7.

7.

twitter.com/moredenistic

Dari sebelum gue buka pintu mobil, gue berharap yang bakalan menyambut gue bukan si bapak kos yang super mata duitan dan sok asik itu dan untungnya .... bukan! Gue lega buka main begitu turun, nyalain bel, dan dibukain gerbang sama cowok rambut item berantakan, kacamataan, dan pakai kaos kelekan. Jelas gue bertanya-tanya, siapa orang ini? Kok, ganteng? Padahal dia kek abis gak tidur lima abad? Akal sehat manusia aja sampai gak bisa mikirin jawabannya, cuy!

"Ngeliatinnya sampai melongo gitu. Baru pertama kali ya lihat cowok ganteng?" Cowok itu noleh ke gue, menampakkan wajahnya yang dihiasi seringai nyebelin dan alis satu naik. Dari kagum, gue pingin langsung nonjok muka dia yang sekarang gak keliatan ganteng karena kelakuan narsis dia. Emang ya, manusia itu kalau kelihatannya sempurna banget pasti tetep ada minusnya. Buktinya cowok ini! "Ini kamar lo. Gue cuma bantu nunjukkin dimana kamar yang bakalan lo tempatin. Kalo mau angkut-angkut barang, angkut sendiri, gue ada keperluan lain jadi gak bisa bantuin lo angkut barang."

"Gak ada yang minta dibantuin sama lo." Ngeselin, ngeselin, ngeselin. "Mana kunci kamarnya?" Tangan gue udah tersodor di depan muka dia sementara tangan cowok itu langsung merogoh saku celananya. Dari sakunya itu, keluar kunci dan printilan souvenir khas UNDRIM. Kayaknya, penghuni sebelumnya overproud banget sama statusnya sebagai mahasiswa UNDRIM, sampai beli gantungan kunci logo UNDRIM coba. Padahal ini UNDRIM doang. Universitas yang jauhnya cuma tiga jam perjalanan lewat jalan tol dari ibu kota, bukan Harvard!

Kunci itu udah hampir berpindah ke tangan gue, tapi cowok itu langsung narik tangannya. "Eits!"

"Apa lagi sih?!" Cowok ini malah ketawa. Dikiranya gue lagi ngelenong apa?

"Aturan kos nomor satu. Kunci gak boleh ilang. Kalau ilang, ada denda lima ratus ribu."

Sabar... sabar... "Udah?"

Dia ngangguk. Kunci yang ada di tangan dia langsung gue ambil. "Gue ambil kuncinya, lo bisa pergi."

"Kalau mau nanya-nanya atau perlu bantuan, lo bisa ketok kamar gue." Dia nunjukkin pintu kamar yang dipasang poster band Dewa 19.

Gue spontan ngomong "gak perlu" ke cowok itu dan langsung buka kunci kamar. Baru waktu gue mau masuk, gue langsung kepikiran satu pertanyaan penting. Langsung gue balik badan dan untungnya, cowok itu ternyata gak masuk ke kamar dan baru jalan beberapa anak tangga ke bawah. "Oh ya, by the way, Pak Ibra, bapak kos ini juga tinggal di sini gak?"

Dia ngangguk. "Dimana?" tanya gue lagi.

"Kamar depan lo."



Report Page