sangat ketika melihat suaminya bercinta dgn perempuan yg ia sukai. Ivana tidak melakukan apapun hanya diam sambil melihat mereka bermesraan. Hanya nafas Ivana yg terdengar memburu. Ketika tangan Dheni mulai mencoba melepas pakaiannya, Shendi tersentak sesaat. Dgn segera matanya menatap Ivana.
Tapi ketika dilihatnya Ivana tersenyum sambil matanya mengisyaratkan agar Shendi melanjutkan bercinta lagi. Shendi sesaat terdiam. Tapi ketika tangan Dheni merangkul pinggulnya dan satu tangannya yg lain meremas payudara Shendi, Shendi terpejam dan meremas tangan Dheni yg sedang meremas payudaranya. “Oooooo000hhhhhh… my god” desah Shendi seiring dgn jilatan dan pagutan Dheni di lehernya sambil tak lepas tangannya meremas payudara Shendi.
Sambil berbaring D
Sex 18xx Porno Sestra
Sex Sport Zalda
Diana Yagofarova Baxrom Yoqubov Sex Video
Extreme Scat Sex
Female Sex Habits
NovelBasah : Kumpulan Cerita Dewasa, Cerita Sex, Cerita Seks
Cerita Dewasa Bergambar – Cerita Dewasa
Cerita Dewasa ( Birahi Memuncak Melihatnya Bercinta ...
Cerita Dewasa – Cerita Sex, Kisah Seks Dewasa Bergambar 2020
cerita dewasa : Putri Majikanku Eksibisionis
Situs Dewasa | Cerita Dewasa & Foto Model Hot
Cerita Dewasa | Situs Dewasa
Cerita Sex Dewasa Ibu Alim Yg Ternoda


Report Page