..3

..3

S/IA Baheera

Ring — ring

Ryuki gemetar, tidak bisa memikirkan apa apa selain menyesali apa yang sudah dia perbuat. "Halo, Ryuki? Mau jelasin kenapa?" "Maaf, gue brengsek. Gue jahat, gue ga layak dapetin orang yang kaya Shabine." nafas Ryuki terdengar jelas tidak beraturan, membuat Nousha sedikit panik dan mencoba menenangkan nya melalui telefon.

"Shabine kenapa?" "..maaf, Nousha."

"WOI, GUE TANYA SHABINE KENAPA ANJING! GUE GA BUTUH MAAF LO." Gabri tiba tiba tersambung ke dalam panggilan. Bentakan Gabri membuat Ryuki terisak tangis. "Gue, bri. Gue. Gue yang dorong Shabine. Iya, gue brengsek, gue jahat. Gue juga gatau kenapa gue ngelakuin itu, Bri. Gue juga tau kalian ga bakal bisa maafin gue dengan masalah ini, gue bodoh udah sia - siain Shabine yang tulus sama gue. Gue layak lo semua benci."

"Ryuki, lo anjing. LO KAYAK ANJING. Bahkan lebih buruk dari anjing. Gue benci sebenci bencinya sama lo. DASAR BRENSGEK!" Gabri menyahut. Nousha, yang sedari tadi diam mulai membuka suara. "Bagus deh, lo udah sadar. Terus sekarang lo mau ngapain? Nunggu ditangkep polisi?"

"Salah, jelas salah. Kalo semua orang benci gue, kita juga ngebenci orang yang sama. Gue emang ga layak temenan sama Shabine. Makanya.." "Makanya apa?"

Bunyi suara pelatuk terdengar, Ryuki sudah menyiapkan pistolnya dan meletakkan nya tepat di kepala nya. "Ki? What're you doing?" "Makanya, what I'm looking for the whole time is death, Nousha." "RYUKI!"


Suara tembakan pistol terdengar sangat keras, "Ryuki? Ki? KI JANGAN BUAT GUE PANIK." ucap Nousha. Sudah jelas, tidak akan ada respon dari Ryuki. Panggilan tersebut mati dengan sendirinya, membuat Gabri dan Nousha lebih panik dari sebelumnya. Anjing, anjing.

Report Page