18

18

vv

Aku bener bener bersyukur, kala itu, ketika di pertengahan malam yang membuatku lelah akan keramaian, melihat sesosok laki laki yang memperkenalkan dirinya ke semua orang, laki laki ramah yang terlihat begitu polos, membuatku begitu tertarik untuk memberitahu tentang diriku. Mendatanginya ketika saat itu, "halo di sv ya *****, ** tahun, salam kenal" senang memperkenalkan diri, dia menjawab permintaan ku, "ramah ya, ga kaya yang lain". Yaa jujur saja, mereka tidak memperkenalkan diri dengan sewajarnya ketika berkenalan dengannya, hanya akulah yang berkata sopan saat itu (padahal b aja??) menurutnya. Aku membalasnya dengan candaan "gini gini gua juga ***** ******" menggunakan stiker favorit kala itu, hoho. "lah kok ngegas *****" sautnya,sembari mengirim stiker yang sama. Tapi jujur saja entah saat itu aku kesal bukan disebut bercanda.. Benar benar kesal hingga kita bertengkar, kita lanjut berbincang dan mengobrol melupakan pertengkaran itu. Melanjutkan semuanya, dia yang selalu menemani malamku, dan dia juga yang selalu ada di dunia virtual ku, dia yang biasa membuatku tertawa dan menangis, dia juga yang biasa membuatku nyaman ada di dekatnya. Kita yang selalu bercerita tentang dunia, kita yang selalu bercerita tentang impian, dan kita juga yang mengandai andai suatu pertemuan. Yang kurasakan banyak persamaan, tanpa merasakan perbedaan. Hingga saatnya tiba, saat dimana dia menyatakan semuanya padaku, saat yang membuat diriku merasa tidak nyaman ingin menolak, tapi juga aku tidak ingin menyakiti perasaannya. Pada akhirnya, semua ini terjadi karna keterpaksaan, semua ini terjadi karna aku yang tak pernah berpikir panjang. Perasaan kasihan yang membuatnya lebih rendah dari diriku. Dia memperlakukan ku seperti kekasihnya, aku yang menjalani semua, aku yang menanggung perasaan ini, dan aku juga yang harus menjalani. aku tak pernah membalas perasaannya. Aku, apa aku hanya bermain main dengan dirinya?. Pada saat malam itu, aku berusaha meluapkan perasaan ku, yaa.. kupikir ini tidak perlu di bahas disini. Hingga tiba lagi saatnya, aku yang tidak bisa terus berada di dunia virtual, aku yang tak mampu menjalani semuanya padahal aku sanggup, dan aku yang meninggalkan segalanya, bahkan orang yang hampir aku cintai sekalipun.


***


Satu tahun berlalu, aku mengingatnya kembali, berusaha mencaritahu, berusaha melupakan, berusaha mengobati. Bertanya pada seorang teman dengan sisa sisa penyesalan. "dia nyariin lu". Aku.. yang bahkan tak pernah mengingatnya selama ini, bertutur kata dalam hati, memintanya untuk mengingat kembali. "Makasih ***, karna lu gua bisa dewasa, Karna lu gua bisa hati hati sekarang" "dulu gua bodoh banget ya". Aku yang lebih bodoh dari kamu, aku yang bahkan bisa bertingkah menyakiti orang sebaik dirimu, orang yang setia, dan orang yang bener bener menyayangi lebih dari segala yang kamu punya. Aku dulu benar benar menyesal. Memiliki penyesalan akan semua hal yang terjadi, semua hal yang membuat kita dipisahkan, dan semua hal yang meng-egoiskan diriku. Aku tau aku jahat, aku salah, aku gabisa perlakukan kamu selayaknya kamu benar benar menganggapku ada. Bahkan kamu tidak seharusnya menahan semua penderitaan. Aku juga bukan manusia sebaik itu yang pantas kamu pernjuangkan. Aku belum pernah berterimakasih pada semesta, aku juga belum pernah berterimakasih sama kamu. Terimakasih untuk semuanya. Bahkan ketika 3,10 tahun semua hembusan nafas yang mengenalmu, aku benar benar masih menyayangimu.

Report Page