3.

3.

ddit

Sudah lebih dari 30 menit Kaina berdiri di depan cermin, memperhatikan penampilannya malam ini, mengira apakah ada yang salah dengan penampilannya, apakah penampilan dan riasan di wajahnya terlalu berlebihan atau tidak.

Ini kali pertamanya setelah hampir 2 tahun memutuskan untuk pindah ke luar kota dan melanjutkan studinya di sana. Kalau bukan Lyra yang memaksa dan berjanji akan menemaninya, mungkin Kaina tidak akan berangkat ke acara reuni dan memilih untuk tidur-tiduran bersama Kiyo, kucingnya.

Pintu kamarnya diketuk, bunda memunculkan kepalanya dari celah pintu. “Kak, itu Lyra udah nunggu di bawah. Kamu masih siap-siap?”

Kaina menoleh, memberikan senyum tipis dan anggukan kepala kepada bundanya memberi tahu bahwa dia sudah siap untuk pergi, “Kakak pergi dulu ya bun, bunda hati-hati di rumah. Nanti kamar kakak, kakak yang beresin pas pulang.”

Kaina keluar dari kamar menyusul bunda yang sudah lebih dulu keluar, dan menghampiri Lyra di ruang tamu rumahnya kemudian pamit untuk pergi karena jarak tempuh dari rumah Kaina ke tempat reuni yang lumayan jauh.


Suasana di mobil sedikit canggung, mungkin karena keduanya lama tidak saling bertukar kabar atau mungkin karena Kaina yang sengaja menjaga jarak dari teman-teman SMA nya. Lyra beberapa kali menoleh ó

“Jadi, gimana Bandung?” Lyra menoleh sebentar kemudian kembali memperhatikan jalanan di depannya.
“Biasa aja, cuman udaranya yang lebih dingin”

"Kai, sorry banget kalo gue kesannya maksa lo ikut reuni kalo nanti lo ngerasa ga nyaman, kita balik duluan aja ya"

"Gak apa-apa, gue biasa aja kok. Lagian, gue kangen jajanan kantin"

"Barangkali aja tiba-tiba ketemu Rega terus CLBK"

Kaina mendengus, "udah nyampe, Ra. Itu parkiran sebelah timur kosong."

Lyra hanya memberikan senyum mengejek, kemudian merapikan sedikit dandannya

Mobil terkunci kemudian mereka berdua berjalan menuju aula sekolah. Lyra bisa merasakan telapak tangan Kaina sedikit dingin dan berkeringat, mungkin ia merasa grogi.

"Jangan grogi Kai, tenang aja ada gue." Kaina hanya tersenyum tipis dan merapikan rambut juga pakaiannya sebelum membuka pintu aula.


"Balik yu, Kai" Lyra menyenggol pelan lengan Kaina, kemudian menariknya pelan menuju arah parkiran mobil.

Roda mobil mulai berputar, suara musik yang terhubung dengan ponsel pun mulai terdengar. Jalanan Jakarta masih ramai karena sekarang jam baru menunjukkan pukul 20.30 WIB, beberapa orang terlihat lelah dan menggunakan baju formal mungkin baru pulang dari kantornya dan muda-mudi yang bercengkrama di pinggiran jalan sambil menenteng plastik makanan.

Lyra menoleh, "Tadi gue liat lo ngobrol sama Rega ya?"

Kaina tahu Lyra pasti akan memberikan pertanyaan ini kepadanya, "Iya, biasa nanya kabar doang."

"Nanya kabar nanti ujungnya CLBK biasanya." Lyra memberikan tatapan mengejek sambil menyolek pelan bahu Kaina.

Kaina mendengus, "Kalo CLBK tuh harus ada perasaan dua-duanya, gue kan cuma temenan. Udah ah, males bahas-bahas dia."

'Iya-iya sorry deh," Lyra terkekeh pelan "Nah, dah sampe, bye-bye Kai."

Report Page