20

20


Teruntuk kamu yang lagi lagi bertambah usia;

Si Bocah yang banyak takutnya.

Sayangku, Sayangku... setahun kebelakang ini bukan main kan sulitnya? dihancurkan berkali-kali hatinya. Disadarkan bahwa beranjak dewasa bukan perihal tanggung jawab, tetapi juga perihal merelakan.

Ini hari yang selalu kamu nanti, tapi rasanya kamu belum mampu bernafas dengan lega kala melihat ke jendela. Aku tahu, angan mu hanya ingin berdiam diri didalam kamar menolak ajakan manusia lain untuk bertemu.

Namun, semua yang datang harus tetap disambut dengan baik kan? boleh aku minta satu hal? Bangkit dari ranjang, lalu cuci muka, kemudian sisir kusutnya rambutmu dan tinggalkan kamarmu. Hari ini tolong, suguhkan senyum manis itu untuk semua orang.

Sebab bocah usia dua puluh tahun harus jadi tangguh. Tidak boleh ada sendu yang kian diseduh. Serahkan semua ‘Pada–Nya’. Percayalah, perangmu perlahan-lahan akan usai dan kamu akan temukan bahagiamu sendiri. Mungkin tidak hari ini, mungkin juga tidak besok. Tapi nanti, nanti akan ada saatnya percayaa sama aku ya?

Selamat hari lahir, bocah. Meskipun kamu abu-abu penuh gundah, aku sayang kamu.


Report Page