[6] On-Demand Worker: Peluang Kerja di Tengah COVID-19

[6] On-Demand Worker: Peluang Kerja di Tengah COVID-19

Rima Romadhoni

[HOMEPAGE]

Saat ini kita tengah mempraktekkan-nya secara massal, pekerjaan kantoran dapat dikerjakan dari rumah. Sementara sebagian mengeluhkan kesulitan, justru bagi sebagian yang lain model kerja seperti itu sudah biasa mereka lakukan. Sebut saja Gig Worker atau Om-Demand Jobs Worker. Tren ini terus berkembang seiring dengan masifnya perkembangan teknologi serta karakteristik pekerja yang mulai menunjukkan keinginannya untuk bebas (tidak terikat satu jenis pekerjaan tertentu).

"Majalah Forbes sempat melansir bahwa pada tahun 2030 nanti, generasi millennials tidak akan betah bekerja dengan model 9 to 5 seperti yang tengah kita nikmati saat ini. Tak ayal, sejak sekarang, bermunculan platform mobile yang menawarkan jasa on-demand workers." (sumber: marketeers.com)

Sumber: CNBC Indonesia x Deloitte Millenial Survey

Disebutkan dalam Deloitte Millenial Survey pada tahun 2018, proporsi millenial yang memilih untuk menjadikan Gig Economy sebagai pekerjaan sampingan lebih besar daripada full time. Namun demikian jumlah millenial yang mempertimbangkan untuk berkecimpung di Gig Worker ini cukup besar jumlahnya.

Beberapa alasan yang membuat Para Gig Worker lebih nyaman dengan model kerja ini yaitu karna alasan penghasilan, fleksibilitas, keinginan work life balance, Self-Employed (Bos diri sendiri), dan format kerjanya yang baru dengan masing-masing prosentasi nya sebagai berikut.

sumber: CNBC Indonesia x Deloitte Millenial Survey

Bukan saja memberi manfaat bagi pekerja, namun perusahaan pun menjadi lebih efisien administrasi dalam memperoleh SDM terampil. Disebutkan dalam website marketeers.com, Samsung berhasil menghemat biaya perekrutan 64% dan mengurangi waktu administratif yang dihabiskan sebanyak 64% dengan merekrut tenaga kerja Gig Worker.

Melihat potensi kebermanfaatan yang diperoleh kedua pihak tersebut, kini semakin banyak jumlah platform yang berupaya menghubungkan (menengahi) kedua pihak tersebut. Sebut saja Upwork, Freelancer, Fiver, dan masih banyak lagi. Termasuk di Indonesia, usaha rintisan karya anak bangsa seperti panggilin.com, sribulancer dll. Bahkan pihak - pihak yang berperan sebagai penengah kini jeli melihat perkembangan IT based company sehingga membuka jasa microjobs lainnya seperti transcriber, content moderation, data entry dan jenis lainnya yang kesemuanya tersebut terkait erat dengan business process outsourcing perusahaan IT rekanan. Sebut saja supahands, woflow, Amazon mechanical truck, dll. Para online platform worker ini bahkan berpeluang untuk memperoleh bayaran dalam dollar mengingat saat ini kebanyakan platform yang ada masih di dominasi perusahaan luar negeri.

Siapa Saja Gig Economy Worker itu?

Selebgram, influencer, Konsultan Agensi, editor video, programmer, web design, content writer, driver, data management, content moderation, dll (lebih lengkapnya bisa cek di platform).

Adakah Peluang Gig Worker di Masa Pandemic Ini?

Melihat situasi, permintaan akan jasa berikut ini relatif dibutuhkan, seperti delivery, online surveys, market research [1] personal shopper (jastip), online tutoring & coaching (sekolah online tapi orang tua sibuk? tawarkan jasa tutor online untuk mendampingi anak belajar), e-commerce (open jasa membuat kan online shop untuk umkm : setting akun, foto produk). [2] digital staffing and networking platforms ( tim kerja dalam rangka layanan penanganan COVID-19) [3], dan lain-lain.

Dari banyak nya peluang tersebut, sebagai pencari kerja harus pintar-pintar mencari platform layanan pencarian pekerjaan yang mana yang menyediakan tawaran tersebut. Beberapa jasa-jasa diatas sudah ditawarkan diluar negeri tapi belum didalam negeri. Nah kalau begitu kondisinya, kawan kawan bisa loh jemput bola. 😊

Bonus lowongan untuk data transcriber. KLIK DISINI.

Sebelumnya | Selanjutnya

Report Page