37.

37.

sambatsambitlah

“Si Sunghoon ada apa deh dipanggil Bu Irene?” Tanya Jay lalu memakan roti isi yang ia beli di toko makanan disekolahnya.

Sunoo menarik bangku di hadapan Jungwon lalu duduk disana. “Engga tau, katanya di chat Kevin.”

Jay dan Jungwon mengangguk. Jungwon tiba-tiba menegang tangan Sunoo dan wajahnya terkejut.

“Noo!”

”Won, apaa sih gue kaget.”

Jungwon tersenyum lalu memamerkan deretan gigi putihnya. “Hehe maaf. Tapi kemaren lo jalan ya sama Haruto?”

“Engga jalan, ga sengaja ketemu doang.” Ucap Sunoo lalu meminum minuman milik Jungwon.

“Tapi abis itu jalan berdua kan?”

Sore kemarin Sunoo memang pergi ke toko buku yang ada di mall bersama Jake. Awalnya ia pergi bersama kakaknya. Namun saat ia pergi ke toilet ia tidak sengaja bertemu dengan Haruto. Lalu Haruto meminta izin pada Jake untuk mengajak Sunoo pergi bersamanya. Hanya makan di restoran jepang pilihan Haruto, lalu kembali menemui Jake. Hanya itu.

“Sunghoon tau?”

Sunoo bangkit dari duduknya untuk berjalan membeli makanan yang ada disana.

“Engg—“

Namun baru saja ia bangkit, matanya memicing melihat laki-laki tampan berjalan sambil tertawa memasuki Kios makanan ini.

Itu, Kevin.

“Kevin!” Jay dan Jungwon menoleh setelah Sunoo memanggil nama laki-laki itu. Kevin yang merasa namanya dipanggil berhenti di depan meja Sunoo.

“Hey, kenapa Sun?” tanya Kevin. Sunoo menatap Kevin dengan tatapan selidik, Kevin terlihat bingung karena bukan hanya Sunoo melainka Jay dan Jungwon juga.

“Lo boongin Sunghoon ya?” Tanya Sunoo menuduh Kevin. Kevin terlihat bingung. Apa maksudnya? ia bahkan tidak tau apa-apa.

“Maksudnya? Gue aja belum ketemu Sunghoon hari ini.” Jawab Kevin bingung. Sunoo menaikan satu alisnya.

“Lo chat Sunghoon bilang dia dipanggil Bu Irene kan?”

“Hah? Engga Sun, gue engga chat Sunghoon apa-apaa serius. Kalo engga percaya gue cari dulu room chat gue sama dia. Terakhir ngomongin basket doang, itu juga dua hari yang lalu.” Ucap Kevin lalu mengeluarkan ponselnya dan menggulirkan layarnya mencari chatnya bersama Sunghoon.

Sunoo terlihat diam sejenak. Ia sedang berpikir, apa yang membuat Sunghoon berbohong padanya juga Jay dan Jungwon.

“Gue serius Sun, bentar mana ya chatnya.”

Sunoo membulatkan matanya. Ah benar! Sunoo baru paham mengapa hari ini Sunghoon sedikit lebih cuek dengannya. Walaupun begitu, ini semua hanya spekulasinya,

“Iya-iya Kevin, gue percaya kok. Gue cabut duluan.” Ucap Sunoo lalu berlari meninggalkan mereka. Jay dan Jungwon bertatapan bingung, sepertinya mereka harus menunggu kedua sahabatnya itu menceritakan apa yang terjadi.

Entah keyakinan darimana, tapi Sunoo yakin Sunghoon pasti bertemu Haruto.

***

“Kenapa?” Tanya Sunghoon setelah ia menemui Haruto. Mereka berada di rooftop sekolahnya.

Haruto berbalik ketika mendengar suara Sunghoon. Haruto tersenyum remeh menatap Sunghoon yang berjalan mendekatinya.

“Well, we meet again in this world Park Sunghoon?”

Sunghoon berhenti. Ia menatap Haruto yang sedang tertawa sekarang.

“Kenapa milih buat kembali disaat hidup lo udah sangat baik, Park?”

“Maksud lo?”

Haruto berjalan mendekati Sunghoon. Sekarang mereka benar-benar berhadapan, sama sama melempar tatapan yang sangat tidak ramah.

“Park Sunghoon, pemilik perusahaan SN Corp. Am i wrong?”

Sunghoon terkejut mendengar itu. Sunghoon menarik seragam Haruto, Sunghoon menatap tajam kearah Haruto.

“Kenapa? Lo kaget?” Tanya Haruto yang tidak gentar dengan tatapan dan perilaku Sunghoon sekarang.

Sunghoon melepaskan cengkramannya dengan kasar sehingga membuat Haruto sedikit mundur kebelakang.

“Lo bener-bener kesayangan dewa-dewi ya. Bisa-bisanya dikasih kesempatan buat perbaikin masa lalu, wow.”

Sunghoon mulai tersulut karena Haruto berkata dengan tidak jelas sejak tadi. Sunghoon sebenarnya butuh informasi ini, ia bahkan tidak tau mengapa ia bisa kembali ke hidupnya di beberapa hari sebelum hancurnya hidupnya; meninggalnya Sunoo.

“Lo kalo ngomong yang jelas brengsek.” Ucap Sunghoon penuh tekanan. Haruto tertawa remeh lalu menatap Sunghoon dengan tatapan tajam.

“Lo engga bisa ngerubah apapun, Sunghoon. Semakin lo coba, lo akan kehilangan semuanya.”

“Termasuk Jay dan Jungwon.”

Sunghoon diam. Ia tidak paham. Sunghoon butuh penjelasan untuk semua ini. Namun Haruto hanya mengatakan hal-hal secara acak.

“Lucky me, karena gue juga punya kesempatan sama kaya lo.” Haruto berhenti melangkah ketika posisinya sekarang sejajar dengan Sunghoon. Sunghoon masih diam, ia bahkan tidak ingin melirik Haruto yang berada disampingnya.

“Dan kali ini, gue engga akan biarin Sunoo ngorbanin dirinya buat lo, Sunghoon.”

Setelah mengucapkan itu Haruto kembali melangkah meninggalkan Sunghoon. Sunghoon mengepalkan tangannya, ia tidak paham dengan semua ini. Sunghoon bahkan tidak akan membiarkan Sunoo mengorbankan dirinya untuk Sunghoon lagi apapun bentuknya.

***

“Lo abis dari mana sih?!” Ucap Sunoo dengan nada yang lebih tinggi dari biasanya pada Sunghoon. Mereka bertemu di koridor setelah Sunoo berlari mencari Sunghoon. Sedaritadi dikepala si manis itu terputar skenario Sunghoon bertengkar dengan Haruto. Ia hanya tidak ingin Sunghoon berurusan dengan sekolah dan Haruto.

Sunghoon merangkul Sunoo lalu mengajaknya kembali kekelas tanpa berkata sepatah katapun. Walaupun tidak berkata apapun, Sunoo tau ia pasti bertemu dengan Haruto. Sebelum bertemu dengan Sunghoon, Sunoo berpapasan dengan Haruto sebentar.

“Lo berantem sama Haruto ya?” Tanya Sunoo dengan tatapan selidik. Sunghoon tertawa lalu mengacak rambut Sunoo.

“Engga, Noo.”

“Tapi lo ketemu sama dia kan?” Tanya Sunoo menunjuk wajah Sunghoon. Sunghoon tertawa.

“Ngobrol doang, sebentar.” Sunoo melipat kedua tangannya di dada. Ia juga memajukan bibirnya membuat Sunghoon menahan rasa gemasnya susah payah.

“Jangan berantem, Hoon.”

“Iya engga.”

“Gue engga suka Haruto kok.” Ucap Sunoo secara tiba-tiba. Membuat Sunghoon menghentikan langkahnya. Sunghoon tidak salah liat, ia melihat wajah merah Sunoo tadi sebelum si mungil itu berjalan cepat meninggalkannya.

Sunghoon tersenyum lalu mengejar Sunoo. Ia kembali merangkul Sunoo yang wajahnya masih memerah itu, Sunoo bahkan membuang mukanya kesamping agar Sunghoon tidak melihatnya.

“Terus sukanya sama siapa? Gue?” Tanya Sunghoon menggoda Sunoo. Sunoo tidak bisa kabur sekarang, bahunya dipegang erat-erat oleh Sunghoon.

Sunoo mengigit bibir bawahnya, lalu mengangguk cepat. Sunghoon baru satu kali merasa jantungnnya seakan ingin meledak selama 17 tahun? atau mungkin 31 tahun? Iya, Sunghoon baru pertama kalo merasakan jantungnya berdegup sangat cepat hanya karena anggukan kilat itu.

“Sana ah, lo bau.” Ucap Sunoo lalu mendorong Sunghoon dan berlari menuju kelas. Sunoo malu sekarang, ia bahkan mengutuk dirinya yang mengangguk karena pertanyaan Sunghoon.

Berbeda dengan pemuda Park ini, ia tersenyum lebar hingga deretan gigi putihnya terlihat. Ia memegang dadanya, memastikan bahwa ia tidak bermimpi dan jantungnya benar-benar berdetak untuk Sunoo. Sunghoon melompat kecil satu kali sebelum akhirnya ia berlari mengejar Sunoo lagi.

Akhirnya, satu permasalahan di masa lalu terselesaikan?



Report Page