—4

—4

ily-a

Sekarang Savira dan Chiko sudah berada di rumah Asya—sahabat Chiko sejak mereka bertemu di taman bermain.


"SASYAAA!" Teriak Chiko memanggil Asya dengan panggilan khusus darinya.


Asya yang sedang bermain dengan bonekanya pun lantas menoleh dan mendapatkan Chiko yang tengah berlari menujunya.


"CHII!"


"EH BUSET BERISIK AMAT INI BOCIL-BOCIL."


Kedua bocah tersebut pun berpelukan dengan erat untuk saling menyalurkan rasa rindu satu sama lain, hingga salah satu dari mereka pun melepaskan pelukannya.


"Chi, lihat, deh. Aku habis dibelikan boneka baru sama kak Zalen."


"Uwah! Lucu banget bonekanya,"


"Iya, 'kan? Lucuu." Ucap Asya dan Chiko hanya mengangguk sebagai balasannya.


"Asya, rumah kamu kok sepi banget? Pada kemana?" Tanya Savira.


"Mama sama Papa lagi ke luar kota, kalau kak Zalen ada di kamarnya," ucap Asya pelan, "Kak Savira kalau mau main sama kak Zalen ke kamarnya aja." Lanjut Asya dengan wajah polosnya.


Savira yang mendengar jawaban dari Asya pun terdiam. Ia bingung harus menjawab apa.


"Oh, ada Savira sama Chiko ternyata," ucap Zalen sembari berjalan menuruni anak tangga.


*deg*


"Anjir, kenapa dia tiba-tiba muncul, sih?!" Batin Savira dengan wajah kesalnya.


"Itu kak Zalen! Kalau gitu kita berdua mau main dulu di kolam ikan, ya, kak Zalen, kak Savira!" ucap Asya sembari menarik tangan Chiko untuk digenggamnya, lalu keduanya pun menuju kolam ikan yang berada di halaman belakang rumah Asya.


Zalen pun hanya mengangguk kecil, lalu langkahnya ia bawa menuju ke arah Savira.


"Tumben lo kesini, pasti kangen, ya, sama gue?" ucap Zalen seraya menyeringai kecil.


"DIH PEDE BANGET LO ANJIR. GUE KE SINI CUMA MAU NGANTERIN CHIKO DOANG, KOK!"


"Santai dong, mbak. Nggak usah ngegas juga kali." ucap Zalen sembari tertawa.


Inilah alasan mengapa Savira sangat malas untuk bertemu dengan Zalen, karena ia sangat pandai untuk membuat Savira kesal.


"Udahlah gue mau balik aja,"


"Yah langsung balik, bilang aja lo salting, 'kan?"


"BACOT LO ANJING, DIEM ATAU GUE TIMPUK KEPALA LO PAKE SENDAL?!"


"EH, ANJIR. SANTUY NAPE, SIH, SUSAH AMAT KAYAKNYA."


"YA LO ABISNYA BIKIN KESEL ORANG MULU TAU NGGAK?! EMOSI GUE LAMA-LAMA."


"Iya-iya. udah, nih, gue diem," ucap Zalen lalu ia mengunci bibirnya rapat-rapat.


"Nah, bagus. Diem aja lo sampai gue suruh ngomong." Zalen yang mendengar itu pun mendengus.


Report Page