53.

53.

yara

Hanya ada suara sendok garpu yang saling bergesek dengan piring saat ini. Baik Lula maupun Jeyan tak ada yang membuka suara. Benar-benar fokus pada sarapan mereka. Padahal kalau sudah bersama Jeyan, Lula mulai banyak omong. Cerita ini itu sampai terkadang Jeyan dibuat pusing.

Jeyan sendiri juga heran sebetulnya, tapi memilih memberikan ruang sendiri untuk Lula. Ia berpikir karena efek sakit kemarin, teman sharing rumahnya itu jadi pendiam.

"Mas, Lula tunggu di depan aja, ya." Ia beranjak dari tempat duduknya. Menyisakan beberapa sendok nasi goreng yang padahal tampak menggoda untuk dimakan.

"Nasinya belum habis," cegah Jeyan berharap Lula akan kembali duduk dan menghabiskan nasi goreng dengan bumbu instan buatannya itu.

"Udah kenyang, maafin Lula."

"Oh, yaudah. Minum obat jangan lupa. Gua nyusul ke depan nanti."

Sampai Jeyan menyelesaikan makanannya dan menghampiri Lula di depan pun gadis itu masih diam saja sambil memandangi layar handphone. Walaupun sudah bertanya pada Bu Sri, tak bisa dimungkiri tetap ada rasa khawatir yang terselip.

"Kenapa? Biasanya aja banyak tingkah," tanya Jeyan penasaran sambil menyiapkan motornya ke halaman rumah.

"Mamah sama Ayah kok nggak kasih kabar, ya, Mas," curhat Lula sambil membenahi tali sepatunya dengan malas.

Jeyan berjalan menghampiri Lula, menyejajarkan tubuhnya dengan Lula yang sedang duduk di kursi. Ia menarik dagunya pelan karena sedari tadi hanya menunduk sambil memandangi layar handphone.

"Lul, yang nitipin lu di sini siapa?"

"Mamah."

"Nah, mamah lu sekarang ke mana?"

"Jenguk Ayah ke Solo."

"Berarti, dengan dititipkannya lu di sini, mamah lu udah percaya sama gua. Nggak usah khawatir, ya. Mereka butuh waktu, mungkin. Ada gua di sini, kalau butuh apa-apa tinggal bilang. Ayo berangkat sekolah!" ajak Jeyan, ia berdiri dan mengulurkan tangannya untuk Lula.

Gadis itu menahan senyum, lantas menerima uluran tangan Jeyan untuk bergegas pergi ke sekolah.

Lima menit perjalanan, Lula jadi panas dingin sendiri, takut-takut untuk bicara pada Jeyan yang sedang fokus mengemudi.

"Mas, Lula lupa pake helm."

"APA? NGGAK KEDENGERAN!"

"LULA LUPA PAKE HELM!"

"YA TUHAN, NYUSAHIN BENER LU, YA!!"

"KOK LULA DIMARAHIN?!"


Report Page