[2] Menjawab Pertanyaan Manusia

[2] Menjawab Pertanyaan Manusia

Rima Romadhoni

[HOMEPAGE]

Pernah dengar-kah kalian platform Quora?

Jika belum, sebut saja sebagai tempat tanya-jawab online dengan topik yang random. Kamu bisa mengajukan pertanyaan dan/atau menjawab pertanyaan orang-orang bahkan pertanyaan sederhana seperti ini.

Sederhana ya?

Cara bermain-nya memakai sistem rating (ikuti), semakin banyak suatu Q/A diikuti semakin ia muncul dipermukaan.

Dan yang akan saya lakukan sekarang adalah menjadi seorang penjawab. Kenapa tidak langsung di Quora? Yaa karna saya tidak ingin 'bermain' disana, inginnya nyari topik buat dibahas jadi konten aja. 🤣

Masih hangat (kurlep) satu jam yang lalu, ada pertanyaan begini.

Here we go

Manusiawi gak sih kalau kita mengejar kebahagiaan? Saya pun demikian inginnya jadi 'bahagia'. Namun bisakah bahagia itu dicapai tanpa syarat? Bahkan mau makan harus menyiapkan makan dulu.

Kebahagiaan mana yang bisa dicapai tanpa syarat? Akibat apa yang bisa didapat tanpa sebab?

Mari kuajak mencari maksud berbahagia itu apa?

https://lektur.id/arti-berbahagia/

Dalam hal ini terdapat dua posisi 'berbahagia' yaitu sebagai kata kerja atau sebagai kata sifat.

  1. Berbahagia itu kata kerja seperti saat kita sedang 'belajar, bermain, bersenda-gurau'. Ada effort yang kita kerjakan agar kita mencapai tujuan. Saya bermain boneka barbie -> saya menyisir rambut si boneka, memakaikan dia baju, dan menggerakkannya kesana kemari (dan tertawa :v).
  2. Berbahagia itu kata sifat yang berarti pemaknaan atas sesuatu. Bagi dua manusia, suatu pemandangan bisa dianggap "Wah pemandangannya indah sekali!" sedangkan selainnya menganggap, "Pemandnagannya biasa saja, malah membosankan!". Indah dan membosankan adalah penilaian seseorang terhadap pemandangan yang sama. Mereka menilai berdasar sudut pandang mereka masing-masing.

Begitulah berbahagia menurut sudut pandang bahasa. Namun jika dihayati, tidakkah itu memberi kita pemahaman tentang arti berbahagia?

Pertama, bahagia itu hasil dari usaha. Sehingga penting untuk menyadari bahwa kebahagiaan itu bersyarat.

Kedua, bahagia itu penilaian kita terhadap fakta. Realitas di luar sana adalah fakta dan bersifat netral. Kitalah yang memberi rasa, bisa jadi sentimen positif atau negatif.

Dan jika saya gabungkan menjadi sebuah kesimpulan yaitu..

Peristiwa yang kita alami akan dikenang sebagai peristiwa 'membahagiakan' atau 'menyedihkan' bergantung pada kacamata sudut pandang kita. Dan kita, manusia, mempunyai pilihan untuk memakai kacamata sudut pandang yang mana dalam memaknai peristiwa. Jika boleh saya usulkan, pakailah kacamata sudut pandang SYUKUR. Salah satu jenis sudut pandang yang jika diusahakan, setidaknya, tidak membuat kita bersedih hati berlebihan. Bukankah tidak bersedih itu menenangkan?

Sekian dan mari berusaha bersyukur. 😊

Sebelumnya | Selanjutnya

Report Page